Rabu, 11 Juli 2018

Renungan hari ini: MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTAMU

Renungan hari ini: 

MULIAKANLAH TUHAN DENGAN HARTAMU



Amsal 3:9 (TB) "Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu" 

Proverbs 3:9 (NRSV) "Honor the LORD with your substance and with the first fruits of all your produce” 

Harta adalah titipan Tuhan baagi kita. Karenanya, harta sejatinya digunakan hanya untuk memuliakan TUHAN. Mempermuliakan Tuhan dengan harta dan hasil terbaik yang dimiliki telah diteladankan oleh bapa-bapa leluhur dalam Alkitab. Sebagaimana dapat diperhatikan melalui persembahan Habel. Persembahan yang dihaturkan kepada Allah adalah yang terbaik dari yang Habel miliki (Kej. 4:4). Dari apa yang telah dilakukan oleh Habel, maka nyata bahwa Habel sedang menghormati Allah dengan hartanya. Dengan berbagai cara kita dapat menunjukkan rasa hormat kita kepada Allah. Bukan hanya melalui hasil pemikiran, perbuatan baik, dan tenaga, namun juga harta kita. Oleh karenanya, sebagai orang-orang yang ditebus oleh Tuhan; baiklah kita memuliakan, menghormati Tuhan juga dengan harta. Sebab segala sesuatu yang ada pada kita adalah anugerah Tuhan, dan semua anugerah Tuhan harus ditujukan untuk kemuliaan Tuhan.

Konsep memberikan harta terbaik atau hasil pertama dari segala penghasilan akhirnya dijadikan sebagai perintah Allah kepada umat-Nya. Dapat dilihat pada Keluaran 23:19, “Yang terbaik dari buah bungaran hasil tanahmu haruslah kau bawa ke dalam rumah TUHAN, Allahmu. Janganlah kaumasak anak kambing dalam susu induknya”. Dapat dipahami bersama bahwa perintah ini diberikan Allah dengan tujuan supaya bangsa Israel mengutamakan Tuhan: taat dengan penuh kasih kepada Allah. Bahkan dapat dimengerti bersama bahwa Allah memberikan janji berkat-Nya ketika orang percaya bersedia menghormati Tuhan dengan harta yang dimiliki. Tuhan berfirman melalui Maleakhi demikian: “Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Mal. 3:10).

Berkenaan dengan memberikan persembahan terbaik dengan harta, juga ditulis oleh Penulis Amsal. Dalam Amsal 3:9-10, diberikan arahan bagi setiap orang yang mengasihi Tuhan. Bahwa setiap orang yang mengasihi Tuhan, bersedia untuk memuliakan Tuhan dengan hasil terbaik yang dimiliki. Bahkan ada janji yang diberikan, atas kesungguhan umat yang mengutamakan Tuhan. Namun bagaimana kita dapat mempermuliakan Tuhan dengan harta kita? 

Pertama, diberikan kepada Tuhan melalui Gereja. Kata “muliakanlah” sama maknanya dengan “hormatilah”. Dalam konteks ini, memulikan atau menghormati Allah dapat diaktualisasikan dengan cara mempersembahkan kepada Tuhan di Rumah Tuhan (Gereja). Tuhan telah mendirikan jemaat sebagai wadah bagi tiap-tiap orang percaya untuk dapat saling bertumbuh di dalam Tuhan dan menyatakan kasih. Sehingga setiap persembahan yang ada, dipersembahkan kepada Tuhan melalui Gereja (Kel. 23:19). 

Dalam Malekhi 3:10, Tuhan menjelaskan adanya tujuan dalam persembahan. Tujuannya supaya “Ada persediaan makanan di Rumah Tuhan”. Apa maksudnya? Dalam Rumah Tuhan (gereja) ada beberapa sektor yang membutuhkan dana, ini bukanlah hal yang tabu untuk dibicarakan. Akan tetapi hendaknya dapat dimengerti dengan benar. Bahwa dalam gereja ada kaum Lewi (pelayan-pelayan Tuhan) yang tidak memiliki tanah warisan. Melalui persembahan tersebut, bukan berarti hamba Tuhan yang dikenyangkan namun ini adalah perintah Tuhan yang mengandung berkat. Siapa yang menghormati utusan Tuhan, dia yang akan menerima berkat dari Tuhan (1Raj. 17: 14-17 & 22). Dalam hal persembahan, kaum Lewi (pelayan-pelayan Tuhan) menerima kesempatan untuk menerima perpuluhan dan memberikan perpuluhan kepada Tuhan (Ibr. 7:8-10). Jangan sampai para Lewi meninggalkan tugas pelayanan dan bekerja di ladangnya karena tidak ada persembahan yang dihaturkan ke Rumah Tuhan (Neh. 13:10-12). Demikian juga janda-janda atau jemaat yang kesripahan membutuhkan uluran tangan kita melalui persembahan kasih (Kis. 6:1-4). Lagi tentang pengembangan program gereja, juga dibutuhkan dana untuk menggerakkannya melalui persembahan (Ez. 2:68). 

Perlu diingat, bahwa gereja bukanlah sebuah perkumpulan sosial sehingga para pelayan Tuhan harus “mengemis dan memohon” atau secara halusnya “menggali dana ditempat sendiri” itu pun terkadang hanya sedikit yang diterima. Bukan itu, tetapi yang benar adalah hari ini firman Tuhan disampaikan barangsiapa bersedia taat menghaturkan yang terbaik kepada Tuhan melalui Gereja, berarti ialah orang yang memuliakan Allah dengan hartanya. Kehidupannya, keluarganya, dan gerejanya akan merasakan-mengalami berkat-berkat Allah. 

Kedua, dengan memberikan hasil terbaik dari karya yang benar.Selanjutnya, dalam rangka menghormati Tuhan tentunya pemberian kita tidaklah serelanya atau sekedarnya. Seperti orang yang memberi sesuatu kepada pengemis. Persembahan yang ditujukan untuk menghormati Tuhan, tentu mengarah pada satu tujuan yakni pemberian yang terbaik. Seorang yang hendak menghormati tamunya dalam acara pesta, pasti memberikan yang terbaik dari yang ia miliki (Yoh. 2:10). 

Tentunya bukan hanya hasil terbaik yang dikejar, tetapi caranya mendapatkan harta juga harus diperhatikan. Mendapatkan harta dengan cara yang benar adalah kehendak Tuhan, maka kita juga harus memberikan yang terbaik dari hasil karya yang benar. Bagaimana caranya, tentu dengan mengakui keberadaan Tuhan dalam sepanjang apa yang kita kerjakan. Menundukan diri pada ketaatan untuk hidup kudus dan saleh untuk menghasilkan buah adalah lebih berharga. Dari pada bekerja dengan penuh tipu muslihat untuk mendapatkan banyak keuntungan. Dengan demikian, kepada Tuhan kita harus memberikan yang terbaik dari hasil karya yang benar. Sebagai salah satu contohnya ialah persembahan perpuluhan (Mal. 3:10). Melalui persembahan perpuluhan setiap umat Tuhan dituntun untuk hidup mengutamakan Tuhan melalui hasil karya yang benar. 

Ketiga, diberikan kepada Tuhan dengan ketulusan. Pemberian yang terbaik tentunya dilakukan dengan penuh ketulusan kepada Tuhan, bukan dengan terpaksa. Ketulusan untuk menghaturkan yang terbaik, dilandasi oleh kepercayaan kepada Tuhan. Seseorang mampu utuk tulus memberi karena ia percaya akan janji Tuhan. Firman Tuhan menjanjikan kelimpahan dalam kehidupan orang yang menghaturkan persembahan yang terbaik dengan ketulusan. Dengan demikian mustahil bagi orang yang tidak percaya pada firman Tuhan untuk melakukan perintah Tuhan ini. Mungkin bisa, namun tidak ikhlas. Harus dimengerti bahwa harta kita bukanlah milik kita, Ulangan 8:17 memberikan gambaran untuk kita tetap rendah hati bahwa harta kita adalah karunia Tuhan. Oleh karenanya, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mempersembahkan persembahan dengan hati yang tulus. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN





Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...