Sabtu, 22 Februari 2020

KOTBAH MINGGU ESTOMIHI Minggu, 23 Pebruari 2020 “TUHAN PERLINDUNGANKU”

Minggu, 23 Pebruari 2020

“TUHAN PERLINDUNGANKU”
Kotbah: Mazmur 31:1-10 Bacaan: Matius 17:1-13



Hari ini kita memasuki Minggu Estomihi yang artinya “Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan - Sai Ho ma gabe Partanobatoan di ahu (Mzm. 31:3b). Dan dalam Minggu ini kita akan membahas tema “TUHAN Perlindunganku”. Sebagai manusia yang lemah kita pasti membutuhkan perlindungan. Tidak ada manusia di dunia ini yang tidak membutuhkan perlindungan. Itu sebabnya kita membangun (atau pun mengontrak) rumah agar kita dapat berlindung dari sinar dan teriknya matahari di siang hari dan juga dinginnya angin pada malam hari. Termpat perlindungan dunia ini terbatas kekuatan dan dayanya. Bangunan rumah hanya maksimal bisa digunakan dengan baik antara 30-50 tahun. Sesudah itu secara alami rumah itu pun akan hancur dan ambruk. Pada zaman Alkitab  “kota” atau “benteng” memiliki arti yang sama. Kadang-kadang segi pertahanan suatu kota ditekankan dengan menyebutnya “kota berkubu” atau “bertembok”. 

Perlindungan sejati yang tidak akan pernah rusak dan ambruk adalah TUHAN Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Dialah yang menjadi benteng dan kubu pertahanan dan perlindungan kita yang kekal. Hal itu ditegaskan pemazmur dan mazmurnya. Jika pemazmur menggambarkan Allah sebagai tempat perlindungan, ini berarti berbicara tentang perlindungan secara rohani. Allah adalah Roh, Ia tidak terbatas, tidak dapat dilihat, namun pasti ada. Dalam kitab Amsal, nama Tuhan digambarkan sebagai “Menara”, tempat orang benar akan berlari dan menjadi selamat (Ams. 18:10).

Kenyataan dalam dunia ini, banyak orang mencari perlindungan pada hal-hal fisik, apakah itu manusia, benda atau suatu tempat yang aman, tetapi tetap gelisah tanpa kehadiran Allah. Banyak orang sering berkata bahwa dunia ini makin tidak aman. Perang dunia yang sewaktu-waktu dapat terjadi, membuat suasana jiwa manusia tidak tenang. Negara-negara kemudian melindungi diri dengan berbagai peralatan canggih, tetapi orang percaya harus berbeda sikap. Di dalam hidup yang penuh ancaman ini, ada Tuhan Yesus Kristus, yang hidup dan berkuasa melindungi kita. la sudah memberi jaminan, “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20).

Ada beberapa gambaran pemazmur tentang TUHAN sebagai tempat perlindungan dalam Mazmur 31 ini, yakni:

Pertama, TUHAN sebagai GUNUNG BATU atau  BUKIT BATU (ay. 3-4). Dalam bahasa Inggris, gunung batu ini disebut dengan Rock, yang  berarti suatu batu gunung yang keras tapi tidak terlalu besar. Kalau  Tuhan menjadi bukit batu kita, aman. Seperti lagu, “Aman dalam  lindungan Tuhan, orang-orang yang percaya kepadaNya…” Sebab itu, tinggallah di dalam Tuhan, itu berarti dalam kesucian, sesuai dengan Firman Tuhan.
Ini arti bukit batu. Dengan istilah modern kita dapat mengatakan: “Tuhan itu bunkerku.” Kalau ada serangan, mortir, bahkan bom atom, kita lari masuk ke bunker. Dan disitu, orang-orang yang bersembunyi mendengarkan ledakan yang hebat, menggetarkan seluruh kota, tapi  mereka aman. Begitulah perlindungan Tuhan itu seperti bukit batu, seperti bunker. Aman  dalam  lindungan Tuhan.   Dalam bahaya, masuk ke sana. Musuh tidak tahu dimana “bunker” itu,  tapi orang yang tahu, lari ke sana.

Pertanyaan kita sekarang adalah apakah yang harus kita lakukan agar kita hidup dalam perlidungan TUHAN? Ada beberapa hal yang harus kita lakukan, yakni:

Pertama, kita harus menyadari dan mengakui sungguh, bahwa kita ini mahluk yang lemah. SEbagai makhluk yang lemah kita tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Tuhan. Biasanya yang sering terjadi adalah, bila seseorang merasa keadaan hidupnya tidak bermasalah, artinya, makan, minum dan pakai serta semua fasilitas hidupnya tercukupi dan bisa ia nikmati, maka ia tidak akan sungguh-sungguh berlindung pada Tuhan, tidak sungguh-sungguh untuk mencari perlindungan Tuhan.

Hal ini akan terlihat jelas di saat ia menghadapi masalah, barulah ia mau datang kepada Tuhan, mencari Tuhan, meminta pertolongan Tuhan supaya Tuhan bisa menyelesaikan persoalan hidup yang sedang ia hadapi.

Kalau cara hidup seperti ini yang terjadi dalam hidup orang percaya, maka hal itu sesungguhnya menunjukan bahwa orang-orang seperti ini tidak menghargai Tuhan. Dengan bahasa yang agak keras kita harus jujur berkata, orang-orang seperti ini telah menjadikan Tuhan tidak bedanya dengan ban serep, yang baru akan digunakan bila di perlukan.

Kita semua harus memiliki sebuah kesadaran bahwa hidup kita ini sangat rentan sekali, artinya tidak mungkin kita akan hidup tanpa masalah, tanpa pencobaan. Itulah kenapa kita harus sungguh-sungguh menjadikan Tuhan tempat perlindungan yang teguh. Firman Tuhan katakan di dalam; Yakobus 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.

Disini kita harus menyadari bahwa, sebagai manusia yang masih hidup di dunia ini, kita memiliki tubuh yang fana, yang sangat terbatas kemampuannya, sebab tubuh manusia yang kita kenakan saat ini adalah tubuh dosa, akibat dari kejatuhan manusia ke dalam dosa sejak semula.

Kesadaran bahwa kita ini terbatas dan tidak mampu berbuat apa-apa, harus terus ada di pikiran kita. Sebab sekaya dan sehebat apapun kita, semua yang kita miliki, yang kita anggap itu menyenangkan, tidak akan bisa menolong kita kalau sudah harus menghadapi apa yang disebut sebagai kematian. 

Kedua, kita mau hidup melakukan kehendak Tuhan. Orang yang mau hidup dalam pemerintahan Tuhan, dan hanya mengikuti semua rencana Tuhan atas hidupnya akan dilindungi oleh TUHAN. Hidup dalam rencana Tuhan dan hidup melakukan kehendak Tuhan, memiliki tujuan yaitu, supaya dalam tangan-Nya kita terus dibentuk sampai kepada kesempurnaan. Dengan kata lain kita akan dikembalikan kepada rancangan Allah semua.

Tentu hidup seperti ini tidak mudah, karena kita harus masuk pada sekolah kehidupan, dimana kita akan terus diproses, dan proses itu tidak mudah, tetapi bila kita menjadikan Tuhan sebagai perlindungan hidup kita, maka Tuhan akan menuntun kita dalam pimpinan kuasa Roh Kudus supaya kita bisa melewati proses itu, sehingga pada akhirnya kita akan menjadi sempurna sama seperti Allah Bapa di sorga yang adalah sempurna.

Hidup dalam rencana Tuhan juga berarti, kita hidup mengabdi sepenuhnya kepada Tuhan selama kita ada di dunia ini. Orang-orang yang mau hidup dalam rencana Tuhan adalah orang-orang yang menjadikan Tuhan sebagai perlindungan hidupnya, dan secara otomatis hidupnya ada dalam perlindungan Tuhan, sebab rencana Tuhan tidak pernah gagal.

Orang yang mau hidup dalam rencana Tuhan dan perlindungan Tuhan, adalah orang yang bersedia menjadi saksi-Nya. Lalu apa janji Tuhan bagi orang-orang yang mau hidup di dalam rencana-Nya dan hidup hanya untuk melakukan kehendak-Nya. Mari kita lihat apa yang firman Tuhan katakan di dalam Matius 28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Ketiga, orang yang hidup dalam kerendahan hati dan selalu menjaga kesucian hatinya, dan penuh dengan belas kasih Allah. Orang-orang seperti ini akan selalu rela seluruh hidupnya menjadi roti yang terpecah dan anggur yang tercurah bagi banyak orang. Dengan kata lain ia mau memberikan seluruh hidupnya untuk menjadi berkat bagi banyak orang supaya lewat hidupnya, Allah Bapa di sorga dipermuliakan. Matius 5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Orang yang memberi diri hidup dalam perlindungan Tuhan, tidak akan pernah ada sedikitpun kesombongan tergambar dari hidupnya, sebab ia akan selalu menyadari bahwa hidupnya sepenuhnya adalah milik Tuhan. Kesadaran itu harus terus ada dalam hidup kita sebagai orang percaya, sebab hidup kita sudah dibeli dan harganya sudah lunas dibayar. Kiranya kebenaran ini semakin membuat kita mengerti, apa artinya menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan yang teguh. Tuhan Yesus memberkati kita semua. (rsnh)

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Renungan hari ini: “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH” (Daniel 3:3)

  Renungan hari ini:    “PENTINGNYA PATUH KEPADA ALLAH”   Daniel 3:3 (TB2) "Lalu berkumpullah para wakil raja, para penguasa, para bupa...