Sabtu, 30 November 2019

KOTBAH MINGGU ADVENT I Minggu, 01 Desember 2019 “PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN”

Minggu, 01 Desember 2019

PERSIAPKANLAH JALAN UNTUK TUHAN
Kotbah: Yesaya 40:1-8  Bacaan: Wahyu 19:11-16



Minggu ini kita memasuki Minggu Advent I. Tema yang akan kita renungkan adalah “Persiapkanlah Jalan untuk TUHAN”. Menyiapkan dan meluruskan jalan penting karena jalan merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Demikian juga dalam masa penantian ini, kita perlu menyiapkan dan meluruskan jalan untuk menyongsong kedatangan Tuhan. Secara manusiawi mempersiapkan jalan untuk TUHAN berarti kita harus membetulkan dan memperbaiki segala jalan yang rusak agar kedatangan TUHAN itu berjalan dengan baik. Membetulkan dan memperbaiki jalan itu secara rohaninya disebut dengan pertobatan. Bertobat bukan hanya soal perasaan (sesal) tanpa perubahan hidup. Bertobat bukan melulu soal kebiasaan (ritual) tanpa kehendak kuat memperbaiki diri. Bertobat - tidak lain - berarti pembaruan hidup sekaligus kerja-kerja-kerja untuk melapangkan jalan bagi hadir dan terwujudnya Kerajaan Allah. Bertobat berarti revolusi mental yang disertai usaha dan jerih payah untuk menghasilkan buah kebenaran, damai sejahtera dan sukacita dalam Roh Kudus (Rm. 14:17).

Bagaimana hal itu konkritnya dalam hidup kita? Pada masa-masa Advent ini kita diajak untuk mempersiapkan kedatangan TUHAN kali kedua. Kedatangan-Nya kali pertama sudah kita terima dengan kelahiran-Nya di Betlehem. Namun kedatangan-Nya kali kedua kita tidak tahu bagaimana cara dan bentuknya. Tugas kita dalam masa penantian pada Advent I ini adalah mempersiapkan jalan untuk TUHAN.

Pertanyaannya adalah bagaimanakah cara kita mempersiapkan jalan untuk TUHAN? Berdasarkan nas kotbah dalam Minggu ini ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam rangka mempersiapkan jalan untuk TUHAN, yakni:

Pertama, luruskanlah jalan (ay. 3). Jalan itu untuk dijalani. Kalau seorang berjalan lurus apalagi di jalan raya, ia akan langsung sampai di tujuan seperti Tabut dalam 1Samuel 6:12. Selama dipimpin Tabut Allah ada dalam Tabut dan ini bayangan dari kesempurnaan. Kalau kita dipimpin Roh, pasti kita akan jalan lurus, jalan benar, cepat sampai di tujuan yaitu kesempurnaan. Sudah besar, jalan raya ini juga lurus, sehingga berates-ratus meter masih tampak sebab lurus. Kalau belok sudah tidak kelihatan. Inilah orang-orang yang hidup suci, lurus hatinya seperti Yusuf, sehingga Tuhan menceritakan banyak hal-hal yang akan datang (Mat. 1:19-20). Jangan ada belokan-belokan yang tampak maupun yang ada dalam hati, harus tulus (Ams. 16:17). Orang seperti ini bisa melihat rencana Allah ke depan dari jauh, orang-orang sudah bisa melihat sampai jauh ke depan. Mengerti rahasia-rahasia peristiwa akhir zaman bahkan tahu kapan Tuhan Yesus datang dengan tepat (waktu pengangkatan). Jangan ada rencana-rencana dosa, daging, jahat, duniawi lainnya. Hiduplah seperti Paulus mati dari dunia ini (Gal. 6:14), maka kita tidak mudah ditipu atau ditarik oleh isi dunia ini (1Yoh. 2:15-16) dan bisa berjalan lurus sampai di tujuan. Seringkali karena ingin populer, maka jalannya ber-belok-belok mampir ke  berbagai macam tujuan yang tidak tulus, yang dosa, sehingga kena kasus-kasus sampai berbelok dan bisa-bisa mati! Setiap dosa bisa membelokkan kita dari tujuan yang betul seperti popularitas, sombong, zina, uang, benci dll.

Kedua, persiapkanlah jalan raya (ay. 3).  Ini namanya jalan suci (Yes. 35:8), yaitu terus hidup dalam kesucian itu berarti tidak ada dosa dan taat dipimpin Roh tetap dalam kesucian (kalau tidak taat berarti keluar dari jalan raya ini). Rencana Allah haya terjadi kalau kita berjalan di jalan Tuhan yaitu di jalan salib dan inilah jalan salib dari Tuhan. Juga orang yang tersisa, bisa kembali masuk dalam rencana Allah kalau mereka mau berjalan di jalan raya yang dibuatkan Tuhan yaitu jalan dalam kesucian ilahi (Yes. 11:16). Bahkan dengan jalan salib ini ada persekutuan tubuh Kristus. Sesudah ada persekutuan yang betul seperti persekutuan ilahi yaitu dalam jalan raya suci ini, akan terjadi persekutuan tubuh Kristus global, dan sesudah itu baru Tuhan Yesus bisa datang. Dalam kesucian yang betul, yang merupakan jalan raya yang besar, tidak berbelok-belok, tidak ada yang berjalan di dalamnya bisa tersesat dan dengan berjalan lurus kita akan cepat sekali sampai tujuan. 

Ketiga, setiap lembah akan ditinggikan dan setiap gunung dan bukit akan direndahkan (ay. 4). Apa artinya? Orang sombong direndahkan, orang yang rendah hatinya akan ditinggikan, dan inilah yang akan ikut dalam penggenapan rencana Allah yang terakhir. Orang rohanipun bisa sombong, apalagi yang sukses dan terbuang, sebab itu taatlah dipimpin Roh supaya bisa terus rendah hati. Janganlah sombong tetapi betul-betul rendah hati yang teruji! Meskipun diangkat, dipuji-puji, diberi kesempatan dan kelimpahan tetap rendah hati, maka orang ini akan ditinggikan. Bagaimana kita bisa kuat dalam kerendahan hati dan tahan uji? Kita harus bertobat dan menyadari bahwa semua yang kita miliki berasa dari Tuhan (1Kor. 4:7), sebab itu kita mau mengembalikan segala puji hormat pada Tuhan yang berhak dengan penuh syukur.

Keempat, membuat datar tanah yang berlekuk-lekuk (ay, 4).  Artinya secara rohani adalah perubahan hidup dan pertobatan. Kalau dosa meningkat, dusta, tipu, bohong dll itu sudah biasa bahkan jadi nafkahnya, maka hidupnya bereleku-lekuk di hadapan Allah. Juga bisa masuk dalam Gereja, orang-orang beriman yang tidak mau hidup suci, juga akan hidup berlekuk-lekuk.
Orang yang suka berlekuk-lekuk, berbelit, lihai putar-putar, semua akan terseret dalam arus dosa yang dahsyat, kecuali bertobat akan diluruskan dengan banyak sengsara.
Orang yang tidak tulus, tidak jujur di hadapan Tuhan dan manusia, tidak akan ikut dalam kebinasaan. Tulus di hadapan Tuhan, juga dengan istri atau suami yang seharusnya menjadi satu. Dalam seluruh segi hidup, harus ada ketulusan, kalau tidak hukuman Allah akan jatuh dengan dahsyat di akhir zaman ini (2Kor. 10:6) seperti Ananias dan Safira yang mati di tempat Kisah 5.

Jika kita telah mampu mempersiapkan jalan untuk kedatangan TUHAN, maka kemuliaan ALLAH nyata (ay. 5). Kalau persiapan itu baik, maka hadirat Tuhan akan makin nyata dalam hidup dan pelayanannya, sebab pengurapannya makin limpah sampai pada ukuran yang tidak terbatas (Yoh. 3:34). 

Sekarang kita sedang menunggu kedatangan Tuhan kali kedua, sebab itu kita harus betul-betul mempersiapkan hidup dalam jalan-Nya yang suci dengan hidup yang lurus terus, tetap rendah hati, tidak bengkak bengkok dan mahir pikul salib sehingga hidup ini menjadi makin halus seperti Kristus, penuh dengan pengurapan Roh Kudus. (rsnh)

Selamat Merayak Advent I!

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...