Senin, 03 Mei 2021

Renungan hari ini: “MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA ATAS SEGALA SESUATU” (Efesus 5:20)

 Renungan hari ini:

 

“MENGUCAP SYUKUR SENANTIASA ATAS SEGALA SESUATU”




 

Efesus 5:20 (TB) "Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita"

 

Ephesians 5:20 (NET) "Always giving thanks to God the Father for each other in the name of our Lord Jesus Christ"

 

Mengucap syukur bukan sekadar kata-kata yang keluar dari mulut kita, bahwa kita mau mengucap syukur. Akan tetapi ungkapan syukur yang dinaikan seharusnya merupakan hasil dari kehidupan yang tinggal di dalam Kristus, dan sebagai buah dari kehidupan anak-anak Tuhan. Sebab kalau kita teliti lebih lanjut, sebenarnya ayat ini dituliskan sebagai bagian dari penjelasan Rasul Paulus mengenai karakteristik kehidupan anak-anak terang. Di mana Jemaat di Efesus dituntut untuk mengucap syukur dalam segala keadaan dikarenakan ini merupakan suatu gaya hidup yang didasarkan pada karya keselamatan dan hidup baru di dalam Kristus. Itulah sebabnya, dalam segala hal, orang percaya harus dapat mengucap syukur, karena keselamatan dalam Kristus Yesus yang telah berlaku dalam hidupnya, lebih besar daripada persoalan hidup yang mereka hadapi! 

 

Ucapan syukur sekaligus juga menjadi tanda bagi orang Kristen, bahwa mereka percaya pada kasih setia Tuhan yang tidak pernah meninggalkan mereka, sekalipun mereka menghadapi berbagai kesulitan. Jika kita perhatikan kalimat: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita,”maka kita akan menemukan setidaknya ada tiga point penting yang harus kita mengerti dengan benar bagaimana seharusnya kita mengucap syukur.

 

Pertama, kita harus mampu mengucap syukur senantiasa dalam segala sesuatu. Kata “se­nantiasa”mengandung arti sesuatu yang dilakukan secara terus-menerus sepanjang kehidupan kita. Itulah yang dinamakan (habit/ kebiasaan) yang seharusnya menjadi ciri khas baru ketika kita hidup di dalam Kristus. Dalam kehidupan yang kita jalani ini, kita harus pe­nuh dengan ucapan syukur. Namun kita patut jujur bahwa secara fak­ta hidup kita rupanya ti­­daklah demikian bukan? Banyak orang tidak dapat hi­dup seperti apa yang Alkitab katakan, mereka hidup pe­­nuh de­ngan stress akibat tekanan kesulitan dan pen­de­­ritaan yang sangat berat dan semakin ha­­ri semakin bertambah, bertambah dan bertambah. Demikian pula yang dialami oleh orang Kristen tanpa kecuali. Bagaimana dengan ucapan syukur dalam hidup kita? Mengucap syukur atas segala sesuatu berarti lebih dari sekadar ungkapan sukacita, ucapan syukur kita menjadi ungkapan iman bahwa di dalam segala keadaan Allah senantiasa bekerja, berkarya, dan memberikan yang terbaik kepada kita.

 

Kedua, kita harus mampu mengucap syukur dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Ini merupakan kenyataan yang seringkali kita lupakan. Banyak orang mengucap puji syukur oleh karena merasa mampu melakukan hal ini dan hal itu. mampu melewati masalah ini dan masalah itu, yang seakan-akan ia mau mengatakan bahwa semuanya itu adalah hasil usahanya sendiri. Semuanya itu adalah jerih payahnya sendiri. Jika bukan karena aku mungkin hasilnya tidak begini! Sebagai orang Kristen tidaklah demikian, konsep mengucap syukur kita. Orang Kristen dituntut untuk mengucap syukur semata-mata demi nama Tuhan Yesus Kristus. Yang artinya kekuatan utama untuk kita bisa melewati segala rintangan dan persoalan dalam hidup adalah campur tangan Tuhan kita Yesus Kristus. Dialah Tuhan yang memampukan kita melihat tangan kemurahan Allah yang merajut kehidupan kita. Dan bahwa orang yang senantiasa mensyukuri kebaikan Tuhan atas hidupnya akan menemukan banyak cara untuk hidup yang lebih baik.

 

Suatu hasil penelitian mengatakan bahwa bersyukur dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional. Memiliki gaya hidup penuh rasa syukur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan suplai darah ke hati kita. Jika kita melakukan hal ini dengan rutin, maka dapat meningkatkan kewaspadaan kita, antusiasme, energi dan juga meningkatkan kualitas tidur kita. Mereka yang menggambarkan dirinya sebagai orang yang penuh rasa syukur cenderung jarang stres dan depresi.

 

Sebagai orang beriman, kita bersyukur karena Tuhan baik kepada kita. Tuhan senantiasa hadir dalam perjalanan hidup kita. Tuhan selalu peduli terhadap hidup kita. Karena itu, sikap bersyukur berarti kita menyerahkan hidup kepada penyelenggaraan Tuhan yang Maha pengasih dan penyayang. Dalam hal ini, Yesus Kristus Tuhan kita.

 

Ketiga, kita harus mampu mengucap syukur yang ditujukan kepada Allah. Raja Daud dalam doanya pernah berkata: “Aku hendak bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allahku, dengan segenap hatiku, dan memuliakan nama-Mu untuk selama-lamanya; sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah” (Mzm. 86:12-13). Sebagaimana pemazmur ingin katakan bahwa tujuan ucapan syukur kita tidak lain adalah untuk memuji nama Allah dan Bapa kita. Demikian pula, yang diajarkan Rasul Paulus kepada jemaat di Efesus dan kepada kita yang hidup saat ini. Bahwa hanya Allahlah yang patut menerima ucapan syukur kita. Hanya Bapa kitalah yang layak menerima pujian dan ucapan syukur kita. Karena berkat pertolongan Dialah, maka kita dapat hidup dan menjalani kehidupan kita hingga saat ini. Karena itu, mari kita berusaha memiliki hati yang penuh syukur kepada Tuhan agar  hidup kita menjadi pujian bagi Tuhan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...