Selasa, 08 Mei 2018

Renungan hari ini: BERTEKUN DALAM PENGAJARAN DAN PERSEKUTUAN

Renungan hari ini: 

BERTEKUN DALAM PENGAJARAN DAN PERSEKUTUAN


Kisah Para Rasul 2:42 (TB) "Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa" 

Acts 2:42 (NRSV) "They devoted themselves to the apostles' teaching and fellowship, to the breaking of bread and the prayers” 

Bertekun berarti bersungguh-sungguh, bekerja keras dan berjuang untuk mencapai tujuan. Dalam nas hari ini Lukas menekankan bertekun dalam beberapa hal, yakni:  dalam pengajaran rasul-rasul, dalam persekutuam, dalam memecahkan roti dan dalam berdoa.

Gereja mula-mula menjadi kuat dan cepat bertumbuh dewasa, karena mereka bertekun dalam pengajaran para Rasul. Seorang Kristen yang ingin menjadi benar dimata Tuhan dan ingin menjadi dewasa, harus bertekun didalam pengajaran yang benar.    Mengapa pengajaran itu penting? 
Pertama,pengajaran itu membuat seseorang menjadi mengerti apa yang menjadi landasan berpikir, sikap, dan  tindakan yang benar menurut Firman Tuhan.
Kedua, memudahkan seseorang memahami Firman.
Ketiga,menolong seseorang mengambil keputusan secara benar menurut Firman Tuhan, bukan menurut pandangannya sendiri atau pandangan dunia.
Keempat,Memperbaiki kelakuan, banyak sekali perilaku seseorang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, sosial, suku, tradisi, bahkan kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Dengan demikian kelakuan seseorang dapat dianggap benar sesuai dengan tradisi, tetapi tidak benar menurut Firman Tuhan. Melalui pengajaran ini kelakuannya disesuaikan kembali melalui pengajaran yang benar. 

Ada beberapa hal penting yang hendak kita pelajari dari nas hari ini:
Pertama, pengajaran Para Rasul. Jemaat Perdana setia pada “ajaran para rasul”. Karena mereka telah menjadi Kristiani (para pengikut Kristus) dengan menerima sabda Yesus Kristus, Injil Yesus Kristus, maka suatu hidup Kristiani harus senantiasa diperdalam dengan pemberitaan Injil secara berkesinambungan. “Iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus” (Rm. 10:17).Dengan penuh kerendahan hati mereka menerima dan mengakui bahwa keselamatan telah terwujud melalui kematian dan kebangkitan Kristus. Iman akan Kristus yang bangkit memungkinkan jemaat ini menjadi tanda yang menarik banyak orang, seperti ditulis oleh Lukas. “… mereka disukai semua orang” (Kis. 2:47).Mereka lebih tangguh menghadapi segala tantangan dan perjuangan hidup ini, karena Yesus Kristus telah lebih dahulu membuka jalan menuju kehidupan baru, dengan mengalahkan segala penderitaan dan kematian, “Aku ditolak dengan hebat sampai jatuh, tetapi TUHAN menolong aku. TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku; Ia telah menjadi keselamatanku” (Mzm. 118:13-14).

Kedua, persekutuan. Tanda kedua adalah “persekutuan” (Inggris: fellowship; Yunani: koinonia), yang berarti suatu kehidupan yang disharingkan, …… hidup bersama. Dengan kata lain kita berbicara mengenai “persaudaraan sejati” di sini. Ungkapan koinonia-nya muncul sekali dalam “Kisah Para Rasul”, namun ini adalah ungkapan favorit dari Santo Paulus, yang menggunakan ungkapan ini 13 kali dalam surat-suratnya.Ini adalah hidup berbagi dengan Allah sendiri yang disebabkan dan dibuat mungkin lewat pewartaan Injil. Persekutuan ini menjadi sebuah komunitas dengan Yesus yang bangkit, yang dibuat efektif oleh Roh Kudus. Dimensi vertikal dari persekutuan ini menghasilkan suatu dimensi horisontal, suatu persekutuan dengan sesama orang Kristiani dengan mewartakan sabda Allah kepada mereka, dan dengan berbagi benda-benda materiil dengan mereka.Persekutuan misalnya digunakan sehubungan dengan kolekte dari gereja-gereja bimbingan Paulus untuk Gereja induk di Yerusalem (2Kor. 9:1-5). Akhirnya persekutuan menggaris-bawahi bahwa jemaat Kristiani perdana memberikan kontribusi untuk komunitasnya, walaupun bentuknya tidak semua sama, seperti dicontohkan oleh Barnabas yang menjual ladangnya (Kis. 4:36-37). Semua itu bukan berdasarkan doktrin ekonomi yang dianut, melainkan sesuatu yang bersifat spontan.Jemaat perdana menjalin satu ikatan persaudaraan yang sangat erat, di mana hanya terdapat cinta kasih. Kasihlah yang membuat mereka mampu membagi-bagi harta milik masing-masing dengan orang-orang lain. Kasihlah yang membuat mereka lebih peka terhadap kemalangan dan kekurangan sesama (Kis 2:44-45).

Ketiga, pemecahan RotiDalam artian yang penuh, “pemecahan roti” berarti Perjamuan Kudus, yang telah senantiasa dan akan tetap menjadi sarana utama dari kehidupan komunitas. Jemaat perdana adalah jemaat yang bersatu dalam Perjamuan Kudus. Dalam memecah-mecahkan roti, jemaat termaksud bukan saja menghadirkan kembali perjuangan-perjuangan Yesus di masa lampau, melainkan juga merayakan masa depan mereka, yaitu bersama Yesus mempersembahkan seluruh hidupnya kepada Allah dan sesama (1Ptr. 1:3-9).

Keempat, Doa.  Doa-doa membangun komunitas Kristiani. Gereja atau Jemaat Kristiani adalah jemaat yang bersatu dalam doa (Kis. 2:46-47). Sebagai jemaat mereka merasa masih membutuhkan penebusan. Maka, sebagai jemaat yang tertebus mereka sungguh mengakui peranan Kristus dalam hidup dan perutusan mereka masing-masing. Oleh karena itu, sebelum diutus, mereka terlebih dahulu menghadap Tuhan guna mohon berkat dan kekuatan. Mereka mampu menghadapi masalah-masalah dalam hidup ini, karena sudah berkomunikasi dengan-Nya dalam doa. Karena itu, terusalah bertekun dalam pengajaran dan pereskutuan. (rsnh)

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...