Renungan hari ini: "BERBAHAGIA DALAM IMAN YANG TIDAK MELIHAT" (Yohanes 20:29)

 Renungan hari ini:

 

"BERBAHAGIA DALAM IMAN YANG TIDAK MELIHAT"


 

Yohanes 20:29 (TB) Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya"

 

John 20:29 (NET)  Jesus said to him, “Have you believed because you have seen me? Blessed are the people who have not seen and yet have believed”

 

Nas hari ini berbicara mengenai "Berbahagia dalam Iman yang Tidak Melihat." Perkataan Yesus ini disampaikan kepada Tomas, yang dikenal sebagai Tomas yang ragu. Tomas menuntut bukti nyata tentang kebangkitan Yesus sebelum dia percaya (ay. 25). Ketika akhirnya Yesus menampakkan diri kepadanya dan memperlihatkan luka di tangan dan lambung-Nya, Tomas langsung percaya. Namun Yesus menegaskan bahwa iman yang sejati bukanlah iman yang bergantung pada penglihatan, tetapi pada keyakinan yang lahir dari hati. Iman bukanlah tentang melihat untuk percaya, tetapi tentang percaya meskipun tidak melihat. Iman sejati adalah kepercayaan yang teguh kepada janji dan kuasa Tuhan, bahkan ketika kita tidak memiliki bukti fisik yang dapat kita lihat atau sentuh.

 

Iman yang sejati tidak berdiri di atas pengalaman pribadi semata, tetapi di atas Firman Tuhan yang hidup. Dalam Roma 10:17 dikatakan, “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.”Kita mungkin tidak melihat Yesus secara fisik seperti para murid, tetapi kita memiliki kesaksian hidup-Nya melalui Alkitab dan pekerjaan Roh Kudus di dalam hati kita. Setiap kali kita membaca Firman Tuhan dan mempercayainya, kita sedang menghidupi iman yang tidak melihat, tetapi percaya. Iman ini bukan buta, melainkan iman yang berakar pada kebenaran dan janji Allah yang dapat diandalkan.

 

Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”Kata “berbahagia” di sini menunjukkan bahwa iman yang tidak bergantung pada penglihatan membawa berkat dan sukacita rohani. Orang yang percaya tanpa melihat mengalami kedamaian batin, karena mereka menaruh kepercayaannya pada Allah yang setia, bukan pada keadaan yang berubah-ubah. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kali kita diuji untuk tetap percaya saat semua tampak gelap — ketika doa belum dijawab, ketika sakit belum sembuh, atau ketika jalan keluar belum terlihat. Tetapi di situlah letak kebahagiaan iman, ketika kita tetap mempercayai Tuhan meskipun kita tidak tahu bagaimana Dia akan bekerja.

 

Tomas akhirnya menjadi saksi Kristus yang kuat setelah mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. Begitu juga, iman kita yang sejati harus menghasilkan kesaksian hidup bagi orang lain. Dunia mungkin tidak melihat Yesus secara langsung, tetapi mereka bisa melihat Yesus melalui kehidupan kita — melalui cara kita mengasihi, mengampuni, dan melayani sesama. Iman yang sejati adalah iman yang mengubah hati dan tindakan. Saat kita hidup dalam iman kepada Kristus, kita menjadi alat Tuhan untuk menyatakan kasih dan kuasa-Nya kepada dunia yang belum percaya.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, iman tidak bergantung pada penglihatan. Perkataan Yesus ini diberikan kepada Tomas, yang sebelumnya meragukan kebangkitan-Nya. Tomas baru percaya setelah melihat dan menyentuh luka-luka Yesus. Yesus tidak menolak imannya, tetapi Ia mengajar kita bahwa iman sejati tidak membutuhkan bukti fisik. Yesus memuji mereka yang percaya tanpa harus melihat. Ini bukan iman yang buta, melainkan iman yang berakar pada kepercayaan mendalam akan firman dan janji-janji Tuhan.Kita hidup di zaman di mana kita tidak melihat Yesus secara fisik, tetapi kita percaya karena firman-Nya dapat dipercaya, Roh Kudus bekerja di dalam kita, dan kesaksian para murid menjadi dasar iman.

 

Kedua, kebahagiaan yang datang dari iman. Yesus berkata, “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.”Ini menunjukkan bahwa iman yang percaya tanpa melihat adalah sumber berkat dan kebahagiaan rohani yang mendalam. Kebahagiaan ini bukan berasal dari situasi hidup yang nyaman, tetapi dari keyakinan bahwa Tuhan selalu setia dan hadir, walaupun tidak terlihat oleh mata jasmani. Iman seperti ini memberi damai ketika masalah datang, memberi keteguhan ketika keadaan tidak menentu, dan memberi harapan ketika jalan hidup terasa gelap.

 

Ketiga, iman sejati teruji dalam ketidaktahuan. Iman bukan hanya percaya ketika segala sesuatu mudah dan jelas.Iman sejati justru teruji saat kita tidak melihat jalan keluar. Ketika doa belum dijawab, ketika kesembuhan belum datang, ketika pintu yang kita minta belum terbuka, ketika masalah justru bertambah. Di saat itulah Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." Iman seperti inilah yang memuliakan Tuhan.

 

Keempat, iman membawa kita pada relasi yang dalam dengan Kristus. Tomas percaya setelah melihat Yesus; kita percaya karena mengalami-Nya melalui iman.Yesus mengundang kita untuk mengalami hubungan yang jauh lebih dalam dengan-Nya—hubungan yang tidak bergantung pada pengalaman fisik, tetapi pada perjumpaan hati dengan Tuhan melalui firman dan Roh Kudus. Iman yang percaya tanpa melihat membuat hubungan kita dengan Tuhan menjadi relasi kasih, bukan hubungan transaksional yang mengandalkan bukti.

 

Yohanes 20:29 mengajarkan bahwa iman sejati tidak menuntut bukti, tetapi percaya kepada Kristus dengan hati yang penuh pengharapan. Tuhan mengasihi mereka yang percaya tanpa melihat, karena iman seperti itu menunjukkan kepercayaan yang tulus kepada Allah yang setia dan tidak berubah. Iman yang tidak melihat tetapi percaya adalah iman yang membawa sukacita, keteguhan, dan kesaksian hidup. Karena itu, mari kita belajar mempercayai Tuhan, bukan hanya ketika semuanya jelas, tetapi justru ketika kita tidak mengerti — sebab di situlah iman sejati diuji dan dimurnikan. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer