KOTBAH TRINITATIS
Minggu, 04 Juni 2023
“ALLAH TRITUNGGAL PENCIPTA SEGALA SESUATU”
Kotbah: Kejadian 1:1-2, 26-28 Bacaan: Matius 11:25-27
Hari ini kita memasuki Minggu Trinitatis. Dalam ibadah ini tema yang akan kita renungkan adalah “ALLAH Tritunggal Pencipta Segala Sesusatu”. Dalam Minggu Trinitatis ini kita akan mempelajari bagaimana Allah Tritunggal berkarya dalam dunia ini. Kejadian 1:1-2 menceritakan awal penciptaan di mana Allah menciptakan langit dan bumi. Ayat-ayat ini menyampaikan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, tetapi tidak secara spesifik menyebutkan aspek Tritunggal dari Allah. Sementara itu, dalam Kejadian 1:26-28, ada bagian yang mengacu pada pernyataan Allah yang mengatakan, "Mari Kita membuat manusia..." Beberapa teolog Kristen melihat frasa "Mari Kita" ini sebagai petunjuk awal akan adanya aspek Tritunggal. Mereka berargumen bahwa penggunaan kata "Kita" menunjukkan adanya komunikasi antara pribadi-pribadi dalam Allah yang satu. Bagaimanapun, interpretasi ini cenderung bersifat teologis dan dapat bervariasi di antara individu-individu yang mempelajari Kitab Kejadian.
Perlu dicatat bahwa konsep Tritunggal dalam agama Kristen adalah doktrin teologis yang berkembang setelah penulisan Kitab Kejadian. Tritunggal mengacu pada keyakinan bahwa Allah adalah satu dalam tiga pribadi, yaitu Allah Bapa, Yesus Kristus Anak-Nya, dan Roh Kudus. Doktrin ini diperkenalkan dan dikembangkan dalam Perjanjian Baru melalui pengajaran Yesus dan rasul-rasul yang mengikutinya. Jadi, walaupun ada beberapa petunjuk dalam Kitab Kejadian yang dapat dikaitkan dengan konsep Tritunggal, adalah penting untuk memahami bahwa pengembangan dan penjelasan doktrin Tritunggal terutama ditemukan dalam ajaran-ajaran Perjanjian Baru dalam agama Kristen.
Penting untuk dicatat bahwa Kitab Kejadian tidak secara eksplisit membahas konsep "ALLAH Tritunggal”. Konsep Tritunggal dalam iman Kristen diperkenalkan dan dikembangkan terutama dalam Perjanjian Baru melalui pengajaran Yesus dan rasul-rasul. Meskipun konsep Tritunggal tidak secara langsung dibahas dalam Kitab Kejadian, namun ada beberapa makna dan tujuan yang dapat ditemukan dalam perikope Minggu ini, yakni:
Pertama, mengakui keberadaan Allah sebagai Pencipta. Teks kotbah Minggu ini menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta segala sesuatu, termasuk langit, bumi, dan manusia. Hal ini mengajarkan kita untuk mengakui eksistensi Allah sebagai kekuatan yang mendahului dan menciptakan segala sesuatu di alam semesta.
Kedua, menggarisbawahi kasih dan perhatian Allah terhadap Manusia. Dalam menciptakan manusia, Allah memberikan tugas dan tanggung jawab kepada mereka. Ini menunjukkan kasih dan perhatian Allah terhadap manusia, serta keinginan-Nya untuk memelihara hubungan yang bermakna dengan ciptaan-Nya. Ini mengajarkan pentingnya menghargai dan menjaga hubungan kita dengan Allah.
Ketiga, mencerminkan citra Allah dalam manusia. Ayat-ayat ini mengatakan bahwa manusia diciptakan "menurut gambar-Nya". Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki nilai dan martabat yang tinggi karena mencerminkan citra Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk menghormati dan memuliakan setiap pribadi manusia serta mengenali potensi dan tanggung jawab kita sebagai citra-Nya. Memiliki “gambar” atau “rupa” Allah, dalam pengertian yang paling sederhana, berarti manusia dibuat menyerupai Allah. Adam tidak serupa dengan Allah dalam arti memiliki darah dan daging. Alkitab berkata bahwa “Allah itu Roh” (Yoh. 4:24) dan karena itu memiliki keberadaan tanpa tubuh. Namun, tubuh Adam mencerminkan hidup Allah karena diciptakan dengan kesehatan yang sempurna dan tidak tunduk kepada kematian. Gambar Allah menunjuk pada bagian non-material dari manusia. Hal ini membedakan manusia dari binatang dan memampukan manusia mengemban “kekuasaan,” sebagaimana direncanakan Allah (Kej. 1:28), dan memampukan manusia berkomunikasi dengan Pencipta-Nya. Keserupaan ini termasuk dalam hal mental, moral dan sosial.
Keempat, menekankan pentingnya mengelola ciptaan Allah. Allah memberikan tugas kepada manusia untuk menguasai dan memelihara bumi. Hal ini menekankan pentingnya menjaga dan mengelola ciptaan Allah dengan bijaksana. Ini mengajarkan kita untuk menjadi pengelola yang bertanggung jawab terhadap alam semesta dan untuk menjalankan tanggung jawab kita sebagai makhluk ciptaan-Nya.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Trinitatis ini? Berdasarkan topik Minggu ini, ada beberapa hal yang dapat direnungkan:
Pertama, kekuasaan dan kepenciptaan Allah. Perikop Minggu ini menegaskan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu, termasuk langit, bumi, dan manusia. Hal ini mengajarkan kita bahwa Allah memiliki kuasa yang tak terbatas untuk menciptakan dan mengendalikan segala sesuatu di alam semesta.
Kedua, keterlibatan Allah Tritunggal dalam Penciptaan. Dalam ayat-ayat tersebut, terdapat ungkapan "Mari Kita membuat manusia..." yang menunjukkan adanya interaksi dan dialog dalam tindakan penciptaan manusia. Ini dapat diartikan sebagai indikasi akan adanya kebersamaan dan keterlibatan Allah Tritunggal dalam penciptaan manusia. Hal ini menunjukkan bahwa Allah secara pribadi terlibat dalam penciptaan dan memiliki perhatian yang mendalam terhadap manusia.
Ketiga, penggambaran Allah yang Kasih. Dalam Kitab Kejadian, Allah menciptakan manusia "menurut gambar-Nya" dan memberikan tugas kepada mereka untuk menguasai dan memelihara bumi. Ini menunjukkan bahwa manusia memiliki nilai dan martabat yang tinggi karena diciptakan sebagai citra Allah. Konsep ini mencerminkan sifat Allah Tritunggal yang penuh kasih dan memberikan arti bagi kehidupan manusia.
Keempat, kepentingan hidup dalam relasi dengan Allah. Dalam penciptaan manusia, Allah memberikan tugas untuk menguasai bumi dan berkembang biak. Hal ini menunjukkan bahwa Allah menginginkan hubungan dan interaksi manusia dengan diri-Nya dan dengan sesama manusia. Kehidupan manusia yang bermakna dapat ditemukan dalam relasi yang sehat dengan Allah dan dengan sesama.
Kelima, pentingnya menghormati penciptaan. Ayat-ayat ini juga menekankan tanggung jawab manusia untuk mengelola dan memelihara ciptaan Allah, termasuk alam semesta dan lingkungan. Ini menekankan pentingnya menjaga dan menghormati keindahan serta keseimbangan yang Allah ciptakan. Meskipun ada petunjuk dalam Kitab Kejadian yang dapat dikaitkan dengan konsep Tritunggal, pemahaman yang lebih mendalam tentang Tritunggal biasanya didapatkan melalui pengajaran dan penafsiran kitab-kitab Perjanjian Baru. Karena itu, kita tetap meyakini bahwa dalam seluruh proses penciptaan langit, bumi dan segala isinya tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan Allah Tritunggal. (rsnh)
Selamat merayakan Minggu Trinitatis!