Jumat, 27 Desember 2019

Renungan hari ini: RENDAHKANLAH DIRIMU

Renungan hari ini:

RENDAHKANLAH DIRIMU



1 Petrus 5:6 (TB) "Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya"

1 Peter 5:6 (NET) "And God will exalt you in due time, if you humble yourselves under his mighty hand”

Merendahkan diri dan hati merupakan perkara yang sulit dilakukan manusia karena manusia punya kecenderungan untuk tinggi hati dan sombong. Itulah sebabnya penulis 1 Petrus ini mengajak kita untuk merendahkan diri di bawah tangan TUHAN yang kuat agar Dia meninggikan kita.  Jika kita sudah mampu merendahkan hati kita maka Tuhanlah yang meninggikan kita, bukan manusia. Manusia hanyalah alatnya Tuhan untuk meninggikan kita. Tetapi kadang-kadang manusia coba berusaha untuk meninggikan dirinya sendiri. Akhirnya ia akan menghalalkan segala cara dan walau tercapai pada akhirnya akan menghancurkan hidupnya sendiri. Dan kalau Tuhan yang meniggikan tidak ada satu kekuatan pun yang akan menurunkan.

Kita harus merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kita ditinggikan oleh Tuhan pada waktunya. Jadi bagian kita adalah merendahkan diri di bawah tangan Tuhan yang kuat, dan bagiannya Tuhan yaitu akan meninggikan kita pada waktunya.

Ada beberapa contoh orang yang mampu merendahkan diri di hadapan TUHAN yang kuat, misalnya:

Pertama,   Abramah. Bagi Abraham merendahkan diri itu berarti: taat kepada Firman Tuhan walau tidak masuk akal. Hal ini terjadi dua kali:
Ø  Ketika Allah menyuruh dia untuk meninggalkan negeri, sanak saudara dan ibu bapanya dan pergi ke negeri yang akan ditunjukkan oleh Allah kemudian, jadi Abraham belum tau tempat pastinya, . . . dan Abraham mentaati Firman Allah tersebut (Kej. 12:1,4). 
Ø  Ketika Allah menyuruh Abraham untuk mempersembahkan Ishak, anak perjanjian, anak yg di dapatkan dari istrinya Sara di usia mereka yang sudah lanjut, dan Abraham mentaati firman Allah tersebut (Kej. 22:1-3;11-13).

Selain itu, merendahkan diri menurut Abraham adalah tetap menghargai, mengasihi dan tidak arogan terhadap orang lain. Ini dapat dilihat ketika Lot yang dibawa oleh Abraham dalam mengikuti panggilan Tuhan, pada suatu ketika semakin berhasil, karena ternaknya pun semakin banyak. Abraham tidak menjadi iri, marah – dengan berkata “aku kan yang membawa kamu, tau diri dong...” Malah Abraham berkata supaya tidak terjadi masalah, sebaiknya kita berpisah. Kalau kamu ke kiri aku ke kanan dan silahkan pilih lebih dahulu tempat yang engkau suka. Dan ketika Lot ada masalah, Abraham tetap peduli, ia tidak bersukacita ditengah-tengah permasalahan yang di hadapi oleh Lot (Kej. 13:5-11; 14:1-16). Akibat kemampuan Abraham itu, maka tidak heran Allah meninggikan Abraham. Walau Abraham sudah meninggal, tetapi ia tetap dikenal sebagai “Bapa orang beriman.” 

Kedua, Yusuf.   Bagi Yusuf  merendahkan diri itu berarti: siap di proses oleh Tuhan tanpa sungut-sungut. Ketika ia bermimpi bahwa ia akan ditinggikan oleh Tuhan, saudara-saudaranya cemburu dan menjual Yusuf kepada saudagar dari Midian yang kemudian di jual  di Mesir kepada Potifar, seorang pegawai istanya Firaun, kepala pengawal istana. Kemudian ia difitnah oleh istri Potifar, ia dipenjarakan dan kemudian dilupakan oleh orang yang pernah ditolongnya( Kej. 37:5-11; 23,28; 36; 39:11-20; 40:12-15, 20,21,23). Rela mengampuni dan tidak membalas kejahatan dengan kejahatan. Hal ini dapat dilihat ketika mimpi Yusuf menjadi kenyataan. Ia ditinggikan menjadi orang nomor dua di Mesir. Ada kesempatan utk membalakan kejahatan istri Potifar dan Potifar sendiri, juga kesempatan untuk membalas kejahatan yang telah diperbuat oleh saudara-saudaranya. Tetapi Yusuf tidak melakukan hal itu (Kej. 50:15-21). Itu sebabnya ia ditinggikan Tuhan pada waktunya dan akhir hidupnya berkhir dengan finishing well.

Ketiga, Yosua.    Bagi Yosua merendahkan itu berarti: dia setia sebagai abdi Musa. Ia melakukan apa yang dikatakan oleh Musa; (1) Ia melakukan apa dikatakan oleh Musa utk memimpin pasukan utk berperang melawan Amalek (Kel. 17:9-10). Dia setia mendampingi Musa, bahkan ketika Musa naik gunung Sinai untuk berbicara dengan Allah (Kel. 24:13). Kemudian, Yosua percaya kepada Kuasa Tuhan. Ketika ia diutus menjadi salah satu pengintai, mengintai tanah perjanjian, ia pulang dengan membawa kabar apa adanya, tetapi ia menyatakan imannya bahwa walau banyak musuh di tanah yg mereka intai itu ia yakin bahwa Tuhan akan membuat mereka menang. Sedangkan saudara-saudaranya menyebarkan kata-kata yang menakutkan (Bil. 13:31-14:10). Itu sebabnya ia ditinggikan Tuhan pada waktunya, ia menjadi pemimpin menggantikan Musa. Karena itu, dalam melakukan tugas panggilan kita dengan baik, jangan sombong, serahakan kekuatiran kepada Allah, sadar bahwa Iblis ingin menghancurkan kita dan kita harus melawannya dengan iman yang teguh. (rsnh)

Selamat berakhir pekan dan besok ke Gereja

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...