Renungan hari ini:
“PERKATAAN YANG TEPAT PADA WAKTUNYA”
Amsal 15:23b (TB) "Dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya!"
Proverbs 15:23b (NET) "And a word at the right time – how good it is!"
Sebagian besar dari kita mungkin pernah menyesali perkataan kita. Orang yang bijaksana tentu akan “berpikir lebih dahulu sebelum berkata-kata”, supaya ia tidak banyak menyesali perkataan yang sebenarnya tidak perlu untuk diucapkan (yang sia-sia/tidak berarti). Seorang fisluf dari Yunani, bernama Publisius berkata: “Saya sering menyesali perkataan saya, tetapi tidak pernah menyesali sikap diam (kebisuan) saya.” Publisius sungguh-sungguh menyadari, betapa ia sering bersalah dalam perkataannya.
Peribahasa Tiongkok mengatakan bahwa: “Perkataan yang keluar dari mulut kita itu ibarat anak panah yang kita lepaskan dari busurnya. Jika yang kita lepaskan adalah perkataan yang menyakiti orang lain, maka sekalipun kita sudah meminta maaf, akan tetapi bekasnya masih ada/masih terasa.” Kita harus berhati-hati dengan ucapan/perkataan kita (misalnya: ejekan atau julukan-julukan yang tidak pantas), karena tanpa kita sadari hal itu dapat mengakibatkan luka batin dan berdampak besar bagi perkembangan mental/psikologis seseorang.
Perkataan yang tidak bijak sangat merusak. Itu mengganggu, seperti tetes air dari keran bocor. Itu menyakiti dengan membuat orang lain merasa tidak enak. Perkataan seperti itu membangun rasa bersalah, menyebabkan mereka merendahkan diri, membuang harga diri mereka. Hasilnya semakin merusak hubungan. Tidak baik membuat orang lain merasa buruk. Saat kita meminta seseorang melakukan sesuatu, dan jika mereka setuju tapi gagal, kita bisa mengingatkan mereka dengan kasih yang baik tanpa menyatakan kemarahan atau merendahkan. “Janganlah perkataan tidak sehat keluar dari mulut kita.” Perkatakan perkataan yang lemah lembut dan membangun, supaya perkataan kita menjadi berkat dan motivasi bagi orang yang kita kasihi.
Amsal menyebutkan bahwa perkataan yang tepat pada waktunya akan memberikan dampak yang sangat besar dalam kehidupan seseorang. Perkataan, baik yang diucapkan atau yang dituliskan, jika diberikan tepat pada waktu yang dibutuhkan, akan memberikan kekuatan, jalan keluar, dan semangat yang besar. Perkataan yang tepat, akan membuang jauh-jauh semua bentuk keputusasaan, bahkan sebaliknya dapat memberikan semangat yang baru untuk bekerja lagi. Adakalanya kita mengalami kebingungan, bahkan berputus asa karena beratnya beban dan sudah tidak bisa berpikir lagi. Kita sudah tidak tahu lagi langkah yang perlu diambil karena situasi dan kondisi yang tidak menunjang. Hanya kebingungan dan ketakutan yang kita alami. Pada saat seperti itu, ketika kita menerima pertolongan Tuhan yang datang tepat pada waktunya, segeralah bertindak, berkarya, dan bekerja lagi dengan penuh semangat. Pikiran dan hati kita mendapat pencerahan dari Tuhan sehingga semua masalah dapat diselesaikan dengan amat baik.
Perkataan kita ibarat air sungai yang mengalir. Kita tidak bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya. Air mengalir dan terus berlalu. Ia tidak kembali. Begitu juga dengan setiap ucapan kita. Ingatlah, orang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik, dan yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat. Setiap kata-kata yang sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkan pada hari penghakiman. Menurut ucapanmu, engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula, engkau akan dihukum (Mat. 12:34-36).
Penelitian membuktikan betapa kata-kata yang keluar dari mulut kita mempunyai daya kekuatan yang mengubah, karena itu berhati-hatilah dalam bicara karena ucapan-ucapan kita dapat menjadi positif atau pun negatif untuk orang lain. Karena itu, hendaklah Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani. Kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu (Kol. 3:16). (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN