Renungan hari ini: “TUHAN YANG MENDENGAR DAN MENJAWAB SERUAN KITA” (Yesaya 30:19)

 Renungan hari ini:

 

“TUHAN YANG MENDENGAR DAN MENJAWAB SERUAN KITA”


 

Yesaya 30:19 (TB2) "Sungguh, hai bangsa di Sion yang tinggal di Yerusalem, engkau tidak akan terus menangis. Sesungguhnya, Tuhan akan mengasihani engkau, apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab"

 

Isaiah 30:19 (NET) "For people will live in Zion; in Jerusalem you will weep no more. When he hears your cry of despair, he will indeed show you mercy; when he hears it, he will respond to you"

 

Nas hari ini bertemakan “Tuhan yang Mendengar dan Menjawab Seruan Kita.” Bangsa Israel pada masa itu sedang berada dalam masa kesulitan dan penderitaan karena ketidaktaatan mereka. Namun, Tuhan tetap menunjukkan belas kasihan-Nya. Ia berkata, “Engkau tidak akan terus menangis.” Ini adalah janji penghiburan dari Tuhan yang penuh kasih. Air mata umat-Nya tidak akan sia-sia, karena Tuhan melihat dan peduli kepada mereka. Tuhan memahami setiap air mata dan kesedihan yang kita alami. Tidak ada tangisan yang luput dari perhatian-Nya. Ketika kita merasa lelah, kecewa, dan berduka, Tuhan tidak berpaling. Ia justru mendekat untuk menghibur dan memberikan pengharapan baru. Janji ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak hanya memperhatikan penderitaan kita, tetapi juga berjanji untuk memulihkan kita.

 

Ayat ini menegaskan: “Sesungguhnya, Tuhan akan mengasihani engkau.” Ini menggambarkan sifat Tuhan yang lembut dan penuh kasih sayang. Meskipun umat-Nya sering gagal dan memberontak, Tuhan tetap berbelas kasih. Kasih-Nya tidak bergantung pada kesempurnaan kita, tetapi pada sifat-Nya yang setia. Kita sering jatuh dan gagal dalam hidup, tetapi Tuhan tidak pernah berhenti mengasihi kita. Belas kasihan-Nya selalu baru setiap pagi (Ratapan 3:22-23). Kasih Tuhan yang penuh belas kasih ini menjadi dasar bagi pengharapan kita. Ia tidak mengabaikan kita karena dosa kita, melainkan memanggil kita untuk kembali kepada-Nya dengan pertobatan dan hati yang hancur.

 

Bagian berikutnya berkata: “Apabila engkau berseru-seru; pada saat Ia mendengar teriakmu, Ia akan menjawab.” Ini menunjukkan bahwa Tuhan bukan hanya mendengarkan secara pasif, tetapi juga bertindak menjawab doa umat-Nya. Tuhan tidak tuli terhadap seruan doa kita. Ia mendengar setiap panggilan dari hati yang tulus, dan menjawabnya sesuai dengan waktu dan rencana-Nya yang sempurna. Kadang-kadang kita merasa doa kita tidak dijawab atau Tuhan diam. Namun, firman ini menegaskan bahwa Tuhan mendengar dan menjawab. Jawaban Tuhan bisa berupa “ya”, “tidak”, atau “tunggu,” tetapi semuanya adalah bentuk kasih dan hikmat-Nya bagi kita. Tugas kita adalah terus berseru dan tetap percaya bahwa Tuhan selalu mendengar dan akan bertindak pada waktu yang tepat.

 

Ayat ini juga mengajarkan kita tentang iman yang sejati—iman yang tetap berseru kepada Tuhan di tengah kesulitan dan tetap berharap bahwa Ia akan menolong. Ketika Tuhan belum menjawab, itu bukan berarti Ia tidak peduli, melainkan Ia sedang membentuk hati kita agar semakin percaya kepada-Nya. Terkadang, Tuhan menunda jawaban-Nya bukan untuk menyakiti kita, tetapi untuk menumbuhkan iman dan ketekunan kita. Dalam penantian itulah kita belajar berserah sepenuhnya dan memahami bahwa pertolongan Tuhan selalu datang tepat waktu. Tuhan ingin kita belajar bergantung hanya kepada-Nya.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas ini:

 

Pertama, air mata tidak akan selamanya. Kalimat “engkau tidak akan terus menangis” adalah janji penghiburan dari Tuhan kepada umat-Nya yang sedang dalam kesulitan. Israel waktu itu sedang menghadapi tekanan, kegagalan, dan kekacauan karena pilihan-pilihan yang salah. Namun Tuhan berkata bahwa masa tangis mereka tidak akan permanen.

 

Kedua, Tuhan mengasihani dalam ketidaklayakan. Tuhan berkata, “Tuhan akan mengasihani engkau.” Ini bukan karena Israel layak dikasihani, tetapi karena sifat Tuhan memang penuh belas kasihan. Ia tidak membiarkan umat-Nya jatuh tanpa menopang. Kesalahan dan kegagalan manusia bukan halangan bagi Tuhan untuk menunjukkan kasih-Nya.

 

Ketiga, seruan hati tidak pernah sia-sia. Janji berikutnya: “apabila engkau berseru-seru ... pada saat Ia mendengar teriakmu.” Ini menunjukkan bahwa Tuhan mengundang umat-Nya untuk berseru kepada-Nya. Tuhan tidak meminta doa yang indah, panjang, atau sempurna — cukup seruan tulus dari hati yang membutuhkan pertolongan. Seruan berarti kita mengakui bahwa kita tidak bisa mengandalkan kekuatan sendiri.

 

Keempat, Tuhan menjawab pada waktu-Nya. Firman Tuhan menegaskan: “Ia akan menjawab.” Jawaban Tuhan tidak selalu seperti yang kita inginkan, tetapi selalu tepat sesuai rencana-Nya. Ia menjawab bukan karena kita memaksa-Nya, tetapi karena Ia adalah Allah yang setia. Karena itu, ayat ini mengundang kita untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang terbuka, menyerahkan beban kita, dan percaya bahwa Ia sedang bekerja, bahkan ketika kita belum melihat jawabannya. (rsnh)

 

Selamat Memasuki Desember 2025 dan Memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer