Minggu, 14 Januari 2024

Renungan hari ini: “PENTINGNYA KETAATAN TERHADAP FIRMAN ALLAH” (1 Yohanes 2:5)

 Renungan hari ini:

 

“PENTINGNYA KETAATAN TERHADAP FIRMAN ALLAH”


 

1 Yohanes 2:5 (TB2) "Namun, siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah. Dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada di dalam Dia"

 

1 John 2:5 (NET) "But whoever obeys his word, truly in this person the love of God has been perfected. By this we know that we are in him"

 

Melalu nas hari ini, Rasul Yohanes menekankan pentingnya ketaatan terhadap firman Allah sebagai bukti kasih kepada-Nya. Ketaatan terhadap firman Allah adalah ekspresi nyata dari hubungan yang erat dengan Tuhan. Berdasarkan teks ini, seseorang yang menuruti ajaran dan petunjuk Allah menunjukkan bahwa kasih Allah telah sempurna atau matang dalam dirinya.

 

Konsep kasih dalam konteks ini tidak hanya merujuk pada kasih manusia kepada Tuhan, tetapi juga pada kasih sesama manusia. Firman Allah mengajarkan tentang kasih kepada Tuhan dan sesama manusia, dan ketaatan terhadap firman-Nya mencakup keduanya. Dengan mengikuti firman Allah, seseorang menunjukkan bukti nyata bahwa ia adalah bagian dari komunitas iman dan bahwa hubungannya dengan Tuhan adalah sesuatu yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu, dalam konteks 1 Yohanes 2:5, ketaatan terhadap firman-Nya merupakan tanda kesempurnaan kasih Allah di dalam seseorang dan menunjukkan bahwa orang tersebut hidup dalam kesatuan dengan Tuhan.

 

Apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa hal yang dapat direnungkan, yakni:

 

Pertama, ketaatan sebagai tanda kasih. Pernyataan ini mengajarkan bahwa ketaatan terhadap ajaran dan petunjuk Allah adalah bukti konkret dari adanya kasih Allah dalam hidup seseorang. Ini menunjukkan bahwa kasih Allah tidak hanya sekadar perasaan atau ungkapan verbal, tetapi lebih merupakan tindakan dan ketaatan terhadap kehendak-Nya.

 

Kedua, sempurna Kasih Allah. Ungkapan "sungguh sudah sempurna kasih Allah" menunjukkan bahwa ketaatan yang tulus dan sepenuh hati terhadap firman Allah membawa seseorang ke tahap kedewasaan rohani dan keintiman dengan Allah. Ini bukanlah kesempurnaan mutlak, tetapi lebih kepada kedewasaan dan kelengkapan dalam mengalami kasih Allah.

 

Ketiga, kesatuan dengan Tuhan. Pernyataan "kita ada di dalam Dia" menekankan kesatuan dan persatuan dengan Tuhan. Ketaatan terhadap firman Allah tidak hanya membawa kasih Allah ke dalam hidup seseorang, tetapi juga menempatkannya dalam hubungan yang erat dengan Sang Pencipta. Kesatuan dengan Tuhan menjadi suatu kenyataan melalui ketaatan yang sungguh-sungguh.

 

Keempat, proses pertumbuhan rohani. Konsep kesempurnaan kasih Allah dapat diartikan sebagai suatu proses pertumbuhan rohani yang terus-menerus. Ketaatan terhadap firman-Nya merupakan langkah-langkah menuju kedewasaan rohani dan kasih Allah yang semakin matang. Karena itu, dengan merenungkan ayat ini, seseorang dapat menggali lebih dalam tentang arti ketaatan, kasih Allah, dan hubungan pribadi dengan Tuhan. Ini juga dapat menjadi panggilan untuk mempertimbangkan sejauh mana kita hidup dalam ketaatan terhadap ajaran Allah dan bagaimana hal tersebut mencerminkan kasih-Nya dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Kotbah Minggu Epiphanias 2 Minggu, 14 Januari 2024 “YESUS ANAK ALLAH DAN RAJA” (Yohanes 1:43-51)

 Kotbah Minggu Epiphanias 2

Minggu, 14 Januari 2024

 

“YESUS ANAK ALLAH DAN RAJA”

Khotbah: Yohanes 1:43-51  Bacaan: 1 Samuel 3:1-10


 

Kita telah memasuki Minggu kedua Epiphanias. Tema yang akan kita renungkan adalah “Yesus Anak Allah dan Raja”.Nathanael yang disebutkan dalam Yohanes 1:43-51 adalah salah satu dari dua belas murid Yesus. Ayat-ayat ini mencatat pertemuan awal antara Nathanael dan Yesus. Ketika Filipus memberi tahu Nathanael bahwa mereka telah menemukan Mesias yang dinubuatkan oleh Musa dalam kitab Taurat dan para nabi, Nathanael awalnya meragukan apakah sesuatu yang baik bisa datang dari Nazaret. Filipus mengundangnya untuk datang dan melihat sendiri.

 

Ketika Nathanael mendekati Yesus, Yesus berkata tentangnya, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau." Nathanael terkesan dan bertanya bagaimana Yesus bisa tahu tentangnya. Yesus menjawab, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau."

 

Nathanael kemudian memberikan pengakuan iman yang kuat dengan berkata, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel!" Kata-kata ini menunjukkan bahwa Nathanael mengakui Yesus sebagai Mesias yang dinubuatkan dan sebagai Anak Allah dan Raja Israel. Ini mungkin dipahami sebagai ungkapan keyakinan yang tulus dan penuh pengakuan terhadap identitas Yesus sebagai Mesias yang ditunggu-tunggu dan sebagai sosok yang memiliki otoritas dan kedaulatan atas umat Allah.

 

Berdasarkan narasi Yohanes 1:43-51, ungkapan "Yesus sebagai Anak Allah dan Raja" berasal dari pengakuan Nathanael setelah dia bertemu dengan Yesus. Awalnya, Filipus memberitahu Nathanael bahwa mereka telah menemukan Mesias, yang dinubuatkan oleh Musa dan para nabi. Nathanael awalnya meragukan bahwa sesuatu yang baik bisa datang dari Nazaret. Saat Nathanael mendekati Yesus, Yesus mengungkapkan pengetahuan-Nya tentang Nathanael dengan mengatakan, "Sebelum Filipus memanggil engkau, ketika engkau di bawah pohon ara, Aku telah melihat engkau."

 

Terkesan dengan pengetahuan ilahi Yesus, Nathanael memberikan pengakuan iman yang kuat, "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja Israel!" Ungkapan ini mencerminkan keyakinan Nathanael bahwa Yesus adalah Anak Allah, gelar yang menunjukkan hubungan khusus dan ilahi dengan Allah, serta Raja Israel, yang menunjukkan pengakuan terhadap otoritas dan pemerintahan-Nya. Pengakuan Nathanael ini mencerminkan pemahaman dan keyakinan bahwa Yesus bukan hanya seorang guru atau nabi biasa, melainkan Mesias yang dinubuatkan dan memiliki kedudukan yang istimewa sebagai Anak Allah dan Raja Israel. Ungkapan ini juga mencerminkan pengharapan orang Yahudi akan kedatangan Mesias yang akan memerintah sebagai Raja mereka dan memenuhi janji Allah kepada umat-Nya.

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Epiphanis 2 ini? Pernyataan Nathanael yang mengatakan "Yesus Anak Allah dan Raja" dalam Yohanes 1:43-51 mengandung beberapa makna teologis dan spiritual yang dapat direnungkan:

 

Pertama, pengakuan kepribadian Kristus. Pernyataan Nathanael mencerminkan pengakuan bahwa Yesus bukan sekadar figur manusiawi biasa atau guru spiritual, melainkan Anak Allah. Penggunaan istilah "Anak Allah" menekankan aspek keilahian dan hubungan istimewa Yesus dengan Bapa surgawi.

 

Kedua, penerimaan kedaulatan Yesus. Dengan menyebut Yesus sebagai "Raja Israel," Nathanael mengakui otoritas dan pemerintahan Yesus atas umat pilihan Allah. Ini mengingatkan kita pada peran Mesias yang dijanjikan dalam Alkitab, yang akan memerintah dan menyelamatkan umat-Nya.

 

Ketiga, ketidaksanggupan manusia dan kebutuhan akan Wahyu. Nathanael awalnya meragukan kemungkinan Mesias berasal dari Nazaret, tetapi melalui pengalaman pribadinya dengan Yesus, dia menyadari bahwa Yesus memiliki pengetahuan ilahi yang melebihi pemahaman manusia biasa. Ini mengajarkan kita pentingnya membuka hati dan pikiran kita terhadap kemungkinan bahwa kebenaran ilahi dapat melebihi pemahaman kita sendiri.

 

Keempat, peran Roh Kudus dalam Pengakuan Iman. Beberapa komentator menyoroti bahwa pengakuan Nathanael disertai dengan pemahaman ilahi yang diberikan oleh Yesus. Ini mencerminkan peran Roh Kudus dalam membuka mata dan hati kita untuk mengakui kebenaran ilahi tentang Yesus Kristus.

 

Dalam refleksi pribadi, pernyataan Nathanael mengajak kita untuk mengakui identitas sejati Yesus sebagai Anak Allah dan Raja, serta untuk menerima otoritas dan kedaulatan-Nya dalam hidup kita. Ini juga mengajak kita untuk membuka diri terhadap pengalaman rohaniah yang dapat merubah pandangan kita terhadap Kristus. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH” (Markus 2:7)

  Renungan hari ini:   “KUASA DAN OTORITAS YANG HANYA DIMILIKI OLEH ALLAH”   Markus 2:7 (TB2) "Mengapa orang ini berkata begitu? Ia men...