Minggu, 16 Juni 2019

Renungan hari ini: JANGAN MELUPAKAN TUHAN

Renungan hari ini: 

JANGAN MELUPAKAN TUHAN



Ulangan 6:12a (TB) “Maka berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan TUHAN" 

Deuteronomy 6:12a (NET) “Be careful not to forget the Lord” 

Melupakan TUHAN diawali dengan kehidupan yang sudah aman, nyaman dan mapan. Orang yang masih berjuang dalam penderitaan hidup cenderung bergaul karib dengan TUHAN, tetapi orang yang sudah mapan dan nyaman biasanya cenderung tergoda melupakan TUHAN. Pendapat ini tentu tidak seutuhnya benar, tetapi ada kecenderungan seperti itu.

Itulah sebabnya Musa mengingatkan umat Israel untuk tidak melupakan apa yang telah diperbuat Tuhan kepada mereka. Musa menetapkan peraturan yang akan dilaksanakan umat Israel seumur hidup setelah memasuki tanah Perjanjian, untuk takut akan Tuhan dan beribadah hanya kepada-Nya saja: ”Inilah perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang aku ajarkan kepadamu atas perintah TUHAN, Allahmu, untuk dilakukan di negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, supaya seumur hidupmu engkau dan anak cucumu takut akan Tuhan…” (Ul. 6:1). Takut akan Tuhan, dan beribadah kepada-Nya saja sebagai wujud kasih kepada TUHAN dan respon iman dari orang-orang yang menerima belas kasihNya, yang harus mereka praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagaimanakah cara kita agar kita tidak melupakan TUHAN?

Pertama, kita harus hidup dengan takut dan beribadah kepada TUHAN. Artinya bahwa takut akan Tuhan adalah sesuatu yang mutlak untuk dilakukan, alasan pertama dan terutama untuk itu adalah bahwa perintah itu merupakan peraturan dan ketetapan Tuhan. Sebab hidup keberagamaan berarti penaklukan diri atas kekuatan Ilahi atau keberadaan yang terutama yang kita akui, imani, yang mutlak lebih tinggi dan berkuasa atas diri kita. Sehingga kerelaan hati untuk menaklukkan diri kepada perintah-Nya merupakan respon keberagamaan dan beriman yang benar. Perintah itulah yang disampaikan oleh Musa kepada umat Israel untuk dilaksanakan secara turun temurun dan untuk selamanya. Respon ketaatan dan kesetian untuk menjalankan perintah ini akan diganjar dengan berkat: ”…Supaya kamu hidup, dan baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki.” (Ul. 5:33). Sebaliknya, ketidaktaatan atas perintah ini akan mendatangkan kutuk: ”…supaya jangan bangkit murka TUHAN, Allahmu, terhadap engkau, sehingga Ia memunahkan engkau dari muka bumi” (Ul. 6:15).

Kedua, kita harus terus-menerus kebaikan TUHAN kepada kita. Sebab Tuhan itu baik dan mengasihi kita. Kasih Tuhan akan umat Israel sudah diperlihatkan lewat sejarah perjalanan umat Israel keluar dari Mesir. Tangan Tuhan yang kuat telah menuntun serta menyertai mereka keluar dari tangan musuh-musuhnya, memelihara hidup mereka selama dalam perjalanan panjang yang penuh dengan mara bahaya, dan hingga akhirnya membawa mereka ke tanah Perjanjian dan memberikan kepada mereka kota-kota yang besar, rumah-rumah yang berisi barang baik, sumur-sumur yang tidak digali oleh tangan mereka, kebun anggur dan Zaitun yang tidak ditanami oleh tangan mereka. Tidak terukur kasih Tuhan atas umat-Nya, sehingga sudah sepantasnya mereka bersyukur dan tidak melupakan Tuhan dalam hidup-Nya. Berhati-hati untuk tidak melupakan Tuhan juga adalah perintah yang patut untuk kita amalkan hingga kini sebab sesungguhnya Tuhan itu baik, yang senantiasa memberi nafas hidup, melindungi dan memelihara hidup orang percaya. Segala yang kita miliki adalah anugerah Tuhan semata, kita percaya Tuhan adalah sumber segala karunia yang baik untuk hidup ini, tangan Tuhan senantia bersedia melindungi dan menuntun hidup kita melewati segala rintangan hidup. Dia tempat perlindungan bagi orang yang lemah, penghiburan bagi orang yang berduka, harapan bagi mereka yang hidup dalam keputusasaan dan ketidakpastian.

Ketiga, karena TUHAN Allah adalah Allah pencemburu! Beribadah hanya kepada TUHAN Allah saja merupakan perintah untuk tidak menghianati Tuhan dengan segala kebaikannya dengan tidak menyembah berhala atau menyembah allah bangsa-bangsa lain disekeliling umat Israel di tanah Perjanjian. Perintah ini mengingatkan umat Israael untuk tidak menyimpang ke kiri dan ke kanan tetap untuk senantiasa mengarahkan hidup untuk beribadah hanya kepada TUHAN Allah saja. Sebab Allah itu adalah yang pencemburu yang marah atau murka terhadap penghianatan atau kemurtadan. Tuhan Allah adalah Allah yang cemburu yang berarti meminta ketaatan dan kesetiaan penuh dari umatNya. Inilah juga yang amat perlu untuk diamalkan dalam hidup umat percaya saat ini. Kasih Tuhan itu sungguh besar atas umatNya, Tuhan itu sungguh menghargai dan menjungjung tinggi umatNya sebagai kekasih hati-Nya, Dia bahkan rela mati untuk umatNya dalam diri Yesus Kristus, tetapi penghargaan, kerelaaan, kesetiaan yang sama juga dituntut atas umat yang dikasihi-Nya. Karena itu, janganlah melupakan TUHAN dalam segala lika-liku hidup kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...