Kamis, 01 Juni 2023

 Renungan hari ini:

 

“HAL MEMBERI SEDEKAH”


 

Matius 6:3 (TB2) "Namun jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu"

 

Matthew 6:3 (NET) "But when you do your giving, do not let your left hand know what your right hand is doing"

 

Memberi sedekah merupakan bagian dari ajaran Yesus tentang kebajikan dan niat di balik perbuatan baik. Yesus menekankan bahwa perbuatan baik, seperti memberi sedekah, seharusnya dilakukan dengan niat yang benar, bukan untuk mendapatkan penghargaan atau pujian dari orang lain. Dalam konteks tersebut, Yesus mengingatkan orang-orang untuk tidak memamerkan perbuatan sedekah mereka secara terang-terangan agar mereka tidak mencari pujian manusia. Dalam ayat sebelumnya, Yesus juga menyebutkan bagaimana beberapa orang melakukan perbuatan baik mereka dengan maksud memperoleh pengakuan dari orang lain.

 

Dengan menyatakan bahwa "janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu," Yesus mengajarkan agar sedekah dilakukan dengan penuh kerendahan hati dan tanpa mencari pujian. Orang yang memberi sedekah seharusnya melakukannya dengan tulus dan tidak mengharapkan pujian atau penghargaan dunia. Sebaliknya, mereka harus melakukannya sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan dan dengan kasih kepada sesama. Dalam pengajaran ini, Yesus ingin mengubah motivasi dan sikap hati orang-orang yang melakukan perbuatan baik. Ia menekankan pentingnya niat yang tulus dan tindakan yang rendah hati dalam melayani orang lain dan menghormati Tuhan. Tujuan akhir dari perbuatan baik adalah membawa kemuliaan bagi Tuhan, bukan untuk meningkatkan reputasi atau mendapatkan penghargaan dari orang lain.

 

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah makna yang terkandung dalam nas hari ini? Nas hari ini mengajarkan prinsip kesederhanaan, kerendahan hati, dan ketulusan dalam beramal. Dalam konteks ayat tersebut, "tangan kiri" dan "tangan kanan" adalah simbolik yang digunakan oleh Yesus untuk menggambarkan dua sisi yang berbeda dari tindakan manusia. Tangan kiri melambangkan tindakan yang dilakukan dengan motif yang salah, seperti mencari pujian atau imbalan dari orang lain. Tangan kanan melambangkan tindakan yang dilakukan dengan motif yang benar, yaitu pelayanan yang tulus dan tanpa pamrih.

 

Makna dari pernyataan ini adalah bahwa ketika kita memberikan sedekah atau melakukan perbuatan baik, kita harus melakukannya dengan hati yang tulus dan rendah hati, tanpa mencari pujian atau pengakuan dari orang lain. Tindakan baik yang dilakukan seharusnya bersumber dari motivasi yang benar, yaitu kasih dan kepedulian terhadap sesama dan pelayanan kepada Tuhan, bukan demi kepentingan pribadi. Dengan tidak memamerkan perbuatan baik, kita menghindari niat yang salah dan menjaga kesucian hati dalam melakukan amal. Dalam pandangan Yesus, pahala sejati dari perbuatan baik bukanlah pujian manusia atau penghargaan duniawi, melainkan penerimaan dan penghargaan dari Allah. Dengan demikian, makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah pentingnya melakukan perbuatan baik dengan niat yang tulus, rendah hati, dan tanpa pamrih, serta menghindari keinginan untuk mencari penghargaan atau pujian dari orang lain. Tujuan akhirnya adalah untuk menyenangkan Allah dan membawa kemuliaan bagi-Nya melalui perbuatan baik yang kita lakukan.

 

Pertanyaan terakhir adalah apa yang perlu kita renungkan dari nas hari ini? Nas hari ini memberikan beberapa hal yang perlu direnungkan, yakni:

 

Pertama, ketulusan dalam beramal. Ayat ini mengingatkan kita untuk melakukan perbuatan baik, termasuk memberi sedekah, dengan tulus dan rendah hati. Tujuan utama kita dalam beramal haruslah melayani Tuhan dan membantu sesama tanpa mengharapkan penghargaan atau pujian dari manusia. Kita harus bertindak dengan tulus dan rendah hati, mengedepankan motivasi yang benar.

 

Kedua, kesederhanaan dalam beramal. Ayat ini juga mengajarkan kita untuk tidak memamerkan perbuatan baik kita secara terang-terangan. Kita tidak harus mencari perhatian atau pengakuan publik atas apa yang kita lakukan. Sebaliknya, kita harus bersikap sederhana dan rendah hati, melakukan perbuatan baik dengan diam-diam dan tanpa pamrih.

 

Ketiga, fokus pada hubungan dengan Allah. Perhatian kita seharusnya tidak terfokus pada pujian atau pengakuan dari orang lain, tetapi pada hubungan kita dengan Allah. Ketika beramal, kita harus menyadari bahwa Allah melihat dan menghargai perbuatan baik yang dilakukan dengan tulus. Motivasi utama kita haruslah untuk menyenangkan dan memuliakan Allah, bukan mencari pujian atau hadiah dari manusia.

 

Keempat, menghindari niat yang salah. Ayat ini juga mengingatkan kita untuk memeriksa dan membersihkan niat dalam beramal. Kita tidak boleh melakukan perbuatan baik hanya demi kesenangan diri sendiri, pujian, atau imbalan duniawi. Sebaliknya, kita harus berusaha melakukan amal dengan tujuan yang benar, yaitu kasih dan pelayanan kepada sesama, serta kepatuhan kepada kehendak Allah.

 

Kelima, kerahasiaan dalam beramal. Dalam ayat ini, Yesus menekankan pentingnya kerahasiaan dalam beramal. Hal ini mengajarkan kita untuk melindungi kerahasiaan perbuatan baik kita. Ketika kita beramal dengan diam-diam, tanpa mencari pengakuan, kita menghindari kemungkinan kesombongan atau kebanggaan yang bisa merusak niat baik kita. Karena itu, nas hari ini mengajak kita untuk merenungkan tentang niat dan sikap hati kita dalam melakukan perbuatan baik. Kita diajak untuk memeriksa apakah motivasi kita tulus, apakah kita mencari pengakuan dari manusia, atau apakah kita benar-benar mengutamakan pelayanan kepada Tuhan dan kebaikan sesama. (rsnh)

 

Selamat Berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...