Renungan hari ini: "MELAYANI DENGAN TULUS, MENELADANI KRISTUS" (Matius 20:28)
Renungan hari ini:
"MELAYANI DENGAN TULUS, MENELADANI KRISTUS"
Matius 20:28 (TB2) "Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"
Matthew 20:28 (NET) "ust as the Son of Man did not come to be served but to serve, and to give his life as a ransom for many”
Nas hari ini berbicara mengenai "Melayani dengan Tulus, Meneladani Kristus." Dalam Matius 20:28, Yesus memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan kedatangan-Nya ke dunia ini. Dia datang bukan untuk menerima pelayanan atau penghormatan, tetapi untuk melayani umat manusia. Bahkan lebih dari itu, Yesus datang untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ini adalah ungkapan yang penuh dengan kerendahan hati dan pengur-banan yang luar biasa.
Yesus, sebagai Anak Manusia dan Tuhan, telah memberikan teladan sempurna tentang makna pelayanan. Sebagai Tuhan yang Maha Kuasa, Dia tidak datang untuk menguasai atau untuk dilayani, tetapi untuk melayani orang-orang yang lemah, yang penuh dosa, dan yang membutuhkan keselamatan. Pelayanan-Nya bukan hanya dalam bentuk kata-kata atau ajaran, tetapi dalam tindakan nyata yang berpuncak pada pengorbanan-Nya di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
Ketika Yesus mengatakan bahwa Dia datang untuk melayani, Dia mengajarkan kita bahwa pelayanan bukanlah tentang mendapatkan keuntungan pribadi atau pujian. Pelayanan sejati adalah melayani dengan tulus, dengan hati yang penuh kasih, tanpa mengharapkan balasan. Ini adalah panggilan bagi kita sebagai orang percaya untuk menjauhkan diri dari egoisme dan mengedepankan kepentingan orang lain. Yesus, meskipun adalah Raja segala raja, memilih untuk datang sebagai hamba, untuk melayani umat manusia dengan cara yang paling merendahkan—dengan memberi nyawa-Nya di kayu salib. Ini adalah bentuk pelayanan yang tidak terbandingkan, yang mengajarkan kita untuk melayani dengan sepenuh hati, tanpa batas, dan tanpa syarat.
Yesus tidak hanya melayani dengan kata-kata atau tindakan, tetapi puncak dari pelayanan-Nya adalah pengurbanan hidup-Nya sendiri. Dengan memberikan nyawa-Nya di kayu salib, Yesus menjadi tebusan bagi banyak orang—menggantikan posisi kita yang seharusnya menerima hukuman dosa. Tebusan ini adalah bentuk kasih terbesar yang pernah ada di dunia ini. Melalui pengorbanan-Nya, Yesus menunjukkan betapa dalamnya kasih-Nya kepada kita, bahkan sampai mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan kita. Ini mengajarkan kita bahwa pelayanan yang sejati melibatkan pengorbanan—bukan hanya waktu dan tenaga, tetapi bahkan hati dan hidup kita.
Yesus datang untuk melayani, dan pelayanan-Nya mengubah dunia. Melalui pelayanan-Nya yang penuh pengurbanan, kematian dan kebangkitan-Nya membawa keselamatan bagi umat manusia. Itu bukan hanya pelayanan dalam konteks duniawi, tetapi pelayanan yang membawa transformasi kekal. Yesus mengubah dunia dengan kasih-Nya yang tak terbatas dan pelayanan-Nya yang membawa hidup kekal bagi semua orang yang percaya. Begitu juga, kita sebagai pengikut Kristus dipanggil untuk melayani dengan tujuan yang lebih besar daripada sekadar memenuhi kebutuhan praktis. Pelayanan kita harus mencerminkan kasih Kristus yang mengubah hidup, yang membawa orang kepada keselamatan, dan yang memperkenalkan mereka kepada kerajaan Allah.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Yang perlu direnungkan dari nas ini:
Pertama, mari meneladani Yesus dalam kerendahan hati. Yesus, sebagai Anak Manusia dan Tuhan, memberikan teladan yang sangat kuat mengenai kerendahan hati. Dalam dunia yang sering mengutamakan kekuasaan dan posisi tinggi, Yesus datang bukan untuk mencari pelayanan atau penghormatan, melainkan untuk melayani. Ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati tidak datang dari posisi atau status, tetapi dari niat hati yang tulus untuk mengutamakan kebutuhan orang lain di atas kepentingan pribadi. Sebagai pengikut Kristus, kita diajak untuk merenungkan sejauh mana kita telah meneladani kerendahan hati Yesus dalam hidup kita. Apakah kita terlalu mengutamakan posisi atau pengakuan di dunia ini, ataukah kita lebih memilih untuk melayani orang lain, meski tanpa mendapatkan keuntungan pribadi?
Kedua, pelayanan yang mengurbankan. Yesus tidak hanya melayani dengan kata-kata atau ajaran, tetapi puncak pelayanan-Nya adalah pengurbanan hidup-Nya. Dengan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang, Yesus menunjukkan bahwa pelayanan sejati melibatkan pengurbanan yang besar. Ini bukanlah pelayanan yang ringan, tetapi pelayanan yang memerlukan pengorbanan diri, bahkan sampai titik yang paling ekstrem: kematian di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia.
Ketiga, mengutamakan orang lain lebih dari diri sendiri. Pelayanan Yesus adalah pelayanan yang mengutamakan orang lain lebih dari diri-Nya sendiri. Dalam ayat ini, Yesus menunjukkan bahwa melayani adalah tentang memberi, bukan mengambil. Dalam kehidupan kita, kita sering kali cenderung lebih fokus pada kepentingan pribadi dan kenyamanan kita. Tetapi, Yesus mengajarkan kita untuk memprioritaskan orang lain, membantu mereka yang membutuhkan, tanpa mengharapkan imbalan atau penghargaan. Ini adalah panggilan bagi kita untuk menyadari kebutuhan orang lain di sekitar kita dan tidak hanya terfokus pada diri sendiri.
Keempat, pelayanan yang membawa Keselamatan. Yesus datang dengan tujuan yang sangat jelas: untuk memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ini mengingatkan kita bahwa pelayanan yang sejati membawa dampak yang kekal. Pelayanan Yesus tidak hanya memberikan bantuan sementara, tetapi membawa keselamatan yang kekal bagi umat manusia. Dengan pengorbanan-Nya, kita memperoleh keselamatan, yang adalah pelayanan terbesar yang pernah dilakukan bagi umat manusia. Sebagai orang percaya, kita juga dipanggil untuk melayani dengan tujuan yang lebih tinggi, yaitu membawa orang kepada keselamatan dalam Kristus. Apakah pelayanan kita hanya terbatas pada kebutuhan duniawi, ataukah kita juga melayani dengan tujuan untuk membawa orang lebih dekat kepada Tuhan dan memperkenalkan mereka kepada keselamatan yang ada dalam Yesus Kristus?
Kelima, melayani tanpa mengharap imbalan. Yesus memberikan pelayanan-Nya dengan sepenuh hati, tanpa mengharapkan imbalan atau balasan. Dia datang untuk memberi, bukan untuk menerima. Dalam kehidupan kita, seringkali kita cenderung melayani dengan harapan akan mendapatkan sesuatu, entah itu pengakuan, penghargaan, atau keuntungan. Namun, pelayanan yang sejati adalah pelayanan yang dilakukan dengan tulus dan tanpa pamrih. Ini mengajarkan kita untuk melayani dengan hati yang murni, tidak mengharapkan balasan atau keuntungan pribadi. Apakah kita siap untuk melayani hanya untuk kemuliaan Tuhan dan kebaikan orang lain, tanpa mengharapkan apa pun sebagai balasannya?
Matius 20:28 mengajarkan kita bahwa pelayanan yang sejati adalah pelayanan yang penuh pengurbanan, kerendahan hati, dan kasih tanpa syarat. Yesus, sebagai Tuhan dan Anak Manusia, memberi teladan sempurna bagi kita dengan datang bukan untuk dilayani, tetapi untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Karena itu, sebagai pengikut-Nya, kita dipanggil untuk meneladani Yesus dalam melayani, dengan kerendahan hati, mengutamakan orang lain, dan siap berkorban untuk kebaikan mereka. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN



Komentar
Posting Komentar