Minggu, 23 Juni 2024

Renungan hari ini: “MENELADANI PIKIRAN DAN PERASAAN KRISTUS DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN KITA” (Filipi 2:5)

 Renungan hari ini:

 

“MENELADANI PIKIRAN DAN PERASAAN KRISTUS DALAM SETIAP ASPEK KEHIDUPAN KITA”


 

Filipi 2:5 (T2B) "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus"

 

Philippians 2:5 (NET) "You should have the same attitude toward one another that Christ Jesus had"

 

Nas hari ini mengingatkan kita untuk meneladani pikiran dan perasaan Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita, terutama dalam hubungan kita dengan sesama. Mari kita merenungkan beberapa poin penting dari ayat ini:

 

Pertama, teladan Kristus dalam kehidupan bersama. Hidup kita tidak bisa terlepas dari interaksi dengan orang lain. Baik itu dalam keluarga, komunitas gereja, tempat kerja, maupun lingkungan sosial lainnya. Paulus mengajarkan kita untuk meniru Kristus dalam setiap interaksi tersebut. Hal ini mencakup kerendahan hati, kasih, dan pengorbanan.

 

Kedua, pikiran dan perasaan Kristus. Pikiran dan perasaan Kristus ditandai oleh kasih yang tanpa syarat, pengampunan, dan kerendahan hati. Kristus, walaupun adalah Tuhan, rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi hamba, bahkan sampai mati di kayu salib. Kita dipanggil untuk memiliki sikap yang sama: tidak mementingkan diri sendiri, tetapi selalu mencari kebaikan orang lain.

 

Ketiga, kerendahan hati. Seringkali, ego dan kesombongan menjadi penghalang dalam hubungan kita dengan orang lain. Kristus menunjukkan bahwa kerendahan hati adalah jalan menuju kedamaian dan kesatuan. Dalam hidup bersama, kita diajak untuk tidak memandang rendah orang lain, tetapi menghargai setiap individu sebagai ciptaan Allah yang berharga.

 

Keempat, kasih yang aktif, Kasih Kristus tidak hanya berupa kata-kata, tetapi juga tindakan nyata. Kita diajak untuk menunjukkan kasih kita melalui tindakan: menolong mereka yang membutuhkan, mendukung yang lemah, dan berbagi berkat dengan mereka yang kurang beruntung. Kasih yang aktif ini adalah cerminan dari kasih Kristus yang tak terbatas.

 

Kelima, pengorbanan diri. Mengikuti teladan Kristus berarti siap untuk berkorban demi kebaikan orang lain. Pengorbanan ini bisa berupa waktu, tenaga, atau bahkan sumber daya materi. Ketika kita menaruh pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup kita, kita akan lebih siap untuk memberikan diri demi kebaikan bersama.

 

Apa yang hendak kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan bebeapa hal yang perlu direnungkan, yakni: 

 

Pertama, kesatuan dalam pikiran dan perasaan. Ayat ini menekankan pentingnya kesatuan dalam komunitas iman. Kesatuan ini bukan hanya secara fisik, tetapi lebih dalam lagi, yaitu dalam pikiran dan perasaan. Pikiran dan perasaan Kristus yang kita teladani mencakup kerendahan hati, kasih tanpa syarat, dan pengorbanan diri. Dengan mengikuti teladan ini, kita bisa membangun komunitas yang harmonis dan saling mendukung.

 

Kedua, kerendahan hati dan pengorbanan. Yesus Kristus menunjukkan kerendahan hati yang luar biasa dengan mengosongkan diri-Nya dan menjadi manusia, bahkan sampai mati di kayu salib. Ini adalah contoh pengorbanan terbesar.Kita diajak untuk merendahkan diri, tidak mementingkan kepentingan pribadi, dan bersedia berkorban demi kebaikan orang lain. Hal ini bisa kita praktikkan dalam hubungan keluarga, pekerjaan, dan komunitas.

 

Ketiga, kasih yang aktif dan ranpa syarat. Kristus mengasihi kita tanpa syarat dan selalu mencari kebaikan kita. Kasih ini tidak hanya dalam bentuk kata-kata, tetapi juga tindakan nyata. Kita diajak untuk mengasihi orang lain dengan cara yang sama, mengutamakan tindakan nyata yang menunjukkan kepedulian dan kasih sayang kepada sesama.

 

Keempat, pengampunan dan toleransi. Kristus mengajarkan kita untuk mengampuni, sebagaimana Dia telah mengampuni kita. Pengampunan adalah kunci untuk menjaga hubungan yang harmonis. Dalam kehidupan bersama, kita pasti menghadapi perbedaan dan konflik. Dengan menaruh pikiran dan perasaan Kristus, kita belajar untuk lebih toleran dan sabar dalam menghadapi perbedaan.

 

Kelima, motivasi yang murni. Segala tindakan Kristus didasari oleh kasih dan keinginan untuk melakukan kehendak Bapa-Nya. Dia tidak mencari keuntungan pribadi. Kita perlu memeriksa motivasi di balik tindakan kita. Apakah kita melakukannya untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan sesama, atau ada motivasi egois yang tersembunyi?

 

Merenungkan Filipi 2:5 membawa kita pada pemahaman bahwa hidup dalam komunitas yang mengikuti teladan Kristus membutuhkan kerendahan hati, kasih, pengampunan, dan motivasi yang murni. Karena itu, dengan demikian, kita bisa membangun hubungan yang harmonis dan menjadi saksi hidup bagi kasih Kristus di dunia ini. Mari kita berdoa dan memohon kekuatan dari Roh Kudus untuk mampu menghidupi nilai-nilai ini dalam setiap aspek kehidupan kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

KOTBAH MINGGU XVIII SETELAH TRINITATIS Minggu, 29 September 2024 “PERTOLONGAN KITA ADALAH DALAM NAMA TUHAN” (Mazmur 124:1-8)

  KOTBAH MINGGU  XVIII SETELAH TRINITATIS Minggu, 29 September 2024   “PERTOLONGAN KITA ADALAH DALAM NAMA TUHAN” Kotbah: Mazmur 124:1-8   Ba...