Rabu, 26 Juni 2019

Renungan hari ini: KASIHILAH MUSUHMU

Renungan hari ini: 

KASIHILAH MUSUHMU



Lukas 6:27 (TB)  "Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu" 

Luke 6:27 (NET)  “But I say to you who are listening: Love your enemies, do good to those who hate you” 

Sekilas nas hari ini terlihat ironis. Masa kita disuruh mengasihi “musuh”. Kalau masih disebut “musuh” bagaimana bisa mengasihinya? Tetapi ajaran Yesus menyuruh kita mengasihi musuh. Kasih yang Yesus ajarkan adalah soal perbuatan dan bukan perasaan atau asumsi belaka. Bisa jadi kita dan orang yang kita musuhi masih sama-sama terluka; masih sulit mengampuni; tetapi ketika kita berbuat baik kepadanya, kita telah menunjukkan bahwa kita mengasihinya. 

Musuh atau kawan itu soal perasaan, tetapi kasih itu tindakan nyata. Yesus mau mengajarkan bahwa mengasihi itu tak perlu menunggu hingga seorang musuh menjadi kawan. Mulailah berbuat baik. Siapa tahu dengan perbuatan baik itu musuh bisa menjadi kawan. Bagaimana kalau ia tetap memusuhi kita? Tetaplah berbuat baik sebagaimana Daud kepada Saul yang ingin membunuhnya. 

Semua tentu setuju, bahwa kita harus menahan keinginan untuk membalas dendam kepada orang yang melukai kita sesuai perbuatannya, namun tidak semua bisa melakukan untuk mengasihi musuh atau yang pernah menganiaya kita.

Apabila kita hanya harus mengasihi sesama kita dan kata “sesama'” didefinisikan agak sempit, maka bisa diperdebatkan bahwa kita bebas membenci mereka yang bukan sesama kita. Ada kesulitan yang terletak dalam kaitan sentimental kata “kasih” yang dimiliki kebanyakan kita. Kasih yang dibicarakan di sini bersifat amat praktis. Mengasihi sesama manusia diwujudkan melalui cara menolong dia pada saat dibutuhkannya. Akan tetapi, apabila kita berpikir bahwa kita harus mengembangkan lebih banyak perasaan terhadap musuh, ketika dianiaya, tetap bisa mendoakan musuh-musuh dengan doa pengampunan.  "Ya BAPA, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34)  

Barangsiapa melaksanakan ini dalam tindakannya, meyakinkan kita bahwa ketekunan kita dalam mendoakan seseorang yang tidak kita sukai, walaupun banyak hal yang dapat menghalangi kita untuk memulainya, membawa suatu perubahan yang tampak dalam sikap.

Jalan terbaik untuk menghancurkan musuh adalah menjadikannya seorang sahabat. "Janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka ALLAH, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hakKU. AKU lah yang akan menuntut pembalasan , firman TUHAN. Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya. Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!" (Rm. 12: 19-21) 

Menarik sekali, kasih adalah hal yang tidak pernah sia-sia jika dilakukan. Jika kita membenci musuh-musuh kita, berarti kita memberikan kekuatan pada mereka untuk menghancurkan diri kita sendiri. Menghancurkan tidur kita, nafsu makan, kesehatan, kebahagiaan dan masih banyak lagi kehancuran yang mungkin akan kita terima. Di lain pihak, orang yang membenci kita akan menari dengan gembira saat melihat kita sedih, menderita, frustasi bahkan mengacaukan kehidupan kita. Rasa benci yang kita sampaikan pun tidak akan melukai hati mereka.

Tetapi, ketika perbuatan jahat seseorang kita balas dengan kasih, si jahat akan menjadi "serba salah"  dengan perbuatan kasih yang kita lakukan. Masihkah kita mempunyai musuh atau orang yang kita benci? Kalau masih ada, sekarang juga mulailah berdoa baginya. Berat? Ya memang. Kalau mengasihi itu mudah, buat apa Yesus tersalib demi kasih-Nya pada kita? Karena itu, mulailah mengasihi musuhmu sebab itu pekerjaan yang luar biasa. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...