Senin, 19 April 2021

Renungan hari ini: “AJARAN TRINITATIS” (1 Yohanes 5:7)

 Renungan hari ini:

 

“AJARAN TRINITATIS”




 

1 Yohanes 5:7 (TB) "Sebab ada tiga yang memberi kesaksian [di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu"

 

1 John 5:7 (KJV) "For there are three that bear record in heaven, the Father, the Word, and the Holy Ghost: and these three are one"

 

Ajaran Trinitatis dalam iman Kristen digali dari teks 1 Yohanes 5:7 ini. Namun teks ini menjadi perdebatan di sepanjang sejarah. Perdebatan itu datang dari kalangan Kristen sendiri (kaum Uni Tarian, Dwi Tarian) dan juga kalangan agama lain. Di Surat Yohanes yang pertama ada ayat yang begitu sentral menegaskan doktrin Trinitas. Ayat itu berbunyi: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian (di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu. Dan ada tiga yang memberi kesaksian di bumi): Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu” (1 Yohanes 5:7-8). Di Alkitab terjemahan Indonesia (LAI-TB) ada frasa yang diberi tanda kurung mengantarai ayat ketujuh dan kedelapan.

 

Tapi di beberapa versi terjemahan Alkitab, seperti NIV, NASB, kita tidak akan menemui bagian yang ada di dalam kurung itu, sehingga ayat tersebut hanya berbunyi: “Sebab ada tiga yang memberi kesaksian: Roh dan air dan darah dan ketiganya adalah satu.” Tambahan yang ada dalam kurung itu biasanya hanya dijadikan catatan kaki bahwa ada versi bacaan yang berbeda.

 

Benar, bagian ini adalah contoh lain perbedaan yang cukup menonjol dalam kodifikasi naskah Yunani antara kodifikasi kritis ala Critical Text (CT) dengan kodifikasi tradisional ala Textus Receptus (TR). Bagian ini biasa diistilahkan dengan Comma Johanneum, koma-nya Yohanes (kata Latin comma bisa berarti frasa atau klausa). Meski tidak sepanjang perbedaan CT dan TR dalam perikop tentang perempuan berzinah atau bagian akhir Injil Markus, koma Yohanes sering menjadi sorotan karena dinilai menyimpan perdebatan ajaran tentang Trinitas.

 

Uniknya, sejauh penemuan saat ini, di hampir semua manuskrip Perjanjian Baru sebelum abad keempat, baik yang berbahasa Yunani, Latin, Aram, Koptik, Armenia maupun Ethiopia, koma Yohanes ini tidak tercantum. Manuskrip Yunani tertua yang ditemukan memuat frasa tersebut baru ada di era abad pertengahan. Sementara manuskrip paling awal Surat Yohanes yang mengandung koma ini, berasal dari Alkitab versi Latin Vulgata selepas tahun 800-an Masehi.

 

Lantas apakah ini berarti bagian tersebut sengaja ditambahkan, untuk menegaskan doktrin Trinitas? Tampaknya asumsi itu masih bisa diperdebatkan, sebab hampir semua bapa gereja Trinitarian tetap memegang keyakinan itu sekalipun dalam sejumlah kutipan langsung mereka terhadap surat Yohanes tidak mencantumkan bagian ini.

 

Lebih jauh, bapa gereja seperti St. Siprianus dari Kartago (250 M), St Athanasius (350 M) dan St. Agustinus (400 M), saat menjelaskan doktrin Trinitas sempat mengutip frasa “Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan ketiganya adalah satu,” dan menisbatkannya sebagai perkataan Rasul Yohanes. Hal yang mengisyaratkan pengetahuan mereka soal koma Yohanes ini.

 

Para pengusung teks tradisional umumnya berasumsi bahwa tidak ditemukannya bagian ini di banyak manuskrip kuno, lebih karena kesalahan penyalinan. Sebab ada dua kalimat yang dimulai dan diakhiri dengan dua frasa Yunani yang sama (treis eisin hoi martyrountes, ada tiga yang memberi kesaksian… hoi treis eis to hen eisin, ketiganya adalah satu), sehingga sangat mungkin terjadi salah salin. Tentu saja, asumsi ini memang berpangkal dari keyakinan bahwa ayat tersebut memang ada sebagai tulisan otentik Rasul Yohanes.

 

Dalam Terjemahan NIV (The New International Version Study Bible), mengkomentari (memberikan catatan kaki) bahwa 1 Yohanes 5:7 tidak ditemukan dalam manuscript-manuscript Yunani ataupun dalam terjemahan-terjemahan P.B. sebelum abad ke-16. 

 

Dr. A.T. Robertson dalam commentary-nya, '"Word Pictures in New Testament" juga meragukan eksistensi ayat ini dan menjelaskan bahwa ayat tersebut hanya ada dalam terjemahan bahasa Latin Vulgate, yang kemudian diambil oleh Erasmus untuk melengkapi Textus Receptus (TR). Dan menurut Robertson teks tersebut tidak ditemukan dalam manuscript-manuscript Yunani. Dalam edisi pertama teks Erasmus ayat tersebut tidak ada hingga akhirnya ditambahkan dari Vulgate. 

 

Namun pendapat Dr. A.T. Robertson itu sama sekali tidak benar jika dikatakan 1 Yohanes 5:7b-8a tidak ditemukan dalam semua manuscript Yunani dan terjemahan P.B. sebelum abad ke-16.  Karena teks tersebut ditemukan dalam delapan manuscript Yunani yang sangat penting dan empat diantaranya tertanggal sebelum abad ke-16, yaitu, Greek Minuscules. 61 (XVI), 88(XII), 221(X), 918 (XVI). 

 

Selain itu banyak terjemahan-terjemahan Latin yang sangat mendukung eksistensi 1 Yohanes 5:7b-8a ini. Kurang lebih ada 8.000 manuscript Latin dan sebagian besar berisi 1 Yohanes 5:7b-8a. 

 

Yang terpenting adalah versi Old Latin yang dipergunakan oleh bapa-bapa gereja seperti Tertulianus (A.D. 155-220) dan Cyprian (A.D. 200-258 ), yang lebih tua dari codex Aleph & B yang dipakai dasar Critical Text (abad IV) berisi 1 Yohanes 5:7b-8a. Karena terjemahan-terjemahan Latin berdasarkan pada teks Yunani, maka kesimpulannya ialah dalam manuscript-manuscript Yunani kuno teks itu pasti ada.  Alasan lain yang dapat dipakai dasar ialah bahwa terjemahan Alkitab Latin Vulgate oleh Jerome (340-420 A.D.), yang berisikan Johannine Comma diterjemahkan dari teks Yunani yang baik. Dalam "Prologe to the Canonical Epistles" , Jerome menulis : "Para penerjemah yang tidak bertanggung jawab menghapus kesaksian ini (1 Yohanes 5:7b-8a) dalam codex-codexYunani." 

 

Dan lagi frasa "Bapa, Firman dan Roh Kudus," merefleksikan kepenulisan Rasul Yohanes yang khas. Pernyataan bahwa Yesus Kristus adalah "Sang Firman" atau "Ho Logos" merupakan ciri khas penekanan Rasul Yohanes (bnd. Yoh. 1:1-14).  Yang pasti keberadaan Johannine Comma tidak menyerang doktrin fundamental kekristenan, seperti yang dilakukan oleh para sarjana liberal (yang menggunakan Westcott & Hort Texs/Critical text), dan yang menolak bahwa Alkitab ditulis dengan inspirasi Roh Kudus. Dan tuduhan yang di-quote disini menggunakan acuan ini dalam usaha menyerang kebenaran Alkitab. 

 

Para Polemikus (baik Muslim maupun Kristen) senang memainkan "Johannine Comma" ini untuk menolak doktrin Trinitas. Namun upaya mereka meruntuhkan doktrin Trinitas perlu upaya yang lain. Mereka harus menghapus dan menolak Matius 28:19, yang berisi Sabda dari Tuhan kita Yesus (yang dijadikan dasar doktrin Trinitas oleh Bapa-bapa Gereja).

 

Para Polemikus, baik itu polemikus Muslim dan polemikus Kristen (baik Trinitarian dan Non-Trinitarian), memusingkan satu urusan Doktrin Trinitas dan berjalan di tempat urusan ini saja. Alkitab tidak cuma berisi Doktrin Tritinas saja. Apapun kalau "overdosis" akan jadi "racun" dan isue ini menjadi dasar kebencian masing-masing kubu. Iblis tentu senang akan hal ini. Orang bisa berbuat jahat dalam balutan kesalehannya, dari kubu manapun. Yang ekstrim kanan maupun ekstrim kiri, Iblis bermain di keduanya dan bertepuk tangan. Karena itu, mari beriman yang kuat agar Iblis tidak menyerang kita. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...