KOTBAH MINGGU ADVENT I Minggu, 30 Nopember 2025 “BERJALAN DALAM TERANG TUHAN” (Yesaya 2:1-5)
Minggu, 30 Nopember 2025
Kotbah: Yesaya 2:1-5 Bacaan: Roma 13:11-14
Pada masa Advent I ini, kita memulai perjalanan rohani yang mempersiapkan hati kita untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus Kristus. Advent adalah waktu penantian dan persiapan, tetapi juga adalah waktu untuk merenungkan pengharapan kita yang lebih besar pada kedatangan Kristus yang kedua. Dalam konteks ini, tema kita hari ini adalah "Berjalan dalam Terang Tuhan" yang diambil dari kitab Yesaya 2:1-5.
Yesaya 2:1-5 mengandung pesan penting yang bukan hanya relevan bagi umat Israel pada zaman Yesaya, tetapi juga sangat bermakna bagi kita, umat Tuhan masa kini. Kitab Yesaya, yang ditulis sekitar abad ke-8 SM, berisi nubuat yang menggambarkan masa depan yang penuh harapan—sebuah masa kedamaian yang sempurna, yang akan diwujudkan dengan kedatangan Mesias. Dalam konteks Advent, kita diajak untuk merenungkan bagaimana kita, sebagai orang percaya, dipanggil untuk hidup dalam terang Tuhan saat ini, sambil menantikan kedatangan Kristus yang kedua.
Kitab Yesaya ditulis pada masa yang sangat penting dalam sejarah Israel, yakni selama pemerintahan raja-raja Yehuda—Uzia, Yotam, Ahaz, dan Hizkia. Pada waktu itu, kerajaan Yehuda sedang terancam oleh kekuatan-kekuatan besar di sekitarnya, terutama Asyur. Kondisi rohani bangsa Israel juga sedang suram, dengan banyak orang yang terlibat dalam penyembahan berhala dan ketidaksetiaan kepada Tuhan.
Yesaya diangkat oleh Tuhan untuk menjadi nabi yang memperingatkan umat Israel mengenai dosa mereka dan mengajak mereka untuk bertobat. Namun, di tengah-tengah peringatan-peringatan itu, Yesaya juga menyampaikan nubuat-nubuat tentang masa depan yang penuh harapan, di mana Tuhan akan mengatur kerajaan-Nya dengan damai dan keadilan. Nubuat ini tidak hanya untuk masa depan yang jauh, tetapi juga relevan bagi umat Tuhan yang hidup dalam ketidakpastian dan kesulitan pada masa itu.
Ada beberapa hal penting yang kita pelajari dari perikop ini:
Pertama, visi masa depan yang penuh damai (ay. 2-4). Pada ayat-ayat ini, Yesaya memberikan gambaran tentang masa depan yang penuh damai, di mana "gunung Tuhan" (Yerusalem) akan menjadi pusat kedamaian bagi semua bangsa. Banyak bangsa akan mengalir ke sana untuk belajar tentang jalan Tuhan dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Yesaya menggambarkan visi yang sangat indah tentang dunia yang bebas dari peperangan, di mana senjata-senjata perang akan diubah menjadi alat-alat pertanian. Ini adalah gambaran dari kerajaan Allah yang akan datang, di mana keadilan, damai, dan kemakmuran akan menguasai bumi.
Dalam konteks Advent, ini mengingatkan kita akan kedatangan Yesus yang pertama kali sebagai Raja Damai. Yesus datang untuk membawa kedamaian antara manusia dengan Allah, dan juga antara sesama manusia. Nubuat ini menjadi pengingat bahwa meskipun dunia kita saat ini masih penuh dengan konflik dan penderitaan, kita hidup dengan harapan akan kedatangan kerajaan Allah yang sempurna, yang membawa damai sejati.
Sebagai umat yang menantikan kedatangan Kristus, kita dipanggil untuk menjadi pembawa damai di dunia ini. Berjalan dalam terang Tuhan berarti hidup dengan visi dan tujuan kerajaan Allah, yaitu menciptakan dunia yang lebih adil, damai, dan penuh kasih. Dalam masa Advent, kita merenungkan kembali bagaimana kita bisa menjadi agen perdamaian, baik di keluarga, gereja, maupun masyarakat.
Kedua, seruan untuk berjalan dalam Terang Tuhan (ay. 5). Yesaya menutup nubuat ini dengan seruan, "Hai keluarga Yakub, mari, berjalanlah dalam terang TUHAN!" Seruan ini mengajak umat Tuhan untuk bertindak. Terang Tuhan bukan hanya untuk dinantikan di masa depan, tetapi juga untuk dijalani hari ini. Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk hidup menurut jalan Tuhan, mengikuti ajaran-Nya, dan menjadi terang bagi dunia ini.
Pada masa Advent ini, kita diundang untuk merenungkan bagaimana kita sebagai orang percaya dapat lebih konsisten hidup dalam terang Tuhan. Apakah kita sudah hidup sesuai dengan firman Tuhan? Apakah kita sudah menjadikan terang Kristus sebagai panduan dalam setiap aspek hidup kita—baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, maupun pelayanan? Sebagai persiapan untuk menyambut kelahiran Kristus, kita dipanggil untuk hidup lebih sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Allah.
Bagaimanakah cara kita “Berjalan dalam Terang TUHAN” berdasarkan kitab Yesaya 2:1-5? Berikut adalah beberapa cara kita bisa "berjalan dalam terang Tuhan" berdasarkan ajaran dari Yesaya 2:1-5.
Pertama, berjalan dengan iman dan harapan pada masa depan yang dijanjikan Tuhan (ay. 2). Berjalan dalam terang Tuhan berarti hidup dengan harapan dan iman yang teguh pada janji Tuhan akan masa depan yang penuh damai dan kedamaian. Yesaya mengungkapkan visi tentang masa depan di mana Yerusalem akan menjadi pusat dunia, tempat semua bangsa datang untuk belajar tentang Tuhan. Ini mengingatkan kita untuk tetap hidup dengan harapan akan kedatangan kerajaan Allah yang penuh damai, meskipun dunia saat ini penuh dengan tantangan dan ketidakpastian. Kita harus hidup dengan keyakinan bahwa Tuhan memiliki rencana baik untuk dunia ini, dan kita menjadi bagian dari rencana itu. Ini mengajak kita untuk hidup dengan tujuan dan pengharapan, tidak hanya terfokus pada masalah sesaat, tetapi pada tujuan kekal yang Tuhan sediakan bagi umat-Nya.
Kedua, kita harus mampu mempelajari Jalan Tuhan dan menghidupi Firman-Nya (ay. 3). Berjalan dalam terang Tuhan dimulai dengan mempelajari firman-Nya dan menerima pengajaran-Nya. Dalam ayat ini, Yesaya menggambarkan suatu zaman di mana banyak bangsa akan datang kepada Tuhan untuk belajar tentang jalan-Nya. Dalam konteks kita sekarang, kita dipanggil untuk mencari pengetahuan dan hikmat dari Tuhan melalui Alkitab, doa, dan pengajaran gereja. Firman Tuhan adalah terang bagi hidup kita (Mazmur 119:105), dan melalui firman-Nya, kita bisa mengetahui bagaimana seharusnya kita hidup. Kita perlu berkomitmen untuk mempelajari Alkitab secara pribadi, mendengarkan firman Tuhan dengan sungguh-sungguh saat beribadah, dan terus-menerus memperbaharui hidup kita berdasarkan ajaran-Nya.
Ketiga, menjadi teladan dalam menghidupi nilai-nilai Kerajaan Allah (ay. 3). Yesaya 2:3 juga menyebutkan bahwa banyak bangsa akan datang untuk belajar jalan Tuhan. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi teladan dalam menghidupi nilai-nilai kerajaan Allah, seperti kasih, keadilan, kerendahan hati, dan pengampunan. Dengan demikian, kita membawa terang Tuhan ke dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi saksi hidup bagi dunia ini. Kita harus memperlihatkan kasih Tuhan kepada orang lain, memperlakukan sesama dengan adil, dan hidup dalam kerendahan hati, mencerminkan karakter Kristus dalam setiap tindakan kita. Dengan cara ini, kita menjadi terang bagi dunia yang membutuhkan pengharapan dan perubahan.
Keempat, kita harus mampu menjadi Pembawa Perdamaian (ay. 4). Berjalan dalam terang Tuhan juga berarti menjadi pembawa damai. Yesaya menggambarkan kedatangan masa di mana Tuhan akan membawa kedamaian yang luar biasa, di mana bangsa-bangsa akan mengubah alat perang mereka menjadi alat yang digunakan untuk bertani, tanda dari berakhirnya kekerasan dan peperangan. Sebagai umat Tuhan, kita dipanggil untuk menjadi pembawa perdamaian di tengah dunia yang penuh konflik dan kekerasan. Kita harus hidup sebagai agen perdamaian, baik dalam hubungan pribadi, pekerjaan, maupun dalam masyarakat. Ini berarti kita memilih untuk menghindari kekerasan, membangun rekonsiliasi, dan memaafkan, mengikuti teladan Kristus yang mendamaikan kita dengan Allah (Kol. 1:20).
Kelima, menanggapi seruan Yesaya: "Mari, Berjalanlah dalam Terang Tuhan!" (ay. 5). Ini adalah seruan langsung kepada umat Tuhan untuk bertindak. Berjalan dalam terang Tuhan adalah suatu keputusan aktif. Yesaya memanggil kita untuk meninggalkan kegelapan dan hidup dalam terang yang Tuhan berikan. Ini bukan hanya tentang menunggu masa depan yang penuh damai, tetapi juga tentang hidup sekarang dengan kesetiaan dan integritas, menanggapi seruan Tuhan untuk hidup dalam terang-Nya. Kita harus secara sadar memilih untuk hidup sesuai dengan terang yang Tuhan berikan kepada kita. Ini berarti menjalani kehidupan yang konsisten dengan nilai-nilai Tuhan, menghindari kegelapan dosa, dan memantulkan terang-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.
RENUNGAN DAN REFLEKSI
Apa yang perlu kita refleksikan dari tema “Berjalan Dalam Terang TUHAN” berdasarkan kitab Yesaya 2:1-5 pada masa Advent I? Ada beberapa hal yang perlu kita renungkan dan refleksikan dari tema ini:
Pertama, kita berharap akan Kerajaan Damai yang akan datang (ay. :2-4). Pada ayat 2 hingga 4, Yesaya memberi gambaran tentang masa depan yang penuh damai, di mana segala bangsa akan mengalir menuju Yerusalem, yang melambangkan kerajaan Allah yang akan datang. Yesaya berbicara tentang kedamaian yang melampaui segala pemahaman kita: "mereka akan menempa pedang mereka menjadi bajak, dan lembing mereka menjadi sabit; bangsa tidak akan mengangkat pedang terhadap bangsa." Ini adalah visi kerajaan Allah yang penuh damai, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia.
Pada masa Advent I, kita diajak untuk merenungkan kedatangan Kristus sebagai Raja Damai, yang membawa kedamaian sejati kepada dunia. Kita mempersiapkan hati kita untuk menerima kedatangan-Nya dengan penuh pengharapan akan masa depan yang lebih baik, di mana keadilan dan damai Tuhan menguasai dunia. Namun, sebagai orang Kristen yang hidup sekarang, kita juga dipanggil untuk menjadi bagian dari visi itu dengan membawa kedamaian dalam hidup kita sehari-hari. Kita bisa bertanya pada diri kita: Bagaimana saya dapat menjadi pembawa damai di keluarga, pekerjaan, dan komunitas saya?
Kedua, kita perlu mempelajari jalan Tuhan dan hidup menurut Firman-Nya (ay. 3). Ayat 3 menyatakan bahwa pada masa depan, banyak suku bangsa akan pergi ke Yerusalem untuk belajar jalan Tuhan dan berjalan menurut jalan-Nya. Ini mengingatkan kita akan pentingnya hidup sesuai dengan firman Tuhan. Terang Tuhan bukan hanya suatu pencerahan untuk masa depan, tetapi juga tuntunan hidup yang harus kita jalani sekarang.
Masa Advent mengajak kita untuk lebih mendalam dalam mempelajari firman Tuhan dan menghidupi jalan-Nya. Sebagai persiapan menyambut kedatangan Kristus, kita harus merenungkan apakah kita sudah hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Apakah kita sudah menjadikan firman Tuhan sebagai petunjuk utama dalam keputusan-keputusan hidup kita? Apakah kita berjalan dalam terang-Nya, membiarkan terang-Nya mengatasi kegelapan dalam hati dan pikiran kita? Masa Advent adalah waktu yang tepat untuk memperbarui komitmen kita untuk hidup lebih sesuai dengan ajaran Kristus.
Ketiga, kita perlu menanggapi seruan untuk "Berjalan dalam Terang Tuhan" (ay. 5). Yesaya menutup bagian ini dengan seruan, "Hai keluarga Yakub, mari, berjalanlah dalam terang TUHAN!" Ini adalah panggilan untuk bertindak. Tuhan tidak hanya menginginkan kita untuk menantikan masa depan yang penuh damai, tetapi juga untuk menjalani hidup kita sekarang dalam terang-Nya. Berjalan dalam terang Tuhan berarti menjalani hidup yang mencerminkan kasih-Nya, keadilan-Nya, dan kebenaran-Nya di dunia ini.
Pada masa Advent, kita diundang untuk merenungkan panggilan ini dengan lebih dalam. Apa artinya bagi saya untuk berjalan dalam terang Tuhan dalam kehidupan sehari-hari? Dalam masa persiapan menyambut kelahiran Kristus, kita harus bertanya pada diri kita apakah hidup kita mencerminkan terang Kristus. Berjalan dalam terang Tuhan berarti menjauhkan diri dari segala bentuk dosa dan kegelapan, dan hidup dalam kebenaran, kasih, dan pengampunan. Ini adalah panggilan untuk hidup sebagai saksi hidup Kristus yang adalah Terang Dunia.
Keempat, mari menyambut kedatangan Kristus dengan harapan dan pertobatan. Advent adalah masa yang mengingatkan kita bahwa Kristus datang untuk membawa keselamatan. Namun, selain merayakan kelahiran-Nya, kita juga mengingat bahwa Kristus akan datang kembali sebagai Hakim dan Raja. Harapan kita harus tetap tertuju pada kedatangan-Nya yang kedua kali, saat segala sesuatu akan diperbarui dan damai sejahtera akan terwujud sepenuhnya.
Dalam masa Advent ini, kita diundang untuk tidak hanya mempersiapkan hati untuk merayakan kelahiran Kristus, tetapi juga untuk merenungkan kehidupan kita dan bertobat. Ini adalah waktu untuk membersihkan hati dan pikiran kita, untuk siap menyambut kedatangan Kristus dalam hati kita. Sebagai bagian dari umat yang menantikan kedatangan-Nya, apakah kita hidup dengan pengharapan akan kerajaan-Nya yang penuh damai? Dan apakah kita hidup dengan pertobatan yang sejati, menjauhi segala bentuk kegelapan dan hidup dalam terang-Nya?
Masa Advent adalah waktu yang penuh dengan harapan dan persiapan, di mana kita merenungkan kedatangan Kristus yang pertama kali di Betlehem dan juga menantikan kedatangan-Nya yang kedua. Dari Yesaya 2:1-5, kita diajak untuk berjalan dalam terang Tuhan dengan mempelajari firman-Nya, menjadi pembawa perdamaian, hidup dengan harapan akan kedatangan kerajaan Allah yang penuh damai, dan menyambut kedatangan Kristus dengan pertobatan dan kesiapan hati. (rsnh)
Selamat Merayakan Advent I!



Komentar
Posting Komentar