KOTBAH MINGGU VI SETELAH TRINITATIS
Minggu, 07 Juli 2024
“ALLAH BENTENG BAGI KITA”
Kotbah: Mazmur 48:1-15 Bacaan: 2 Korintus 12:2-10
Minggu ini kita akan memasuki Minggu Keenam Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “ALLAH Benteng bagi Kita”. Tema ini menarik untuk kita ulas sebab dalam menjalani dan mengarungi gelombang kehidupan ini hanya Allah benteng bagi kita. Makna “Allah Benteng Bagi Kita” berdasarkan Mazmur 48:1-15 memiliki beberapa lapisan yang dalam dan kaya akan pengertian teologis serta praktis dalam kehidupan iman. Berikut adalah beberapa makna yang dapat kita ambil dari Mazmur 48:1-15:
Pertama, Allah sebagai Pelindung yang Kuat dan Teguh (ay. 1-3). Dalam ayat-ayat awal, pemazmur memuji Tuhan karena kebesaran dan keagungan-Nya. Kota Allah, yaitu Sion, dilukiskan sebagai tempat yang indah dan penuh sukacita karena kehadiran Allah di tengah-tengahnya. Kota ini menjadi simbol keamanan dan perlindungan. Makna dari Allah sebagai benteng di sini adalah bahwa Allah adalah perlindungan yang kuat dan tidak tergoyahkan bagi umat-Nya.Seperti sebuah benteng yang kokoh melindungi dari serangan musuh, demikian juga Allah melindungi kita dari segala bahaya dan ancaman.
Kedua, perlindungan aktif terhadap musuh (ay. 4-8). Ayat-ayat ini menggambarkan bagaimana musuh-musuh yang berusaha menyerang Sion menjadi ketakutan dan tercerai-berai. Allah tidak hanya menyediakan perlindungan pasif tetapi juga aktif menghancurkan rencana musuh-musuh. Ini menunjukkan bahwa Allah adalah benteng yang tidak hanya bertahan tetapi juga menyerang balik musuh-musuh umat-Nya. Allah memastikan bahwa rencana jahat terhadap umat-Nya gagal, mengingatkan kita bahwa tidak ada yang bisa menghancurkan kita selama kita berada dalam perlindungan Tuhan.
Ketiga, Kasih Setia Tuhan yang Kekal (ay. 9-11). Pemazmur merenungkan kasih setia Tuhan di dalam Bait-Nya. Pengalaman umat dengan Tuhan di Bait-Nya memberikan pengertian mendalam tentang kasih setia-Nya yang tidak pernah berubah. Kasih setia Tuhan ini adalah sumber perlindungan yang abadi dan tidak tergoyahkan. Allah sebagai benteng berarti bahwa kasih setia-Nya menjadi dinding pelindung yang menjaga dan memelihara kita dalam setiap situasi. Ini memberikan ketenangan dan keamanan yang mendalam karena kita tahu bahwa kasih setia Tuhan selalu bersama kita.
Keempat, pengakuan dan pemberitaan Kebesaran Tuhan (ay. 12-14). Pemazmur mengajak umat untuk mengelilingi Sion dan menghitung menaranya, memperhatikan keindahan dan kekuatan kota itu. Ini adalah tindakan pengakuan terhadap kebesaran dan kemuliaan Allah yang melindungi kota-Nya. Makna Allah sebagai benteng juga termasuk dalam pengakuan dan pemberitaan kebesaran Tuhan kepada generasi berikutnya. Mengakui bahwa Tuhan adalah benteng kita berarti kita harus memberitakan perlindungan dan keagungan-Nya kepada orang lain, sehingga iman kepada Tuhan yang melindungi dapat diwariskan dan diperkuat dalam komunitas iman.
Kelima, Keberadaan Tuhan yang Kekal (ay. 15). Ayat terakhir dari Mazmur ini menekankan bahwa Tuhan adalah Allah kita untuk selama-lamanya, dan Dia akan memimpin kita bahkan hingga akhir hayat. Makna dari Allah sebagai benteng tidak hanya terbatas pada perlindungan sementara tetapi juga keberadaan dan kepemimpinan Tuhan yang kekal. Dia tidak akan pernah meninggalkan atau membiarkan kita. Keabadian Tuhan sebagai benteng memberikan kepastian bahwa kita selalu aman dalam tangan-Nya, sekarang dan selama-lamanya.
Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa pemazmur mengimani bahwa ALLAH Benteng bagi kita? Pemazmur dalam Mazmur 48 memberikan berbagai alasan mengapa ia meyakini bahwa Allah adalah benteng bagi kita. Mari kita uraikan berdasarkan ayat-ayat dalam Mazmur 48:1-15.
Pertama, karena Kebesaran dan Keagungan Allah (ay. 1-3). Pemazmur memulai dengan memuji kebesaran Tuhan yang sangat terpuji di kota Allah, di bukit-Nya yang kudus (ay. 1). Bukit Sion, yang merupakan kota Raja Besar, menggambarkan tempat kehadiran Allah. Keindahan kota ini menjadi simbol kemuliaan dan kekuatan Allah (ay. 2). Sebagai benteng yang kuat, Allah berada di tengah-tengah kota-Nya, yang merupakan lambang keamanan dan perlindungan bagi umat-Nya (ay. 3).
Kedua, karena Allah memberikan perlindungan terhadap musuh (ay. 4-8). Ayat 4-8 menggambarkan bagaimana raja-raja musuh berkumpul dan maju bersama-sama menyerang kota Allah, tetapi mereka terkejut dan ketakutan ketika melihat kota itu (ay. 4-5). Musuh-musuh tercerai-berai dan dihancurkan oleh kekuatan Tuhan, sebagaimana kapal-kapal Tarsis dihancurkan oleh angin timur (ay. 7). Ini menunjukkan bahwa Allah aktif melindungi umat-Nya dari ancaman musuh, dan bahwa kehadiran-Nya membuat musuh-musuh gentar.
Ketiga, karena pengalaman pribadi dan Kasih Setia Allah (ay. 9-11). Pemazmur mengajak umat untuk merenungkan kasih setia Allah di dalam Bait-Nya (ay. 9). Pengalaman pribadi umat dengan Tuhan memperkuat keyakinan mereka bahwa Allah adalah benteng perlindungan yang tidak tergoyahkan. Pengalaman ini diiringi dengan rasa sukacita karena keadilan dan kebenaran Allah (ay. 10-11). Kasih setia Allah yang tak pernah berubah menjadi dasar keyakinan bahwa Dia selalu melindungi dan memelihara umat-Nya.
Keempat, karena kemuliaan Kota Allah (ay. 12-15). Pemazmur mengajak umat untuk mengelilingi Sion, menghitung menaranya, dan memperhatikan keindahan kota itu (ay. 12-13). Ini bukan hanya untuk mengagumi keindahan fisik kota, tetapi untuk menyadari bahwa di balik keindahan itu, ada Allah yang melindungi dan memelihara kota-Nya. Pemazmur menekankan pentingnya menceritakan kebesaran Allah kepada generasi berikutnya (ay. 14), mengajarkan bahwa Allah adalah Allah kita untuk selama-lamanya, yang akan memimpin kita bahkan hingga akhir hayat (ay. 15).
RENUNGAN
Apa yang kita renungkan melalui perikop Minggu Keenam setelah Trinitatis ini ini? Merenungkan tema “Allah Benteng Bagi Kita” berdasarkan Mazmur 48:1-15 memberi kita banyak pelajaran dan penguatan iman. Beberapa hal yang perlu kita renungkan adalah:
Pertama, Kebesaran dan Keagungan Allah. Ayat-ayat awal dari Mazmur 48 mengajak kita untuk memuji kebesaran dan keagungan Allah. Renungkanlah betapa besar dan mulianya Tuhan yang kita sembah. Dia adalah Raja yang berkuasa dan patut dipuji di kota-Nya. Kesadaran akan kebesaran Tuhan membantu kita untuk menyadari bahwa kita memiliki Allah yang jauh lebih besar dari masalah dan tantangan yang kita hadapi.
Kedua, perlindungan Tuhan yang tak terbatas. Mazmur ini menggambarkan Tuhan sebagai benteng yang kuat dan tak tergoyahkan, yang melindungi umat-Nya dari serangan musuh. Renungkanlah bahwa Tuhan kita adalah pelindung yang setia. Dalam situasi apapun, kita bisa percaya bahwa Dia selalu hadir untuk melindungi kita dari segala bahaya, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan.
Ketiga, pengalaman pribadi dengan Tuhan. Pemazmur mengajak kita untuk merenungkan kasih setia Tuhan di dalam Bait-Nya. Renungkanlah pengalaman pribadi Anda dengan Tuhan. Bagaimana Tuhan telah menunjukkan kasih setia-Nya dalam hidup Anda? Ingat dan syukurilah setiap kebaikan dan perlindungan yang telah Anda rasakan dari Tuhan. Pengalaman-pengalaman ini memperkuat iman kita dan membuat kita lebih percaya bahwa Tuhan selalu menjadi benteng bagi kita.
Keempat, keadilan dan Kebenaran Allah. Mazmur 48 juga menekankan keadilan dan kebenaran Allah. Renungkanlah bahwa Tuhan tidak hanya melindungi kita, tetapi Dia juga adalah Tuhan yang adil dan benar. Dia memerintah dengan keadilan dan menghakimi dengan kebenaran. Ini memberikan kita pengharapan bahwa segala ketidakadilan di dunia ini akan dihakimi oleh Tuhan yang adil.
Kelima, mengumandangkan Kebesaran Tuhan. Pemazmur mengajak kita untuk menceritakan kebesaran Tuhan kepada generasi berikutnya. Renungkanlah betapa pentingnya membagikan pengalaman iman kita kepada orang lain, terutama kepada generasi muda. Ini bukan hanya tentang menceritakan sejarah, tetapi tentang menyaksikan dan mewariskan iman kepada Tuhan yang hidup dan setia. Karena itu, dengan merenungkan kotbah ini, kita dapat lebih memahami dan menghayati makna bahwa Allah adalah benteng bagi kita. Ini memperkuat iman kita, memberikan kita pengharapan, dan mengajarkan kita untuk hidup dalam keyakinan bahwa Tuhan selalu hadir dan melindungi kita dalam segala situasi. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!