Sabtu, 09 April 2022

KOTBAH MINGGU PALMARUM Minggu, 10 April 2022 “DIBERKATILAH DIA YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN” (Mazmur 118:19-29)

 KOTBAH MINGGU PALMARUM

Minggu, 10 April 2022

 

“DIBERKATILAH DIA YANG DATANG DALAM NAMA TUHAN”

Kotbah: Mazmur 118:19-29   Bacaan: Matius 21:1-9




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Palmarum. Minggu Palmarum. Umat Kristiani menyambut hari yang khusus ini sebagai hari yang penting, lima hari menjelang Hari Raya Jumat Agung. Pada tahun ini Hari Raya Jumat Agung jatuh pada 15 April 20212. Dalam Minggu Palmarum, biasanya kita membawa daun palem ke Gereja. Daun palem adalah lambang keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan sehingga tepatlah jika mereka ingin memperoleh perkara-perkara itu pada diri Tuhan Yesus. Minggu Palmarum tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan Hari Raya Jumat Agung. Makna utama minggu Palmarum yaitu: Minggu penghayatan akan arti penderitaan, juga dimaksud sebagai minggu pemuliaan bagi nama Tuhan Yesus. Dua hal yaitu penderitaan dan kemuliaan seolah berlangsung menyatu. Maka makna dari minggu palmarum berarti menyiapkan penderitaan Kristus, melalui pemuliaan terhadap pribadi Tuhan Yesus.

 

Minggu Palmarum merupakan sebuah peringatan tentang Yesus yang dielu-elukan dan dimuliakan. Dalam bacaan kita disebutkan bahwa Yesus naik keledai, bukan kuda. Tindakan Yesus yang naik keledai ini sebenarnya hendak memberikan sebuah pesan kepada orang banyak yang mengelu-elukan, bahwa kedatangan Dia bukan sebagai Mesias yang akan memimpin mereka berperang. Keledai dalam tradisi Timur merupakan simbol damai. Jadi kedatanganNya adalah sebagai Mesias yang akan memberikan keselamatan dan mendamaikan manusia dengan Allah. Meski pesan itu jelas disampaikan secara tidak langsung oleh Yesus tetapi ternyata pada awalnya para murid tidak memahaminya.

 

Peristiwa Yesus dielu-elukan sebenarnya merupakan sebuah peristiwa di mana orang Yahudi membutuhkan sosok yang sanggup untuk membebaskan mereka. Hal ini hendak mengingatkan kepada kita bahwa Yesus adalah sosok yang sanggup untuk membebaskan dan menolong kehidupan setiap umat. Itulah sebabnya kita perlu selalu menghadirkan DIA dalam seluruh aspek kehidupan kita, bukan hanya ketika kita merasa sudah mentok dan membutuhkan saja.

 

Minggu Palmarum merupakan sebuah peringatan Yesus dielu-elukan dan disambut sebagai Raja. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa kita pun harus selalu menyambut kehadiran Tuhan Yesus yang akan senantiasa menolong dan memberkati kita. Penyambutan kehadiran ini bukan sebuah bentuk formal dengan berseru “hosana diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan”, namun pujian itu harus nyata dalam setiap perilaku kehidupan kita. Mulut memuji tetapi jika tindakan melukai hati Tuhan maka yang terjadi tidak berbeda dengan orang Yahudi yang berseru “hosana diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan”, tetapi lima hari kemudian berseru “salibkan DIA”.

 

Di dalam pemikiran orang banyak itu, seruan “hosanna” mempunyai hubungan yang paling kuat dengan daun palem. Kata הושׁיעה־נא (hôši˓āh-nā) adalah sebuah bentuk penekanan dari kata perintah “give salvation now” (berikanlah keselamatan sekarang) yang selanjutnya menjadi sebuah sambutan bahkan pujian. Hal ini mirip dengan perisitwa dalam Mazmur 118:25 yang paling familiar dengan orang Yahudi. Dalam perayaan Pondok Daun, koor Bait Allah akan menyanyikan Mazmur 113-118 (Hallel) setiap pagi dan saat mereka tiba pada Mazmur 118:25 dan mengatakan “Hosanna” maka semua laki-laki (muda dan dewasa) di Bait Allah melambai-lambaikan lulab (melati yang diikatkan dengan daun palem) sambil menyerukan “hosanna” 3 kali. Gerakan ini adalah sebuah ekspresi dari sukacita atau kemenangan. Sehingga orang-orang Yahudi sudah biasa mengasosiasikan lulab tersebut dengan seruan “hosanna.” Itulah sebabnya mereka secara spontan menyerukan Mazmur 118 “diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan,” saat mereka melambai-lambaikan daun palem. Ucapan ini pada permulaannya ditujukan kepada para peziarah yang datang ke Bait Allah, namun ucapan ini juga mempunyai aplikasi yang khusus kepada Mesias, menurut catatan Midrash dari Mazmur 118.

 

“Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan”menjelaskan bahwa berkat itu akan datang dari Tuhan, khususnya dari rumah Tuhan. Oleh sebab itulah jikalau kita menginginkan berkat dari Tuhan kita harus datang ke tempat yang memang Tuhan inginkan berkat itu dilimpahkan yaitu gereja Tuhan. Ulangan 12:5 dan Ibrani 10:25 memberitahukan kepada kita di tempat yang dipilih Tuhan itulah kita harus benar-benar menjaga konsistensi kita di dalam mengikuti pertemuan ibadah. Ditambah lagi jikalau kita dengan giat melayani Tuhan, disitulah Tuhan memerintahkan berkat untuk ada di tempat yang sudah Ia tentukan, yaitu hidup untuk selama-lamanya (Mzm. 133:3b). Dengan demikian, kita akan memperoleh berkat jikalau kita tetap mendekatkan diri kepada Tuhan lewat gereja-Nya.

 

Pertanyaan kita sekarang apa bukti bahwa Dia yang datang dalam nama TUHAN diberkati TUHAN? Ada beberapa bukti bahwa Dia yang datang di dalam nama TUHAN diberkati, yakni:

 

Pertama, karena Dia yang datang di dalam nama TUHAN itu akan menjawab doa-doa kita (ay. 21). Kedatangan Yesus ke dalam dunia telah menjawab doa-doakita karena Dia telah meberikan keselamatan bagi kita.

 

Kedua,  karena Dia yang datang di dalam nama TUHAN itu memberikan hari kepada kita untuk memuji Tuhan (ay. 24). Marilah merayakan hari raya untuk kehormatan Allah itu dengan sukacita besar. Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Keseluruhan waktu zaman Injil, waktu perkenanan itu, hari penyelamatan itu, itulah waktu yang dijadikan Tuhan. Itu adalah hari perayaan yang terus berlanjut, hari yang harus dipelihara dengan sukacita. Akan sangat tepat bila waktu itu dipahami sebagai Hari Sabat Kristiani, hari yang kita kuduskan untuk memperingati kebangkitan Kristus, ketika batu yang ditolak itu mulai ditinggikan. Tugas-tugas yang harus kita kerjakan pada hari Sabat itu: Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya, bukan hanya karena penetapan hari itu, bahwa ada hari seperti itu yang ditetapkan Tuhan, tetapi kita bersukacita di dalam peristiwa itu, yaitu mengingat Kristus menjadi batu penjuru. Kita harus bersukacita bagi kehormatan-Nya dan bagi berkat-Nya untuk kita. Hari-hari Sabat harus menjadi hari-hari untuk bersukacita, supaya dengan begitu hari-hari Sabat itu boleh menjadi seperti hari-hari di dalam sorga bagi kita. Lihatlah betapa baiknya majikan yang kita layani, yang sesudah menetapkan satu hari untuk hari kebaktian-Nya, juga menetapkan untuk merayakannya dalam sukacita yang kudus.

 

Ketiga, karena Dia yang datang di dalam nama TUHAN itu memberikan berkat-Nya bagi kita (ay. 26 -27). Dia yang datang dalam nama TUHAN akan memberkati kita dari rumah-Nya, dan menerangi kita dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari.

 

Keempat, karena Dia yang datang di dalam nama TUHAN itu memberikan kita memuji Tuhan (ay. 28-29). TUHAN ingin supaya semua orang di sekitarnya mengucap syukur kepada-Nya atas kabar baik tentang sukacita besar ini, karena ada seorang Penebus, yaitu Kristus Tuhan. Di dalam Dia, Allah menyatakan kebaikan-Nya kepada manusia dan bahwa untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Di dalam Dia, kovenan kasih karunia itu dibuat, dan di dalam Dia kovenan itu menjadi kovenan yang pasti, digenapi, dan kekal. Ia mengakhiri mazmur ini sebagaimana ia memulainya (ay. 1), karena kemuliaan Allah haruslah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir, dari semua yang kita persembahkan kepada Dia. Dikuduskanlah nama-Mudan Engkaulah yang empunya kemuliaan. Dan perkataan ini sungguh sesuai untuk mengakhiri sebuah nubuat tentang Kristus. Malaikat-malaikat mengucap syukur atas penebusan manusia. 

 

RENUNGAN

Hari ini, kita merayakan Hari Minggu Palma, kita mengenangkan sengsara Tuhan Yesus. Namun pada hari ini pula kita mengikuti kisah sengsara Yesus, Dia diolok-olok, disesah dan wafat di kayu salib. Suasana menjadi terbalik, inilah gambaran misteri Yesus yang datang sebagai Raja yang menderita. Minggu Palma mengawali Pekan Sengsara Yesus. Seruan kemuliaan berubah menjadi teriakan kesengsaraan. Minggu Palma ini membuka mata kita akan Yesus datang sebagai Raja yang penuh keseder hanaan dan kerendahan hati. Minggu Palma mengingatkan kita pula bahwa kemuliaan didahului oleh penderitaan. Minggu Palma mesti kita rayakan dalam semangat kasih dan korban. Kita diajak untuk menyambut Yesus memasuki kota Yerusalem dengan melibatkan seluruh diri kita. Kita bukan saja menghamparkan pakaian kita, akan tetapi diri kita supaya dilalui Yesus. Karena itu sambutlah Yesus yang datang di dalam nama TUHAN agar hidup kita diberkati-Nya. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...