Renungan hari ini: “IMAN TANPA KETAATAN ADALAH KEBOHONGAN” (Matius 7:26)
Renungan hari ini:
“IMAN TANPA KETAATAN ADALAH KEBOHONGAN”
Matius 7:26 (TB2) "Namun, setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia bagaikan orang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir"
Matthew 7:26 (NET) "Everyone who hears these words of mine and does not do them is like a foolish man who built his house on sand"
Na hari ini menekankan bawa “Iman Tanpa Ketaatan Adalah Kebohongan.” Yesus menutup Khotbah di Bukit dengan sebuah peringatan keras: ada dua jenis pendengar. Bukan mereka yang mendengar atau tidak mendengar firman, tetapi mereka yang mendengar dan melakukannya serta mereka yang mendengar tetapi tidak melakukannya.Ayat ini menunjukkan inti dari kehidupan Kristen yang sejati: ketaatan.
Yesus tidak sedang berbicara kepada orang yang tidak mengenal firman. Ia sedang berbicara kepada orang yang mendengar perkataan-Nya, namun tidak melakukannya. Ini berarti seseorang bisa: Rajin beribadah, tekun mendengar kotbah, hafal firman Tuhan, etapi tidak taat menjalankannya. Yesus menyebut orang seperti ini sebagai “orang bodoh”.Mengapa? Karena ia membangun sesuatu yang penting (hidup, iman, masa depan kehendak Tuhan) di atas fondasi yang rapuh, yaitu ketidaktaatan.
Rumah dalam perumpamaan ini menggambarkan: Hidup kita, karakter kita, pelayanan kita, keluarga kita, iman kita. Pasir menggambarkan: Ketidaktaatan, kompromi terhadap dosa, ibadah tanpa pertobatan, pengakuan iman tanpa perubahan hidup, mendengar firman tetapi tidak mempraktikkannya. Rumah di atas pasir mungkin tetap berdiri sementara, bahkan terlihat indah dari luar. Tetapi: Ketika hujan turun, ketika sungai meluap, ketika angin bertiup, rumah itu roboh, dan keruntuhannya “besar”. Yesus mengingatkan bahwa badai akan datang dalam hidup. Tidak ada orang yang bebas dari pencobaan, ujian, dan kesulitan. Tetapi perbedaannya adalah fondasi: kebodohan: tahu firman tetapi tidak mentaatinya. hikmat: tahu firman lalu melakukannya.
Mengapa Yesus menyebut orang tersebut bodoh? Karena ia: Tahu kebenaran, tetapi memilih hidup menurut kehendaknya. Tahu kehendak Tuhan, tetapi hatinya tetap keras. Tahu firman harus ditaati, tetapi membiarkan dosa menguasai hidupnya. Ini adalah kebodohan rohani, bukan karena tidak tahu, tetapi karena mengabaikan apa yang diketahui. Mendengar firman tanpa melakukannya adalah iman yang palsu, pengakuan yang kosong, dan hubungan yang tidak sungguh-sungguh dengan Allah.
Yesus mengajak kita bukan hanya menjadi pendengar yang rajin, tetapi menjadi pelaku firman.Ketaatan bukan hanya bukti iman, tetapi fondasi iman itu sendiri. Apa artinya membangun hidup di atas batu? Hidup dalam pertobatan, mengampuni meski sulit, mengasihi musuh, setia dalam pernikahan, jujur dalam pekerjaan, rajin berdoa, taat meski tidak ada yang melihat, melakukan firman bahkan ketika tidak sesuai dengan keinginan daging. Inilah hidup yang kokoh karena dibangun di atas Kristus, batu karang keselamatan kita.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Hal-hal yang perlu direnungkan dari nas ini:
Pertama, mendengar tanpa melakukan: Sebuah peringatan bagi kita. Yesus mengingatkan kita dengan jelas bahwa mendengar saja tidak cukup. Banyak orang yang mungkin mendengarkan firman Tuhan dengan tekun, tetapi tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Mendengar tanpa melaksanakan adalah seperti membangun rumah di atas pasir. Rumah itu mungkin terlihat baik pada awalnya, tetapi tidak memiliki fondasi yang kokoh untuk bertahan saat datangnya badai atau kesulitan hidup.
Kedua, apa yang membuat rumah di atas pasir itu rapuh? Rumah yang dibangun di atas pasir tidak memiliki kekuatan atau kestabilan. Pasir adalah bahan yang mudah terguncang oleh angin dan air, sehingga rumah yang dibangun di atasnya tidak akan bertahan lama. Pasirmenggambarkan segala sesuatu yang bersifat sementara—seperti keinginan duniawi, ambisi pribadi, atau kepentingan diri. Semua ini mudah berubah dan tidak dapat memberikan ketahanan dalam menghadapi cobaan hidup.
Ketiga mengapa Yesus menyebutnya bodoh? Yesus dengan tegas menyebut orang yang mendengar firman-Nya tetapi tidak melakukannya sebagai orang bodoh. Ini bukan hanya tentang kurangnya pengetahuan, tetapi tentang keputusan yang tidak bijaksana. Orang yang mendengar firman Tuhan dan tahu apa yang harus dilakukan, tetapi memilih untuk tidak melakukannya, melakukan keputusan yang tidak bijaksana.
Keempat, ketaatan sebagai fondasi yang kokoh. Sebaliknya, Yesus mengajarkan bahwa mereka yang mendengar dan melakukannya adalah orang yang bijaksana. Mereka membangun rumah mereka di atas batu—fondasi yang kokoh yang tidak akan tergoncang. Batu adalah simbol dari Kristus, yang adalah fondasi yang teguh dan tidak akan pernah goyah. Ketika kita membangun hidup kita di atas ketaatan kepada firman Tuhan, kita membangun hidup kita dengan kepercayaan kepada Kristus sebagai batu penjuru kita.
Kelima, menghadapi badai hidup dengan kekuatan yang teguh. Badai kehidupan, baik itu kesulitan pribadi, cobaan dalam pekerjaan, masalah keluarga, atau kesulitan keuangan, akan datang kepada setiap orang. Namun, mereka yang hidup berdasarkan ketaatan kepada firman Tuhan akan mampu bertahan. Firman Tuhan adalah fondasi yang kuat yang menuntun kita untuk tetap berdiri teguh, meskipun badai kehidupan datang mengguncang.
Matius 7:26 mengingatkan kita bahwa ketaatan terhadap firman Tuhan adalah fondasi yang kokoh untuk hidup kita. Mendengar tanpa melaksanakan adalah keputusan yang bodoh, yang membangun hidup di atas fondasi yang rapuhdan mudah hancur. Mari kita merenungkan apakah kita hanya mendengarkan firman Tuhan atau kita melakukan firman Tuhan dalam kehidupan kita setiap hari. Karena itu, saat kita memilih untuk taat kepada Tuhan, kita membangun hidup kita di atas Kristus, batu yang kokoh dan tidak tergoyahkan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN



Komentar
Posting Komentar