Renungan hari ini:
BANGUNLAH DAN BANGKITLAH
Efesus 5:14B (TB) "Bangunlah, hai kamu yang tidur dan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu"
Ephesians 5:14B (NET)“Awake, O sleeper! Rise from the dead, and Christ will shine on you!”
Kata “bangun” menunjukkan kita sudah “hidup” dan jika kita “hidup” itu berarti kita memiliki “kesadaran”. Jika kita sudah sadar barulah kita bisa “bangkit”. Sesudah bangkit barulah kita bisa bekerja dan Kristus baru dapat “bercahaya” melalui hidup kita. Sayangnya, banyak orang menamakan diri orang Kristen bahkan sudah lama menjadi orang Kristen, namun hidupnya tidak bercahaya di tengah-tengah kegelapan dan hanyut terbuai dalam arus kehidupan serta berada di bawah tekanan dosa, sehingga cahaya Kristus tidak nampak di dalam orang tersebut. Hanya jemaat yang hidup, yang bangun dan yang bangkit barulah Kristus bercahaya di tengah kegelapan.
Agar, Kristus bercahaya di dalam hidup jemaat bukanlah hal yang mudah. Itu sebabnya jemaat yang telah diselamatkan harus menggumulkan beberapa hal:
Pertama,jemaat perlu "memperhatikan dengan seksama bagaimana jemaat hidup."Kata "dengan seksama" disini di dalam bahasa Yunani memiliki arti ketepatan atau ketelitian. Jadi hidup dengan seksama di sini merupakan kebalikan dari hidup yang sembarangan, tanpa bimbingan dan tidak berpikir dengan sepatutnya, ini yang pertama.
Lebih jauh lagi Alkitab menyatakan, "Janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif." Orang bebal di sini bukan berarti orang yang IQ-nya rendah. Tidak! Melainkan orang yang tidak takut akan Tuhan. Secara kognitif mereka mungkin tahu tentang Tuhan bahkan mungkin memiliki pengetahuan Taurat yang cukup baik tetapi melalui kelakuan mereka, mereka menyangkal Allah di dalam hidupnya.
Kedua, menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan. Istilah “waktu” di dalam Efesus 5:16 di sini menunjuk pada kesempatan. Dalam bahasa Yunani tidak menggunakan kata “kronos” melainkan “kairos”. Jadi di dalam ayat ini mau mengatakan kepada kita “pergunakanlah setiap kesempatan yang ada”. Di dalam dongeng Yunani kesempatan digambarkan dengan dewa kesempatan yang mempunyai rambut di depan. Dan dewa kesempatan ini memiliki sayap dikakinya sehingga jika kita ingin adu lari pasti kalah cepat. Jadi satu-satunya cara bagaimana kita bisa menangkap dewa kesempatan tersebut kita harus menunggu sampai dewa kesempatan itu datang kemudian kita tarik rambutnya. Kita harus betul-betul menggunakan kesempatan tersebut. Terlambat sedikit saja kita tidak dapat menangkapnya lagi. Di dalam bagian ini singkatnya mendorong kita bagaimana kita menggunakan setiap kesempatan yang Tuhan berikan sebaik mungkin. Kesempatan di sini bisa mencakup banyak aspek, misalnya kesempatan melayani, PI, dsb.
Ketiga, mengerti kehendak Tuhan. Kata “mengerti” di sini tidak dapat dilepaskan dari unsur ratio. Itu berarti sebagai orang Kristen kita perlu menggunakan akal kita untuk mengerti kehendak Allah. Jadi ayat ini menolak dengan tegas pengalaman-pengalaman untuk mengerti kehendak Allah lepas dari cara yang bisa dipertanggungjawabkan. Untuk mengerti kehendak Allah kita perlu mendapatkannya dari sumber yang benar dan dengan cara yang tepat. Sumber yang benar adalah firman Allah caranya yaitu melalui penafsiran yang bisa dipertanggungjawabkan yaitu Alkitab menafsirkan Alkitab. Sedangkan fungsi akal hanyalah sebagai alat untuk kita kembali kepada kebenaran Allah yang sudah diwahyukan melalui Alkitab. Tidak ada satu orang pun yang mau mengerti kehendak Allah lepas dari firman. Dan tidak ada seorangpun yang dapat mengerti kehendak Allah di dalam firman lepas dari penafsiran. Masalahnya, bagaimana caranya kita menafsirkan Alkitab secara bertanggungjawab. Jika kita keliru dalam menafsirkan maka kita akan menyimpang dari firman yang benar. Karena itu, bangun dan bangkitlah maka Kristus akan bercahaya atas kita. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN