*KOTBAH MINGGU XXIII SETELAH TRINITATIS*
Minggu, 12 Nopember 2023
*“SALING MEMBANGUN DALAM MENANTI KEDATANGAN TUHAN”*
Kotbah: 1 Tesalonika 5:1-11 Bacaan: Amos 5:18-20
Kini kita tiba pada Minggu Keduapuluh tiga Setelah Trinitatis. Dalam Minggu ini kita akan membahas tema “Saling Membangun dalam Menanti Kedatangan TUHAN”. Kata “Saling Membangun” ini mengacu pada tindakan saling memberikan dukungan, pembinaan, dan penguatan di dalam komunitas Kristen. Membangun satu sama lain mencakup aspek-aspek seperti pemberian dorongan, nasihat positif, pelayanan, kasih, dan pertolongan, sehingga setiap anggota dapat tumbuh dan berkembang dalam iman dan karakter rohaniah.
“Menanti Kedatangan Tuhan” merupakan harapan dan antisipasi akan kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus. Ini bukan hanya tentang menunggu secara pasif, tetapi juga melibatkan kesiapan rohaniah, kehidupan yang kudus, dan kesadaran akan akhir zaman. Menantikan kedatangan Tuhan harus mencerminkan dalam tindakan-tindakan yang mencirikan kehidupan seorang Kristen yang setia.
Dalam teks ini, Paulus, penulis kitab 1 Tesalonika, memberikan nasihat dan pengajaran kepada jemaat Tesalonika mengenai hidup mereka dalam kaitannya dengan kedatangan kembali Tuhan Yesus. Berikut beberapa alasan mengapa penulis membahas tema tersebut:
Pertama, hendak menyadarkan akan kedatangan kembali Tuhan (ay. 2). Pasal-pasal sebelumnya dalam kitab ini telah membahas tentang kedatangan kembali Tuhan Yesus. Pemahaman akan kedatangan kembali ini merupakan suatu titik fokus bagi komunitas Kristen pada masa itu. Paulus ingin menjadikan kembali pemikiran tentang kedatangan Tuhan sebagai dasar bagi perilaku dan hidup mereka.
Kedua, hendak mendorong kehidupan yang kudus (ay. 4-5). Penulis ingin menegaskan bahwa pengharapan akan kedatangan Tuhan seharusnya mendorong orang percaya untuk hidup dengan kesucian dan integritas. Dalam teks tersebut, Paulus menyatakan bahwa sebagai anak-anak terang, mereka harus hidup sesuai dengan kebenaran dan menjauhi kegelapan dosa.
Ketiga, pemeliharaan kesadaran spiritual (ay. 6-10). Paulus menekankan agar jemaat Tesalonika senantiasa sadar akan realitas spiritual. Dalam konteks ini, penulis ingin agar orang percaya tidak terjebak dalam kehidupan yang lengah atau terlalu fokus pada urusan dunia sehingga melupakan persiapan rohaniah dan kesiapan menghadapi hari Tuhan.
Keempat, ajakan untuk saling membangun (ay. 11). Sebagai respons terhadap kenyataan akan kedatangan Tuhan, Paulus mengajak jemaat untuk saling membangun dan mendorong satu sama lain. Dalam menanti Tuhan, mereka harus saling mendukung, mendorong, dan membangun keluarga rohani mereka.
Jadi, tema "Saling Membangun dalam Menanti Kedatangan Tuhan" membantu memberikan arah hidup yang positif, moral, dan rohaniah bagi jemaat Tesalonika dalam menghadapi kenyataan akan kedatangan kembali Tuhan Yesus.
Pertanyaan kita sekarang adalah bagaimana mereka seharusnya saling membangun dalam konteks menanti kedatangan Tuhan? Berikut adalah beberapa poin penting dari teks tersebut yang mencerminkan cara Paulus mengajarkan "Saling Membangun Dalam Menanti Kedatangan TUHAN":
Pertama, kita harus hati-hat dan waspada (ay. 1-3). Paulus memulai dengan mengingatkan jemaat bahwa hari Tuhan akan datang seperti pencuri di malam hari. Ini adalah panggilan untuk tetap waspada dan tidak terlena oleh kehidupan sehari-hari atau oleh dunia.
Kedua, kita harus hidup dalam Terang (ay. 4-5). Paulus menyatakan bahwa orang percaya bukanlah anak-anak gelap, melainkan anak-anak terang dan hari. Oleh karena itu, mereka seharusnya hidup sesuai dengan kebenaran, menjauhi dosa, dan memancarkan cahaya iman mereka kepada orang lain.
Ketiga, kita harus siap secara rohani (ay. 6-8). Paulus mengajak jemaat untuk tetap sadar dan waspada secara rohaniah. Mereka harus memakai perlengkapan perlindungan, seperti iman dan kasih, serta memakai helm pengharapan keselamatan. Kesiapan rohaniah ini penting dalam menantikan kedatangan Tuhan.
Keempat, kita harus mengasihi dan melayani (ay. 9-11). Paulus menyatakan bahwa Allah tidak menghukum orang percaya, melainkan memberikan keselamatan oleh Tuhan Yesus Kristus. Oleh karena itu, mereka seharusnya hidup dalam kasih, saling membangun, dan mendorong satu sama lain untuk mencapai keselamatan bersama.
Kelima, kita harus saling membangun dan mendorong (ay. 11). Puncak dari pesan Paulus adalah ajakan untuk saling membangun dan mendorong. Mereka seharusnya membangun satu sama lain dalam iman dan karakter rohaniah, memberikan dukungan dan dorongan, sehingga bersama-sama mereka dapat menghadapi kedatangan Tuhan dengan sukacita.
Secara keseluruhan, Paulus mengajarkan bahwa menantikan kedatangan Tuhan harus mencerminkan dalam kehidupan sehari-hari yang penuh kasih, keberanian, dan kesiapan rohaniah. Saling membangun dan mendorong sesama anggota jemaat adalah bagian integral dari persiapan mereka untuk menyongsong hari Tuhan yang akan datang.
RENUNGAN
Apa yang hendak kita renungkan dalam Minggu Keduapuluh tiga Setelah Trinitatis? Tema "Saling Membangun Dalam Menanti Kedatangan TUHAN" dalam 1 Tesalonika 5:1-11 mengandung sejumlah pelajaran dan refleksi yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan Kristen. Berikut adalah beberapa hal yang dapat direfleksikan:
Pertama, kewaspadaan Rohaniah. Pesan Paulus tentang kewaspadaan rohaniah mengajarkan kita untuk hidup dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan dalam kehidupan kita. Hal ini membutuhkan kesiapan dan kesadaran bahwa hidup kita harus mencerminkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip kekristenan setiap saat.
Kedua, kesiapan untuk kedatangan Tuhan. Refleksi pada tema ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup dalam kesiapan dan persiapan rohaniah. Kita diajak untuk hidup setiap hari dengan pengharapan dan antisipasi akan kedatangan Tuhan kembali. Ini melibatkan hidup dengan integritas, kesucian, dan ketaatan kepada kehendak Allah.
Ketiga, hiduplah dalam Terang. Kita dipanggil untuk hidup sebagai anak-anak terang, yang mencerminkan kasih dan kebenaran Kristus. Refleksi pada tema ini dapat mengajak kita untuk mengevaluasi apakah hidup kita memberikan kesaksian yang benar dan mencerminkan karakter Kristus kepada orang lain.
Keempat, mari saling membangun dan mendorong. Konsep saling membangun dan mendorong merupakan panggilan untuk menjadi komunitas yang peduli dan peka terhadap kebutuhan sesama. Dalam refleksi ini, kita dapat mengevaluasi sejauh mana kita terlibat dalam membangun hubungan yang positif, memberikan dukungan, dan mendorong pertumbuhan rohaniah sesama anggota jemaat. Karena itu, dengan merenungkan dan mengaplikasikan pelajaran-pelajaran ini, kita dapat memperkaya hidup rohaniah kita dan membentuk komunitas Kristen yang kuat dan saling mendukung dalam menantikan kedatangan Tuhan. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN!