Jumat, 22 Januari 2021

Renungan hari ini: “DI DALAM YESUS KITA BEROLEH KEBERANIAN” (Efesus 3:12)

 Renungan hari ini:

 

“DI DALAM YESUS KITA BEROLEH KEBERANIAN”




 

Efesus 3:12 (TB) "Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya"

 

Ephesians 3:12 (NET) "In whom we have boldness and confident access to God because of Christ s faithfulnes"

 

Dunia ini dipenuhi dengan ketakutan. Manusia setelah jatuh ke dalam dosa cenderung mudah mengalami ketakutan. Untuk menghadapi ketakutan itu, kita butuh sebuah keberanian. Keberanian itu tergantung pada otoritas yang kita miliki. Jika kita punya kuasa maka tingkat keberanian kita pun lebih kuat dan dominan. Namun jika kita berada pada pihak yang lemah, maka tingkat ketakutan kita pun cenderung dominan. Itu sebabnya ada banyak orang menggantungkan dirinya pada penguasa atau yang punya kekuatan dan otoritas yang dominan. Seringkali kita menjadi kecil hati ketika pemimpin kita mengalami kekalahan. Kita membayangkan bahwa kita tidak akan bersama-sama lagi dengan sang pemimpin, lalu berpikir untuk mencari figur pemimpin lain. Perasaan itulah yang terjadi atas orang Kristen non Yahudi, ketika Paulus sebagai pemimpin mereka dipenjarakan. Itulah sebabnya Paulus menyurati mereka dari penjara dan menekankan kepada umat di Efesus bahwa penderitaan yang dialaminya bukan berarti kekalahan, tetapi kemuliaan (ay. 13).

 

Paulus mengarahkan mereka untuk lebih melihat kepada figur Kristus dan bukan kepada dirinya, sebab penderitaan yang dialami adalah demi Kristus. Penderitaan, bagi Paulus, membuahkan kemenangan. Paulus menunjukkan dengan percaya kepada Kristus ia memperoleh keberanian untuk menghadapi semua kemungkinan dalam hidup ini. Tidak ada kegentaran sedikit pun dalam hatinya.

 

Kita harus mengakui bahwa hidup kita di dunia ini seringkali bergantung pada figur manusia. Akibat dari hal itu membuat kita sering merasa gagal, cemas, kecewa, lalu ingin segera beralih pada figur lain. Dengan kata lain, ketika kita mengidolakan seseorang dan orang itu kemudian tidak popular lagi atau mengalami penderitaan karena dikucilkan, maka segera kita mencari yang lain sebagai sosok andalan.

 

Secara iman Kristen kita diharuskan hanya bergantung kepada Kristus. Di dalam keakraban atau dalam perjumpaan kita dengan-Nya setiap saat, kita akan merasakan keberanian yang kuat. Inilah keberanian yang mendorong peningkatan kepercayaan kita, sebab di dalamnya Kristus melindungi kita. Sungguh, Kristus melindungi kita walaupun keadaan di sekitar kita sangat mencemaskan. Banyak orang memprediksikan bahwa masa di depan kita diliputi oleh keserbatidakpastian sehingga tak sedikit orang (termasuk warga gereja) menjadi kuatir. Ingatlah bahwa situasi bagaimanapun yang menguatirkan, tidaklah dapat memisahkan kita dari kasih Kristus! 

 

Kita harus tetap menatap kepada Kristus. Kita harus menatap jalan penderitaan-Nya sebagai jalan yang membawa kita kepada kemuliaan dan kemenangan. Dengan menatap pada jalan Kristus kita mempunyai dasar yang kuat untuk seluruh proses perjuangan iman kita. Bahkan dengan menatap Kristus (dan kemuliaan-Nya) kita akan beroleh keberanian untuk percaya. Keberanian percaya yang datang dari Kristus tidak mungkin tergoyahkan oleh situasi apa yang terjadi. Di dalam Dia kita mendapat jaminan kemenangan untuk mengalami dan menghadapi pergumulan kita.

 

Apa alasan bagi murid-murid Kristus agar memiliki keberanian untuk menjalani hidup? Setidaknya ada empat alasan agar kita memiliki keberanian untuk menjalani hidup, yakni:

 

Pertama, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena memiliki suatu Pribadi yang layak dipercaya (Yoh. 14:1b). Alkitab berkata bahwa semua orang telah jatuh dalam dosa (Rm. 3:23) dan upah dosa ialah maut (Rm. 6:23). Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia telah menganugerahkan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, untuk mengerjakan karya keselamatan bagi manusia, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16). Pribadi yang layak dipercaya itu tidak saja menyelamatkan kita, tetapi juga senantiasa menyertai kita di dalam segala situasi dan kondisi (Mat. 28:20).

 

Kedua, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena memiliki suatu tempat yang telah disediakan (Yoh. 3:2). Tuhan Yesus telah mati dan bangkit serta naik ke surga. Ia telah menyelesaikan karya keselamatan dan pulang ke surga untuk menyediakan tempat bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Segala yang kita miliki saat ini adalah fana, tetapi di dalam Dia kita memiliki harta yang kekal.

 

Ketiga, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena Ia berjanji untuk kembali (Yoh. 14:3-4).Kedatangan-Nya kembali bisa dalam dua pengertian, yaitu eskatologi kosmik dan eskatologi individu. Tuhan Yesus akan datang kembali pada akhir zaman untuk membangkitkan orang mati, menghakimi dunia, dan mengaruniakan mahkota kehidupan pada orang-orang percaya (1Tes. 4:13-18). Tetapi kedatangan-Nya itu bisa juga dipahami sebagai kedatangan-Nya secara pribadi kepada orang percaya ketika meninggalkan dunia (eskatologi individu). Oleh karena itu, bagi orang-orang beriman, mati tidak lagi menjadi momok yang menakutkan.

 

Keempat, kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena kita telah memiliki jalan, kebenaran dan hidup. Tuhan Yesus berkata, “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yoh. 14:6).

 

Kita punya keberanian untuk menjalani hidup karena kita memiliki Tuhan Yesus yang mencipta, menebus dan memelihara kita. Ialah Pribadi yang layak dipercaya, yang telah menyediakan tempat bagi kita di surga, yang berjanji akan datang kembali untuk membawa kita ke tempat-Nya, serta menjadi jalan, kebenaran dan hidup bagi kita. Ia menyertai kita di dalam kehidupan masa kini maupun di dalam kehidupan yang akan datang (Mat. 28:20).

 

Sebagai ungkapan syukur dan kasih kita kepada-Nya, kiranya kita dapat menjalani hidup yang berbuah bagi kemuliaan Tuhan, seperti yang rasul Paulus teladankan: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup, itu berarti bagiku bekerja memberi buah” (Flp. 1:21-22a).

 

Hidup adalah kasih untuk dibagikan, dan hidup adalah keindahan untuk dinikmati dalam kuasa kasih-Nya. Oleh sebab itu marilah kita bersyukur sambil bertindak konsisten dengan menuruti apa yang kita yakini. Demikianlah kita menggunakan hidup ini bagi kemuliaan-Nya! Karena itu, tetaplah dekat kepada Kristus sumber kekuatan yang tertinggi di dunia ini agar kita memiliki keberanian. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...