Senin, 09 Januari 2023

Renungan hari ini: “ALLAH SUMBER PENGHARAPAN” (Roma 15:13)

 Renungan hari ini:

 

“ALLAH SUMBER PENGHARAPAN”


 

Roma 15:13 (TB) "Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan"

 

Romans 15:13 (NET) "Now may the God of hope fill you with all joy and peace as you believe in him, so that you may abound in hope by the power of the Holy Spirit"

 

Pengharapan adalah kebutuhan mendasar bagi setiap orang beriman. Kita bisa saja dapat bertahan hidup 40 hari tanpa makan, tiga hari tanpa air, dan delapan menit tanpa udara. Tetapi kita tak bisa bertahan satu detik pun tanpa pengharapan sebab itu merupakan bagian penting dari kehidupan. Ketika tak ada lagi pengharapan, hidup ini pun berakhir. Orang-orang, di mana pun mereka berada, kerap mencari harapan di tempat-tempat yang salah. Mereka mencarinya di dalam hubungan mereka, di dalam buku-buku motivasi, di dalam agama, dan di dalam pembenaran diri.

 

Namun hanya ada satu tempat untuk menemukan harapan sejati. Alkitab mencatat bahwa harapan sejati ditemukan dengan menghadapkan wajah kita kepada Allah, “Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan” (Rm. 15:13). Kita butuh harapan yang seperti itu. Dan itu hanya tersedia melalui hubungan kita dengan Yesus Kristus. Ketika kita percaya kepada-Nya, Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk memenuhi kita dengan harapan yang dari Allah semata, Dia mengasihi kita dan Dia berkarya untuk mendatangkan kebaikan untuk kita.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apa saja yang berkaitan dengan pengharapan itu? 

 

Pertama, siapa sumber pengharapan? Pengharapan sejati hanya dapat kita temui di dalam TUHAN. Jika kita berharap kepada manusia maka kita akan kecewa. Pada dasarnya manusia akan menolong sesamanya di saat dia merasa kuat. Sedangkan di masa kini ada banyak orang yang merasa perlu dikuatkan. Di saat seperti ini kita banyak menemukan orang yang semakin egois. Hanya orang yang benar-benar sadar bahwa salah satu cara menguatkan dirinya sendiri adalah membantu menguatkan orang lain. Jangan egois, sekalipun pergumulan kita berat, tetaplah mendukung dan menolong orang lain. Jangan pernah membiarkan diri kita terlena dengan tipuan iblis, sebab iblis mau kita egois dan tidak peduli dengan kehidupan orang lain. Oleh sebab itu tetaplah berpengharapan kepada TUHAN. Jangan pernah berpaling dari TUHAN. Semakin berpengharapanlah kepada TUHAN. Kita juga harus semakin melekat kepada TUHAN. 

 

Kedua, kekuatan pengharapan. Di dalam TUHAN kita menikmati kasih-Nya yang sungguh luar biasa. Di dalam TUHAN kita akan menikmati kasih-Nya yang tak bersyarat dan menerima kita apa adanya. Kasih TUHAN itu kekal selamanya. Di dalam kasih-Nya kita memiliki pengharapan yang kuat. Di dalam TUHAN kita juga akan menikmati sukacita dan damai sejahtera yang melampaui segala akal pikiran kita. Kita juga akan memperoleh pertolongan Roh Kudus yang selalu memberikan kekuatan dan pengharapan ekstra. Roh Kudus juga memberikan hikmat yang luar biasa kepada setiap orang yang sungguh berharap kepada TUHAN. Roh Kudus juga selalu memberikan peringatan yang tepat waktu. Percayalah kepada Roh Kudus yang selalu memberi pertolongan dan solusi yang tepat waktu. 

 

Ketiga, berapa kali kita harus berpengharapan dalam hidup ini? Tentu saja sebanyak jumlah persoalan dalam hidup yang kita alami dan jumpai. Artinya kita diminta untuk tetap memiliki pengharapan setiap kali menghadapi masalah. Kita harus berlimpah dalam pengharapan. Hal ini yang diharapkan Rasul Paulus terjadi dalam kehidupan jemaat di Roma dan juga dalam kehidupan kita semua. Pengharapan yang berlimpah akan membangkitkan sukacita dan damai sejahtera yang besar dalam diri kita. Tetapi membangun pengharapan bukan hal yang mudah. Apalagi kalau kita membangunnya dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri. Dengan segala keterbatasan diri yang ada, maka pengharapan yang kita bangun bersifat rapuh. Karena itu Rasul Paulus mengajak jemaat di Roma dan kita semua untuk membangun semangat pengharapan itu di dalam diri Tuhan Yesus sebagai sumber pengharapan. Hanya di dalam Tuhan Yesus, kita akan menemukan pengharapan yang sejati.

 

Sayangnya banyak orang yang menolak kehadiran Tuhan Yesus untuk memberi pengharapan sejati dalam hidup mereka. Mereka memilih untuk mencari pengharapan yang lain di luar Tuhan. Hanya orang yang hidup dalam iman kepada Kristus akan sedia menyerahkan hidupnya dalam pengharapan bersama dengan Tuhan. Dengan iman, kita dapat mempercayakan hidup kita untuk aktif bersama-sama dengan kasih Tuhan yang senantiasa nyata. Iman akan memampukan kita untuk dapat melihat segala sesuatu yang ada di balik pengharapan yang kita bangun di dalam Kristus. Sebab itu pengharapan yang kita bangun dalam iman bersama Kristus takkan pernah menjadi pengharapan yang sia-sia. Kristus akan menuntun kita untuk dapat melewati apapun kesulitan hidup yang kita alami. Karena itu, marilah kita bersandar pada ALLAH sebagai sumber utama pengharapan kita agar kekuatan Roh Kudus berlimpah-limpah dalam kita! (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...