Minggu, 07 April 2019

Renungan hari ini: PUAS DENGAN RUPA ALLAH

Renungan hari ini: 

PUAS DENGAN RUPA ALLAH



Mazmur 17:15 (TB) "Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu" 

Psalms 17:15 (NET) "As for me, because I am innocent I will see your face; when I awake you will reveal yourself to me” 

Saat memandang dan melihat wajah ALLAH, pemazmur merasa ketenangan dalam jiwanya. Situasi pemazmur masih kita alami sampai pada masa kini. Di tengah situasi sulit, pemazmur mengajar kita untuk tetap puas di dalam Allah. Bagaimanakah cara pemazmur agar jiwanya merasakan kepuasan di dalam memandang wajah TUHAN?

Pertama,memperkuat persekutuan dengan orang-orang benar (16:3).Pergaulan yang baik membangun kebiasaan hidup yang benar (bnd. 1Kor. 15:33). Kedua,menjaga kesetiaan untuk mempersembahkan hidup hanya kepada Allah yang benar (bnd. Mzm. 16:4).Kita harus berani menolak allah-allah lain yang menjanjikan kenikmatan, kenyamanan, dan kejayaan duniawi. Ketiga, memusatkan mata hati untuk senantiasa memandang kepada Allah (Mzm. 16:8-9). Mata hati yang benar akan mengarahkan kita pada jalan hidup yang benar. Bila fokus mata hati kita salah, sesatlah jalan kehidupan kita. Keempat,memeriksa hati dengan teliti (Mzm. 17:3) sambil memohon Roh Allah menyatakan apa yang salah dan apa yang benar. Kelima,meneladani jejak Allah dalam kehidupan dengan penuh komitmen dan perjuangan (Mzm. 17:5).

Kata lain dari rupa adalah wajah. Tangan ataukah wajah-Nya? Tangan berbicara mengenai kemampuan-Nya untuk menolong kita, sedangkan wajah berbicara mengenai pribadi-Nya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan ini kita akan selalu membutuhkan pertolongan-Nya. Tidak berhenti sebatas membutuhkan-Nya, tetapi mulailah bertumbuh menjadi pribadi yang mengasihi-Nya. Karena hanya wajah-Nyalah yang dapat memuaskan diri kita. Saat bangsa Israel berjalan di padang gurun selama 40 tahun, setiap hari tangan Tuhan terulur bagi mereka. Pertolongan-Nya selalu nyata, tetapi semua itu tidak dapat memuaskan mereka. Hasrat untuk kembali ke "tanah perbudakan" lebih besar daripada pergi menuju "tanah perjanjian". Berbeda dengan Musa yang berfokus pada wajah Tuhan. Musa tidak memiliki hasrat sedikitpun untuk kembali ke Mesir. Saat masa lalu begitu menarik dan sangat menggoda, maka itu hanya menunjukan bahwa kita sebenarnya belum memandang wajah Tuhan. Karena itu, carilah wajah-Nya "selalu", karena hanya wajah-Nya yang dapat memuaskan kita. (rsnh)

Selamat memulai karya dalam Minggu ini

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...