Kamis, 02 Desember 2021

Renungan hari ini: “BERDIAM DIRILAH DI HADAPAN TUHAN” (Zakharia 2:13)

 Renungan hari ini: 

 

“BERDIAM DIRILAH DI HADAPAN TUHAN”




 

Zakharia 2:13 (TB) "Berdiam dirilah, hai segala makhluk, di hadapan TUHAN, sebab Ia telah bangkit dari tempat kediaman-Nya yang kudus"

 

Zechariah 2:13 (NET) "Be silent in the Lords presence, all people everywhere, for he is being moved to action in his holy dwelling place"

 

Sebagai manusia ciptaan TUHAN kita membutuhkan saat berdiam diri di hadapan TUHAN. Tentu kita pasti bertanya, apa arti berdiam diri itu? Berdiam diri diartikan sebagai usaha sukarela untuk berpantang berbicara untuk sementara waktu supaya dapat mencapai suatu tujuan rohani, baik tujuan untuk membaca Firman, menulis renungan atau jurnal rohani, berdoa dan yang lainnya. Di dalam kehidupan sehari-hari kita, meluangkan waktu untuk berdiam diri bersama Tuhan menjadi tantangan tersendiri. Diperlukan disiplin dan usaha keras untuk dapat melakukannya.

 

Selain itu, berdiam diri adalah kita berdoa dan menyembah Tuhan. Saat kita berdiam diri seperti ini maka, kita berusaha tidak berbuat jahat atau jangan ada tindakan untuk berbuat jahat. Dengan kata lain berdiam diri mengandung makna kita harus berhenti dari iri dan dengki, berhenti dari kemarahan dan emosi yang berlebihan, tetapi kita membangun tindakan yang positif dan berguna bagi kita dan orang lain.

 

Nas hari ini mengajak kita untuk berdiam diri di hadapan TUHAN.  Pertanyaan kita sekarang adalah mengapa Zakharia mengajarkan kita untuk berdiam diri di hadapan Tuhan? Ada beberapa alasan mengapa kita harus berdiam diri di hadapan TUHAN, yakni: 

 

Pertama, untuk mengikuti teladan Kristus. Misalnya seperti dalam Matius 14:23, “Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ”. Markus pun mencatat hal senada, “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.”

 

Kedua, untuk mendengarkan suara Tuhan seperti yang dilakukan oleh Nabi Elia kala bertemu dengan Tuhan.Dalam kitab Habakuk 2:1 dituliskan juga hal serupa, “...aku mau meninjau dan menantikan apa yang akan difirmankan-Nya kepadaku, dan apa yang akan dijawab-Nya atas pengaduanku.” ”Berdiam diri di hadapan Allah” akan membuat kita lebih mampu mendengarkan suara Allah. Pendengaran yang baik itu akan membuat kita sungguh mampu mengetahui kehendak-Nya. Persoalan manusia adalah begitu disibukkan dengan banyak suara sehingga tidak mampu lagi mendengarkan suara Allah dan akhirnya terus bertanya-tanya dalam hatinya: ”Apakah kehendak Allah itu?”

 

Ketiga, sebagai ekspresi penyembahan kita kepada Tuhan. Seperti yang tertulis: “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH” sebab hari TUHAN sudah dekat...” (Zef. 1:7).

 

Keempat, sebagai ekspresi iman kepada Tuhan. Pemazmur menyatakannya sebagai berikut, “Hanya dekat Allah saja aku tenang dari pada-Nyalah keselamatanku” (Mzm. 62:2). 

 

Kelima, untuk mencari keselamatan dan pertolongan dari Tuhan. “TUHAN adalah baik bagi orang yang berharap kepada-Nya bagi jiwa yang mencari Dia. Adalah baik menanti dengan diam pertolongan TUHAN” (Rat. 3:24-25).

 

Keenam, untuk memulihkan kekuatan jasmani dan rohani. “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian dan beristirahatlah seketika!” (Mrk. 6:31).

 

Ketujuh, untuk belajar mengontrol diri. “Jikalau ada seorang menanggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya” (Yak. 1:26). Karena itu, marilah berdiam diri di hadapan TUHAN sambil menanti kedatangan-Nya kali kedua ke dunia ini. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...