Sabtu, 11 Februari 2023

KOTBAH MINGGU SEXAGESIMA Minggu, 12 Pebruari 2023 “KEBAHAGIAAN ORANG YANG HIDUP MENURUT TAURAT TUHAN” (Mazmur 119:1-8)

 KOTBAH MINGGU SEXAGESIMA 

Minggu, 12 Pebruari 2023

 

“KEBAHAGIAAN ORANG YANG HIDUP MENURUT TAURAT TUHAN”

Kotbah: Mazmur 119:1-8  Bacaan: 1 Korintus 3:1-9


 

Minggu ini kita memasuki Minggu Sexagesima. Minggu Sexagesima adalah enampuluh hari sebelum Paskah/Kebangkitan Yesus Kristus (60 ari dijolo ni ari Hangongot ni Tuhan Jesus Kristus). Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Kebahagiaan Orang yang Hidup Menurut Taurat TUHAN”. Hidup bahagia menjadi dambaan setiap orang. Namun masih banyak orang yang salah memahami tentang kebahagiaan itu, seakan kebahagiaan itu jauh dari dirinya atau bahkan mempersulit diri sendiri dengan menetapkan syarat untuk bahagia.

 

Untuk menikmati dan merasakan kebahagiaan bukanlah untuk di cari tetapi untuk diperbuat (aksi). Ada sikap dan tindakan dalam diri supaya kebahagiaan itu terjadi dalam diri kita. Karena kebahagiaan itu letaknya bukan di luar diri kita, tetapi ada dalam diri kita. Kebahagaan itu adalah pilihan untuk kita terima atau tidak.

 

Sebab ada banyak orang yang menetapkan syarat-syarat bagi dirinya sendiri untuk bahagia. Mendapat apa yang dalam hatinya barulah dia bisa bahagia. Padahal tidaklah demikian, bukan harta, kehormatan atau apapun yang menjadi keinginan kita, itu hanyalah kebahagiaan yang semu dan sementara. Sesaat kita bisa merasakan kebahagiaan namun tidak akan berlangsung lama. Yang kita lakukan itu hanya mempersulit diri kita sendiri untuk hidup bahagia.

 

Gerbang atau pintu untuk memasuki kebahagiaan itu adalah Tuhan, sehingga pemazmur memohon kepada Tuhan “janganlah tinggalkan aku sama sekali” (ay. 8). Selama firman Tuhan ada dalam hidupkita kebahagiaan itu akan tetap ada juga pada kita. Aksi untuk hidup dalam kebahagiaan itu adalah melakukan, memegang dan mencintai Firman Tuhan. Kebahagiaan yang abadi dan sejati ada pada Tuhan.

 

Kebahagiaan itu tidak terletak pada kekayaan, ketenaran, kekuasaan, Kesehatan, kejeniusan, dan kecantikan. Mengapa? Kita bisa lihat contohnya:

Ø  Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentu Adolf Merckle, seorang Milyuner berkebangsaan Jerman dengan kekayaan sekitar US$ 9 Milyar, tentu tidak akan mungkin menabrakkan dirinya dengan sengaja ke Kereta (2009) yang sedang melaju kencang. 

Ø  Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal yang mendapat julukan "King of Pop", tentu tidak akan membuat ia mengkonsumsi obat tidur hingga over dosis dan pada akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 25 Juni 2009. 

Ø  Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, maka tentunya Getulio Dornelles Vargas (Presiden Brasil), seorang negarawan besar yang sangat bertanggung jawab dan yang selalu berpihak kepada rakyatnya, tentu tidak akan mungkin bunuh diri dengan tembakan pistol ke arah jantungnya pada 24 Agustus 1954.

Ø  Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya dr. Therry Costa, seorang dokter berkebangsaan Perancis yang bekerja untuk acara Reality Show Televisi bertajuk "Survivor" versi Perancis, tentunya sang dokter tidak akan sampai bunuh diri dan pada akhirnya dinyatakan meninggal pada 1 April 2013 di Kamboja.

Ø  Jika kejeniusan atau pikiran yang brillian membuat orang bahagia, maka Ernest Hemingway, seorang sastrawan Amerika Serikat, penerima Hadiah Pulitzer 1953 dan pemenang Hadiah Nobel di bidang Sastra 1954, seorang yang diacungi jempol karena kejeniusannya menciptakan gaya penulisan efektif tanpa berbelit-belit, tentu tidak akan bunuh diri dengan mengarahkan senapan ke kepalanya sendiri 2 Juli 1961.

Ø  Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, maka Marilyn Monroe, seorang artis berkebangsaan Amerika Serikat yang menjadi simbol seks paling populer 1950-an dan yang juga sempat berjumpa dan berkenalan dengan Presiden pertama RI (Ir. Soekarno), tak akan bunuh diri. Namun faktanya ialah 5 Agustus 1962 dinyatakan meninggal dunia karena overdosis obat penenang.

 

Sekali lagi, ternyata bahagia itu tidak dapat diukur atau tidak dapat ditentukan oleh seberapa kayanya seseorang, atau seberapa tenarnya ia, atau cantik/ganteng, seberapa kuatnya ia berkuasa, atau seberapa sehatnya ia atau jeniusnya ia, atau sesukses apapun ia. Sebab pada akhirnya tidak ada satu pun hal yang ada dalam dunia ini yang dapat memberikan jaminan bahwa hidup anda akan berbahagia.

 

Ternyata menurut kesaksian pemazmur dalam Mazmur 119:1-8 ini, kebahagiaan itu terletak pada seberapa kuat kita berpegang kepada ketetapan Tuhan. Semakin kuat dan sungguh-sungguh kita berpegang pada ketetapan dan perintah-Nya, maka hidup kita akan memeroleh kebahagiaan. Pemazmur mengatakan ada banyak hal yang membuat manusia berbahagia jika mau patuh dan tunduk kepada ketetapan Tuhan.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang harus kita lakukan agar kita memeroleh kebahagiaan dari TUHAN itu? Menurut teks Mazmur 119:1-8 ini, ada beberapa hal yang harus kita lakukan agar kita memeroleh kebahagiaan itu, yakni:

 

Pertama, kita harus hidup tidak bercela (ay. 1). Kehidupan seseorang yang tidak bercela pasti membawa keteduhan bagi semua orang yang dijumpainya. Sejatinya, semua ini menunjuk keagungan seorang anak Allah yang benar-benar bermental surgawi. Kehidupan orang yang tidak bercela sangat berpotensi menjadi saksi bagi Tuhan. Dari kehidupan yang tidak bercela itu, seorang anak Allah dapat membuktikan bahwa dua ribu tahun yang lalu pernah hadir seorang pria yang mengaku Anak Allah yang menjadi Juruselamat dunia ini. 

 

Hidup yang tidak bercela ialah hidup yang memiliki moralitas dan integritas yang berkualitas. Orang yang demikian akan mempertontonkan gaya hidup jujur, berlaku adil, setia, tulus dan beribadah. Bagi orang yang demikian, Allah berjanji akan mencurahkan berkat dan kebahagiaan hidup yang sesungguhnya; yakni, "engkau akan mendapat kasih dan penghargaan dalam pandangan Allah serta manusia (Amsal 3:4)".

Kedua, kita harus berpegang peringatan Tuhan (ay. 2-3). Firman Tuhan menjamin, barangsiapa berpegang pada peringatan-Nya, maka dia akan mengalami jalan Tuhan yang penuh kasih setia dan kebenaran. Jalan kasih setia adalah jalan yang diberikan oleh TUHAN kepada manusia yang penuh dengan kasih setia. Jalan ini diberikan sebagai wujud kasih setia ALLAH. Wujud perhatian dan pembelaan ALLAH kepada orang-orang yang berpegang pada perjanjian ALLAH dan peringatan-peringatan-Nya. Mengapa kasih setia harus diberikan? Karena tidak banyak orang yang tetap berpegang kepada jalan TUHAN. Jalan TUHAN seakan adalah beban. Jalan TUHAN seakan adalah tidak sesuai dengan kebutuhan. Jalan TUHAN adalah seakan tidak sanggup memberikan solusi atas persoalan-persoalan hidupnya. Sehingga mereka lebih suka memilih jalan sendiri. 

Firman Tuhan adalah pedoman hidup atau tuntunan bagi kehidupan yang berkualitas. Orang yang hidupnya berpadanan dengan Firman Tuhan akan berusaha hidup berdasarkan pikiran-pikiran Tuhan. Ya...Takluk di bawah otoritas Tuhan berdasarkan FirmanNya. Dengan demikian saya dapat mengatakan bahwa Firman Tuhan adalah cara Allah mengarahkan kehidupan anda supaya berada di jalan atau jalur yang benar, sehingga Tuhan Yesus bersabda: "Yang berbahagia adalah setiap orang yang mendengarkan Firman Allah dan yang memeliharanya (Luk. 11:28)".

Ketiga, kita harus mencari Tuhan dengan segenap hati (ay. 2). Mencari Tuhan dengan segenap hati artinya dalam setiap keadaan, dalam situasi apapun tetap dirinya akan mengutamakan Tuhan, untuk mengambil semua keputusan tetap mencari hikmat Allah, beribadah dengan sungguh-sungguh, dll.

 

Mencari Tuhan artinya berusaha untuk mengalami Tuhan di dalam perjumpaan dengan Allah yang hidup dan nyata, serta berjalan bersama dengan Dia setiap hari. Jadi, mencari Tuhan itu usaha kita untuk mengalami Tuhan dalam perjumpaan dengan Tuhan yang hidup, Tuhan yang nyata, serta berjalan dengan Tuhan setiap hari. Dalam hal mencari Tuhan, pada dasarnya sama dengan berusaha untuk mengerti apa yang Tuhan kehendaki dan apa yang Tuhan rencanakan untuk kita lakukan dan kita penuhi dalam hidup ini. Tentu kehendak dan rencana Allah dalam hidup masing-masing kita itu berbeda. Maka, setiap orang, setiap individu harus menemukan apa kehendak Allah dalam hidup kita masing-masing, dan apa yang Allah rencanakan dalam hidup kita masing-masing untuk kita penuhi.

 

Keempat, kita tidak melakukan kejahatan (ay. 3). Kejahatan sama artinya menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Apapun yang dilakukan tidak semata-mata untuk menyenangkan diri sendiri tapi harus memerhatikan orang lain. Kita tidak melakukan segala sesuatu atas kemauan sendiri, tapi semua kembali melakukan segala sesuatunya sesuai firman Allah.

 

Untuk memeroleh kebahagiaan kita harus berjalan pada jalan Allah. Semua jalan-jalan yang ditawarkan oleh dunia ini di mana manusia akan menikmati bahagia hanya sebuah fatamorgana, tetapi yang diberikan Allah di dalam, oleh dan melalui Yesus Kristus adalah "YA dan AMIN". Itulah sebabnya, Tuhan Yesus bersabda: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh. 14:6)". 

 

Pertanyaan berikutnya adalah apakah dampak bagi kita jika kita hidup menurut Hukum TUHAN?

 

Pertama, kita tidak akan mendapat malu (ay. 6). Orang yang setia mau berpegang pada ketetapan TUHAN maka hidupnya tidak akan dipermalukan melainkan akan memperoleh kebahagiaan.

 

Kedua, TUHAN tidak akan meninggalkan kita (ay. 8). Tuhan akan setia pada janji-Nya. Dia tidak akan meningggalkan orang yang setia berpegang pada ketetapan-Nya. 

 

RENUNGAN

 

Apa yang hendak kita renungkan pada Minggu Sexagesima ini? Ada beberapa hal yang hendak kita renungkan dalam Minggu ini, yakni:

 

Pertama, kita akan mendapatkan kebahagiaan jika kita mau menuruti ketetapan, perintah dan hukum TUHAN.Menurut pemazmur, orang yang berbahagia adalah orang yang hidup menurut Taurat Tuhan. Hidup menurut Taurat Tuhan berarti tidak hanya mendengar, merenungkan, dan memahami Taurat tetapi menaati, melakukan dan menghidupi Taurat Tuhan dalam keseharian hidup. Hidup menurut Taurat Tuhan berarti hidup menurut peringatan-peringatan, jalan-jalan, titah-titah, ketetapan-ketetapan, perintah-perintah, dan hukum-hukum Tuhan. Dengan hidup menurut Taurat Tuhan, hidup umat menjadi tidak bercela, tidak melakukan kejahatan, tidak akan mendapat malu. Hidup menurut Taurat Tuhan juga berarti gemar mencari Tuhan dan kehendak-Nya dengan segenap hati, bersyukur dengan jujur, dan percaya tidak akan ditinggalkan sendirian oleh Tuhan menjalani hidup. Itulah kebahagiaan yang sesungguhnya yang akan terus kita rasakan di dalam dan bersama Tuhan.

 

Kedua, kebahagiaan  itu letaknya di hati. Mana mungkin kita  memperoleh kebahagiaan, sedangkan hatimu kotor penuh dosa, sedangkan jiwa kita  mengingkar dan jauh daripada-Nya. Tidak ada kebahagiaan buat mereka yang mengingkari Allah. Carilah kebahagiaan dengan menjadi pelaku firman-Nya. Carilah kebahagiaan, selagi nyawa masih ada di kandung-badan. Jika kita mencari kebahagiaan  dari  Tuhan, hidup kita  di dunia akan lebih bermakna, kerana visi misinya-Nya tidak terhenti sesaat. Karena itu, teruslah berusaha untuk setia berpegang pada ketetapan TUHAN sepanjang hidup kita agar kita memeroleh kebahagiaan yang sejati. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...