Renungan hari ini: “TAAT DALAM PERLINDUNGAN TUHAN” (Matius 2:13)
Renungan hari ini:
“TAAT DALAM PERLINDUNGAN TUHAN”
Matius 2:13 (TB2) Setelah orang-orang majus itu berangkat, tampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia"
Matthew 2:13 (NET) After they had gone, an angel of the Lord appeared to Joseph in a dream and said, “Get up, take the child and his mother and flee to Egypt, and stay there until I tell you, for Herod is going to look for the child to kill him”
Nas hari ini bertemakan “Taat dalam Perlindungan Tuhan.” Firman Tuhan ini membawa kita pada satu peristiwa penting setelah kelahiran Yesus. Natal tidak hanya berbicara tentang sukacita, malaikat, dan palungan, tetapi juga tentang ancaman, penderitaan, dan ketaatan dalam situasi sulit. Dalam Matius 2:13, kita melihat bagaimana Allah bekerja melindungi rencana keselamatan-Nya melalui ketaatan seorang Yusuf.
Setelah orang-orang majus pergi, ancaman muncul. Herodes berencana membunuh Yesus. Namun, Allah tidak tinggal diam. Ia mengutus malaikat untuk memperingatkan Yusuf. Ini menunjukkan bahwa Allah mengetahui setiap bahaya yang mengancam hidup kita, bahkan sebelum kita menyadarinya. Dalam hidup, sering kali kita tidak menyadari bahaya atau masalah yang sedang mendekat. Tetapi firman ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu berjaga. Ia melihat apa yang tidak kita lihat, dan Ia bertindak tepat pada waktunya.
Yusuf tidak membantah, tidak menunda, dan tidak bernegosiasi. Ia diminta untuk bangun, mengambil Anak dan ibu-Nya, lalu melarikan diri ke Mesir. Ini bukan perintah yang mudah. Mesir adalah negeri asing, penuh ketidakpastian. Namun Yusuf taat. Ketaatan sejati sering kali menuntut kita melangkah keluar dari zona nyaman. Kadang Tuhan memerintahkan kita untuk “pergi”, “meninggalkan”, atau “menunggu” tanpa penjelasan lengkap. Apakah kita bersedia taat meski jalan ke depan terasa tidak aman?
Perintah Tuhan bukan untuk menyulitkan Yusuf, melainkan untuk melindungi Yesus, Sang Juruselamat dunia. Ketaatan Yusuf menjadi alat Allah untuk menjaga rencana keselamatan umat manusia. Sering kali kita mengira ketaatan akan membawa kesulitan, padahal justru di sanalah perlindungan Tuhan nyata. Apa yang Tuhan perintahkan, meski terasa berat, selalu mengandung maksud yang baik dan penuh kasih.
Tuhan berkata, “tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu.” Artinya, Tuhan tidak memberikan semua rencana sekaligus, tetapi memimpin Yusuf selangkah demi selangkah. Kita sering ingin kepastian penuh sebelum melangkah. Namun firman ini mengajarkan kita untuk belajar percaya hari demi hari, menantikan arahan Tuhan selanjutnya dengan setia dan sabar.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Berikut adalah poin-poin perenungan utama dari nas ini;
Pertama, Allah mengetahui bahaya sebelum kita menyadarinya. Herodes belum bertindak, tetapi Allah sudah lebih dahulu bertindak. Melalui malaikat, Tuhan memperingatkan Yusuf tentang rencana jahat yang akan terjadi. Sering kali kita baru berdoa setelah masalah terjadi. Ayat ini mengingatkan bahwa Allah selalu berjaga atas hidup kita. Ia melihat bahaya yang tidak kita lihat dan melindungi kita bahkan sebelum kita meminta.
Kedua, Tuhan berbicara dengan cara-Nya. Allah berbicara kepada Yusuf melalui mimpi. Yusuf adalah pribadi yang peka terhadap suara Tuhan. Apakah kita masih menyediakan hati dan waktu untuk mendengar suara Tuhan? Di tengah kesibukan dan kebisingan hidup, kepekaan rohani sangat diperlukan agar kita tidak kehilangan arah.
Ketiga, ketaatan tidak selalu nyaman. Perintah Tuhan kepada Yusuf bukan perintah yang mudah: bangun, membawa keluarga, dan melarikan diri ke negeri asing. Namun Yusuf tidak membantah. Ketaatan sering kali menuntut pengorbanan. Apakah kita tetap mau taat ketika Tuhan membawa kita ke jalan yang tidak kita rencanakan?
Keempat, Keselamatan ada dalam ketaatan. Perintah Tuhan bertujuan menyelamatkan Yesus dari ancaman kematian. Ketaatan Yusuf menjadi alat perlindungan Allah. Kadang kita takut taat karena khawatir kehilangan kenyamanan. Namun justru dalam ketaatan, kita berada dalam perlindungan Tuhan.
Kelima, Allah memakai orang biasa untuk rencana besar. Yusuf bukan nabi, bukan raja, bukan imam—ia hanyalah seorang tukang kayu. Namun ketaatannya memegang peranan penting dalam rencana keselamatan Allah. Jangan meremehkan diri sendiri. Ketika kita taat, Tuhan dapat memakai hidup kita untuk tujuan yang jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Karena itu, ayat ini mendorong kita untuk hidup lebih peka, taat, dan percaya bahwa di tengah ketidakpastian, Tuhan tetap memegang kendali penuh atas hidup kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN



Komentar
Posting Komentar