Sabtu, 27 Maret 2021

KOTBAH MINGGU PALMARUM Minggu, 28 Maret 2021 “BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN” (Mazmur 31:8-16)

 KOTBAH MINGGU PALMARUM

Minggu, 28 Maret 2021

 

“BERSORAKLAH AKAN KASIH SETIA TUHAN”

Kotbah: Mazmur 31:8-16   Bacaan: Lukas19:28-38




 

Minggu ini kita memasuki Minggu Palmarum. Minggu Palmarum. Umat Kristiani menyambut hari yang khusus ini sebagai hari yang penting, lima hari menjelang Hari Raya Jumat Agung. Pada tahun ini Hari Raya Jumat Agung jatuh pada 02 April 2021. Dalam Minggu Palmarum, biasanya kita membawa daun palem ke Gereja. Daun palem adalah lambang keadilan, kebaikan, dan kebijaksanaan sehingga tepatlah jika mereka ingin memperoleh perkara-perkara itu pada diri Tuhan Yesus. Minggu Palmarum tidak berdiri sendiri, tetapi berkaitan dengan Hari Raya Jumat Agung. Makna utama minggu Palmarum yaitu: Minggu penghayatan akan arti penderitaan, juga dimaksud sebagai minggu pemuliaan bagi nama Tuhan Yesus. Dua hal yaitu penderitaan dan kemuliaan seolah berlangsung menyatu. Maka makna dari minggu palmarum berarti menyiapkan penderitaan Kristus, melalui pemuliaan terhadap pribadi Tuhan Yesus.

 

Jika kita membaca Mazmur Daud ini maka kita akan melihat bahwa pemazmur mengalami penderitaan yang besar di kala Raja Saul selalu mengejar Daud karena takut bahwa Daud akan menjadi Raja yang baru dan Saul tidak lagi bertakhta. Jadi Saul benar-benar menganiaya Daud dan Daud harus melewati begitu banyak penderitaan namun Allah selalu setia kepada Daud.

 

Saat ini begitu banyak orang menderita. Apakah itu karena covid 19, kehilangan pekerjaan, dan lain sebagainya. Dunia ini penuh dengan penderitaan. Banyak orang Kristen sedang menderita. Akan tetapi dalam penderitaan kita, sebagaimana Daud juga menderita, ingatlah bahwa Allah selalu setia mengasihi kita.

 

Sebenarnya Mazmur ini adalah doa yang amat pribadi yang mengungkapkan kesusahan dan ratapan karena musuh (ay. 5, 9), karena penyakit (ay. 10-11), dan karena ditinggalkan teman-teman (ay. 12-14). Doa ini mengungkapkan jeritan hati semua orang percaya yang menderita kesengsaraan karena penyakit, kesulitan atau penindasan dari dunia atau musuh kebenaran; doa ini menyatakan bahwa pada saat kesukaran hebat kita dapat bersembunyi “dalam naungan wajah-Mu” (ay. 21).

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah penderitaan dan penganiayaan yang dialami Daud? Ada beberapa penderitaan yang dialami Daud dalam perikope ini, antara lain:

Pertama, Daud mengalami sengsara (ay. 8). Daud mengalami sengsara, dan pada saat mengalami sengsara TUHAN datang menilik dan memperhatikannya serta tidak “tidak menyerahkan Daud ke tangan musuh, tetapi menegakkan kakinya di tempat yang lapang (ay. 9).” Di tempat yang lapang artinya, “Aku masih bisa berdiri.” Jika tempat itu begitu sempit, tetapi di tempat yang lapang kita masih bisa berdiri. Jadi meskipun kita melewati penderitaan dan berbagai masalah, secara umum, kita masih bisa berdiri.

 

Kedua, Daud merasa sesak karena sakit hati (ay. 10). Dengan penderitaan sakit hati itu Daud mengalami sering menangis sehingga matanya begitu buruk tidak dapat melihat dengan jelas. Bahkan merana tubuh dan jiwanya. Itu adalah gambaran kondisi manusia. Manusia menangis setiap hari. Manusia menghadapi masalah, penyakit mereka atau mungkin mereka ada di dalam ruang perawatan covid 19 menangis kesakitan. Mereka tidak bisa bernafas, sangat sulit untuk bernafas.

 

Ketiga, hidup Daud habis dalam duka (ay. 11). Dalam ayat 11 disebutkan, “Sebab hidupku habis dalam duka dan tahun-tahun umurku dalam keluh kesah; kekuatanku merosot karena sengsaraku dan tulang-tulangku menjadi lemah.” Sama seperti Daud, pada saat ini ada banyak orang harus melewati Covid selama berbulan-bulan di rumah sakit. Merasakan sakit, batuk dan sulit bernafas selama berbulan-bulan. Setiap hari mereka bertanya-tanya apakah akan bertahan hidup atau mati.

 

Keempat, Daud tercela (ay. 12). Ayat 12, “Di hadapan semua lawanku aku tercela, menakutkan bagi tetangga-tetanggaku, dan menjadi kekejutan bagi kenalan-kenalanku; mereka yang melihat aku di jalan lari dari padaku.” Daud menyadari bahwa bahkan tetangga-tetangganya takut kepadanya. Mereka lari dari padanya. Mereka bahkan tidak ingin melihatnya. Mereka berpura-pura tidak mengenalnya. Terkadang ketika kita sedang menghadapi suatu masalah kita mengharapkan pertolongan teman-teman kita namun mereka menghindari kita. Mereka tahu jika kita dekat dengan mereka. Kita mungkin akan meminjam uang mereka. Kita mungkin akan menularkan Covid 19 kepada mereka. Jadi mereka menghindari kita. Kita mengharapkan teman-teman kita akan selalu ada. Mungkin saudara-saudara kita datang menolong kita. Akan tetapi tidak ada yang bersedia. Semuanya menghindar.

 

Kelima, Daud merasa terhilang seperti orang mati (ay. 13). Ayat 13, “Aku telah hilang dari ingatan seperti orang mati, telah menjadi seperti barang yang pecah.” Daud merasa bahwa dirinya sudah seperti orang mati yang tak berguna lagi. Seperti barang pecah yang siap dibuang atau dijual ke tong sampah. Hal ini bagaikan orang yang sedang dirawat di ruangan covid merasa bahwa mereka telah terlupakan. Tidak seorangpun yang bisa menjenguk mereka. Istri mereka tidak bisa menjenguk. Suami mereka tidak bisa menjenguk. Anak-anak mereka tidak bisa menjenguk mereka. Mereka hanya sekarat di rumah sakit. Mereka merasa tidak ada seorangpun. Semua orang yang diharapkan ada disekitar mereka tidak bisa datang. Mereka merasa dilupakan. Betapa menakutkan.

 

Keenam, Daud hendak dicelakakan orang (ay. 14).  Ayat 14, “Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, ada kegentaran dari segala pihak! - mereka bersama-sama bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.” Orang-orang berusaha mencabut nyawa Daud. Tetapi terkadang bahkan kita yang mengalami sakit penyakit begitu lama mungkin covid 19 menghabiskan begitu banyak uang kita dari keluarga. Dan keluarga mulai kehabisan uang dan kita tahu apa yang keluarga harapkan? Lebih baik dia mati. “Biarkan ayah saya mati saja karena setiap hari menghabiskan uangku.” Bahkan dia yang kita pikir akan berdoa untuk kita mengatakan, “Pergi saja.” Tidak ada yang menolong.

 

Di situasi penderitaan itu, Daud tidak putus asa, tetapi dia berusaha mencari pertolongan kepada TUHAN. Apa yang Daud lakukan pada saat mengalami penderitaan itu? Ada beberapa Langkah yang dilakukan Daud, seperti:

 

Pertama, Daud berserah kepada TUHAN (ay. 14). Dalam ayat 14 Daud berkata, “Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, ya TUHAN, aku berkata: “Engkaulah Allahku!” Ketika kita sendirian berada di ruang perawatan covid 19. Tidak ada yang menjenguk. Hanya satu Pribadi yang selalu ada bersama kita. TUHAN. Kita berbicara tidak ada yang mendengarkan. Tidak ada yang menghibur kita, tidak ada yang ingin menolong kita. Tetapi kita bisa yakin jika kita percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita Ia ada dalam hati kita. Kristus hidup di dalam kita. Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita.

 

Kedua, Daud memohon kelepasan dari musuh (ay. 16). Dalam ayat 16, “Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!” “Masa hidupku ada dalam Tangan-Mu.” Daud memohon kelepasan agar ia selamat. Jika kita telah percaya kepada Yesus sebagai Juruselamat kita, kita akan aman dalam tangan-Nya. Aman seperti seorang bayi di tangan ibunya. Kita mungkin sendirian di rumah sakit, Tidak ada seorangpun. Para perawat begitu sibuk, para dokter begitu sibuk, keluarga tidak bisa datang. Mereka telah melupakan kita. Tetapi kita tahu kita aman dalam tangan Tuhan. Dalam ayat 17, Daud memohon agar TUHAN memancarkan cahaya wajah TUHAN kepadanya untuk menyelamatkannya dengan kasih setia TUHAN. Di masa-masa seperti ini ketika mata kia tidak bisa melihat, tidak ada seorangpun yang melihat, tidak ada suara untuk didengar kita menyadari ada satu Pribadi yang bercahaya atas kit. Sang Juruselamat. Yesus yang telah mati untuk kita sedang tersenyum kepada kita dan berkata, “Aku mengasihimu. Aku telah mengambil segala dosamu. Aku telah menderita untukmu karena Aku

mengasihimu. Aku telah bangkit dari kematian sehingga kamu juga ketika kamu menghembuskan nafasmu yang terakhir akan bangkit dari kematian. Aman dalam tanganKu.”

 

RENUNGAN

Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Palmarum ini?

 

Pertama, TUHAN tidak akan diam tetapi menilik dan memperhatikan kita. Merenungkan Mazmur 31 ini di minggu Palmarum, kita diarahkan untuk merenungkan sikap yang iman yang diperlihatkan oleh pemazmur, bahwa dalam kesengsaraannya, pemazmur percaya bahwa Tuhan tidak akan diam, tetapi Tuhan menilik, memperhatikan dan Tuhan menegakkannya adalah karena kasih setia Tuhan. Dan inilah yang kita lihat di peristiwa saat Yesus akan memasuki Yerusalem, ini adalah bukti dari kasih setia Tuhan kepada kita, bahwa dalam kesengsaraan kita karena dosa Tuhan datang menghampiri kita yang ada dalam penderitaan bahkan Dia yang datang untuk menanggung penderitaan kita dengan mengorbankan diri-Nya mati di kayu salib. Sehingga di dalam iman kita selayaknya bersorak sorai dan bersukacita menyambut keselamatan yang Tuhan bawa dalam hidup kita.

 

Kedua, marilah kita menyerahkan dirikita kepada TUHAN di kala kita mengalami penderitaan. Firman Tuhan yang kita renungkan saat ini mengingatkan kita untuk selalu menyerahkan diri kepada Tuhan, sebab tidak ada yang bisa kita andalkan di dunia ini. Ketika kita sedang menghadapi beban hidup yang berat, tubuh dan jiwa kita dapat melemah, orang-orang dekat bisa menjauhi kita, namun Tuhan penuh dengan kasih setia, Dia menilik, memperhatikan apa yang sedang terjadi dalam hidup kita dan Tuhan akan bertindak untuk keselamatan kita, dan inilah yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus dalam hidup kita, bahwa kasih Tuhan itu nyata dan bekerja dalam hidup kita.   

 

Mungkin kita perah punya pengalaman hidup saat menghadapi pengumulan yang  membuat tubuh dan pikiran kita tidak terkendali, tubuh kita lemah bukan karena mengerjakan pekerjaan yang berat, hati dan pikiran kita yang lelah yang selalu memikir-mikirkan masalah yang sedang terjadi. Tetapi Firman Tuhan hendak mengingatkan kita, siapa yang dapat kita andalkan? bukan pikiran kita, bukan kekuatan kita bukan juga orang lain, tetapi hanya Tuhan  saja, sebab hidup kita ada ditanganNya, Dia yang berkuasa melepaskan kita dari beban hidup kita yang berat. Karena itu, bersoraklah akan kasih setia TUHAN bagi kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...