Kamis, 13 Agustus 2020

Renungan hari ini: “TUHAN MENGULURKAN TANGANNYA SEPANJANG HARI”

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN MENGULURKAN TANGANNYA SEPANJANG HARI”



 

Roma 10:21 (TB) Tetapi tentang Israel ia berkata: "Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan-Ku kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah"

 

Romans 10:21 (NET) But about Israel he says, “All day long I held out my hands to this disobedient and stubborn people!”

 

Kata "mengulurkan tangan" mempunyai arti sebuah undangan. Ini sama artinya dengan apa yang dikatakan di dalam Amsal 1:24, "Oleh karena kamu menolak ketika aku memanggil, dan tidak ada orang yang menghiraukan ketika aku mengulurkan tanganku." Tuhan mengulurkan tangan-Nya untuk membawa bangsa Israel menikmati kasih karunia-Nya, namun bangsa ini telah menolaknya. Bangsa Israel memberontak kepada Allah yang sungguh mengasihi mereka! 

 

Ketika Allah mengulurkan tangan-Nya atas hidup kita apakah kita telah menganggapinya? Ataukah kita justru menampik tawaran-Nya. Sayang, banyak orang yang telah menolaknya. Berkali-kali Allah mengulurkan tangan-Nya untuk mencurahkan kasih karuniaNya namun mereka menolak-Nya. 

 

Mungkin saja kita dulu telah menerima Kristus, tetapi secara perlahan kita telah menggeser-Nya dengan kemajuan teknologi, sehingga Dia tidak lagi berada di dalam hidup kita. Dengan kata lain kita telah mendepak-Nya

 

Dalam nas hari ini kita membaca bahwa sepanjang hari Yesus telah mengulurkan tangan-Nya kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah. Mengapa Yesus mengulurkan tangan-Nya kepada bangsa yang tidak taat dan yang membantah? Karena umat Israel tidak mau menerima-Nya. Akibatnya, Allah memberi Diri ditemukan oleh bangsa-bangsa di luar Israel yang tidak mencari Allah, karena memang mereka pada mulanya tidak mengenal Allah yang benar sama sekali. 

 

Kemudian Paulus mengatakan: Adakah Allah mungkin telah menolak umat-Nya? Sekali-kali tidak! Karena aku sendiri pun orang Israel, dari keturunan Abraham, dari suku Benyamin. Allah tidak menolak umat-Nya yang dipilih-Nya. Ataukah kamu tidak tahu, apa yang dikatakan Kitab Suci tentang Elia, waktu ia mengadukan Israel kepada Allah: “Tuhan, nabi-nabi-Mu telah mereka bunuh, mezbah-mezbah-Mu telah mereka runtuhkan; hanya aku seorang dirilah yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku. Tetapi bagaimanakah firman Allah kepadanya? “Aku masih meninggalkan tujuh ribu orang bagi-Ku, yang tidak pernah sujud menyembah Baal” (Rm. 11:1-4). 

 

Paulus menjelaskan bahwa Allah tidak menolak umat-Nya. Di antara sekian banyak umat Israel yang tidak taat dan memberontak kepada Allah, pada zaman Paulus masih ada orang-orang yang percaya kepada Allah, untuk mengikuti jalan-Nya. Paulus sendiri orang Yahudi, dan orang-orang percaya lainnya juga ada yang berasal dari bangsa Yahudi. Mereka masih percaya kepada Tuhan dan hidup di dalam Injil-Nya. Hal ini seperti pada zaman Elia, ketika hampir semua bangsa Israel menyembah berhala, yaitu menyembah dewa Baal. Tidak ada seorang pun nabi yang benar. Selain nabi-nabi telah dibunuh dan mezbah-mezbah Tuhan diruntuhkan, juga tidak ada lagi nabi yang menganjurkan kebenaran kepada umat Israel. Semua nabi pada zaman itu adalah nabi-nabi palsu yang menyesatkan umat, agar umat menyembah baal. Tetapi Tuhan masih menyisakan seorang hamba Tuhan yang setia, yaitu Elia, seorang nabi yang benar. Tuhan juga masih menyisakan tujuh ribu orang yang tidak menyembah Baal. 

 

Kalau kebenaran ini diparalelkan dengan keadaan sekarang, di mana orang percaya dikepung di tengah-tengah manusia yang materialistis, tetapi orang percaya harus tetap berani berintegritas berdiri di jalan Tuhan. Materialisme adalah penyembahan berhala, seperti orang-orang Irsael pada zaman Elia, menyembah dewa Baal. Pada zaman Elia, banyak nabi-nabi yang benar telah dibunuh. 

 

Demikian pula hari ini, banyak umat Kristen yang dibunuh oleh semangat atau gairah materialisme dan berbagai pengaruh filosofi dunia yang jahat. Tidak banyak umat Kristen yang berani melawan arus, yaitu arus materialisme, yang juga menjadi berhala kehidupan banyak orang. Tetapi Tuhan pasti masih menyisakan umat-Nya yang berintegritas melawan pengaruh dunia yang sangat kuat, yaitu orang-orang yang berani berdiri di jalan Tuhan, walau untuk itu ia harus menderita. 

 

Orang-orang yang berani berintegritas di zaman sekarang ini dapat digambarkan seperti orang “bunuh diri”.Inilah yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sebagai kehilangan nyawa. Paulus mengatakan, bahwa inilah orang-orang yang mati bagi dunia dan hidup bagi kemuliaan Allah. Orang-orang yang kehilangan nyawa tersebut adalah orang-orang yang tidak akan terbunuh oleh dunia ini, sebab ia sudah membunuh dirinya sendiri. Dengan demikian, ia dapat mempersembahkan hidup sepenuhnya secara benar kepada Tuhan. Hanya orang yang kehilangan nyawa karena Yesus, yang bisa merasakan keindahan dan kesukaan di dalam Tuhan secara benar. Tentu saja orang-orang seperti ini rela berbuat segala sesuatu, apa pun dan bagaimanapun untuk Tuhan. Di aspek lain, orang percaya yang kehilangan nyawa karena Yesus, tidak akan merasa takut terhadap apa pun juga, kecuali kepada Tuhan. 

 

Hari ini kembali TUHAN mengulurkan tangan-Nya kepada kita untuk menolong kita. Karena itu, sambutlah uluran tangan TUHAN itu dengan cara punya integritas iman yang tinggi yang tidak mau dikalahkan oleh dunia ini. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...