Renungan hari ini:

 

“MENGANGKAT JIWA KEPADA TUHAN DI TENGAH TANTANGAN”


 

Mazmur 25:1-2 (TB2)  "Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku; Allahku, kepada-Mu aku percaya; janganlah kiranya aku dipermalukan; janganlah musuhku bersorak-sorai mengolok aku"

 

Psalms 25:1-2 (NET)  "O Lord, I come before you in prayer. My God, I trust in you. Please do not let me be humiliated; do not let my enemies triumphantly rejoice over me!"

 

Dalam nas hari ini, pemazmur mengekspresikan kebergantungan totalnya kepada Tuhan. Ia mengangkat jiwanya kepada Allah, bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan hati yang penuh pengharapan dan iman. Ini adalah pengingat bagi kita bahwa dalam setiap situasi hidup—baik yang tenang maupun yang penuh tantangan—satu-satunya tempat yang aman bagi jiwa kita adalah kepada Tuhan.

 

Ketika kita “mengangkat jiwa” kepada Tuhan, itu berarti menyerahkan seluruh hidup kita—pikiran, perasaan, dan rencana kita—kepada-Nya. Dalam konteks kehidupan modern, kita sering mencoba mengandalkan diri sendiri, orang lain, atau solusi instan. Mazmur ini mengingatkan kita bahwa kelegaan sejati datang ketika kita menoleh kepada Tuhan, yang mampu menolong dalam segala keadaan.

 

Pemazmur berkata, “Allahku, kepada-Mu aku percaya.” Ini bukan sekadar pengakuan lisan, tetapi pernyataan iman yang kokoh, bahkan sebelum Tuhan menunjukkan jalan keluar. Kepercayaan ini menunjukkan kedekatan yang intim dengan Allah, di mana kita percaya bahwa Dia peduli, meski keadaan seolah menentang kita. 

 

Ayat ini juga mengandung permohonan yang jelas: “janganlah kiranya aku dipermalukan; janganlah musuhku bersorak-sorai mengolok aku.” Pemazmur menyadari bahwa hidup penuh dengan ancaman—baik dari orang, situasi, maupun kesalahan sendiri. Namun alih-alih berfokus pada musuh, ia berfokus pada Tuhan sebagai sumber pertolongan dan kehormatan.

 

Setiap kali kita merasa terancam, dipermalukan, atau dicemooh, ingatlah untuk mengangkat jiwa kita kepada Tuhan. Biarkan Dia menjadi sumber kekuatan dan kehormatan kita, dan percayalah bahwa Dia akan menolong kita melewati setiap ujian.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari ayat ini, ada beberapa hal yang bisa direnungkan, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun dalam hubungan kita dengan Tuhan:

 

Pertama, mari mengangkat jiwa kepada Tuhan. "Kepada-Mu, ya TUHAN, kuangkat jiwaku..." Pemazmur mengawali doanya dengan tindakan mengangkat jiwa kepada Tuhan. Mengangkat jiwa berarti menyerahkan seluruh hidup—pikiran, perasaan, dan setiap aspek dari diri kita—kepada Tuhan. Ini adalah ungkapan kebergantungan dan kerinduan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketika kita menghadapi kesulitan atau kebingungan, kita sering merasa terperangkap dalam perasaan atau masalah kita sendiri, dan mungkin terlalu fokus pada solusi duniawi. Namun, ayat ini mengingatkan kita untuk mengangkat hati kita kepada Tuhan, yang menjadi sumber pertolongan dan penyegaran bagi jiwa kita.

 

Kedua, kepercayaan yang tidak tergoyahkan. "Allahku, kepada-Mu aku percaya..." Pemazmur menyatakan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan, bahkan sebelum ia melihat hasil atau solusi dari doanya. Ini bukan hanya sekadar pernyataan verbal, tetapi pernyataan iman yang mendalam. Kepercayaan kepada Tuhan adalah dasar dari hubungan yang sehat dengan-Nya. Meskipun situasi bisa tampak tidak pasti, pemazmur memilih untuk percaya bahwa Tuhan adalah Allah yang setia dan dapat dipercaya.

 

Ketiga, meminta perlindungan dan kehormatan. "Janganlah kiranya aku dipermalukan; janganlah musuhku bersorak-sorai mengolok aku..." Pemazmur memohon agar Tuhan tidak membiarkan dirinya dipermalukan dan agar musuh-musuhnya tidak bersorak-sorai atas kekalahannya. Ini menunjukkan bahwa dalam hidup, kita sering menghadapi penghinaan, perlawanan, dan pencemaran nama baik dari orang lain. Pemazmur mengakui ketidakmampuannya untuk menghadapi musuh-musuhnya tanpa pertolongan Tuhan. Ia mengandalkan Tuhan sebagai sumber perlindungan dan kehormatan.

 

Keempat, kerinduan untuk tidak diperdaya oleh musuh. Di balik permohonan pemazmur untuk tidak dipermalukan, ada kerinduan yang mendalam agar musuh-musuhnya tidak mendapatkan kemenangan. Hal ini mengingatkan kita bahwa musuh kita, baik secara fisik, emosional, maupun spiritual, berusaha untuk membuat kita merasa kalah, lemah, atau tidak berarti. Namun, pemazmur tahu bahwa kemenangan sejati hanya datang dari Tuhan, dan oleh karena itu ia meminta Tuhan untuk memberi kekuatan dan perlindungan.

 

Kelima, mengandalkan Tuhan sepenuhnya. Pemazmur menyadari bahwa hanya Tuhan yang dapat memberikan pertolongan yang sejati, bukan kekuatan manusia atau usaha pribadi semata. Dengan demikian, doa ini bukan hanya permohonan akan pertolongan, tetapi juga sebuah komitmen untuk sepenuhnya mengandalkan Tuhan dalam segala aspek hidup. Pemazmur tidak mengandalkan kemampuan dirinya sendiri untuk keluar dari masalah, tetapi sepenuhnya bergantung pada Allah.

 

Mazmur 25:1-2 mengajarkan kita untuk mengangkat jiwa kepada Tuhan, percaya kepada-Nya, dan memohon perlindungan dari-Nya di tengah tantangan hidup. Ketika kita berhadapan dengan musuh, kesulitan, atau tantangan, kita dipanggil untuk menyerahkan segalanya kepada Tuhan dengan penuh kepercayaan, tanpa merasa dipermalukan, karena Tuhan adalah penolong, pelindung, dan kehormatan kita. Karena itu, sebagai orang percaya, kita diajak untuk mengandalkan Tuhan sepenuhnya dan membiarkan-Nya bertindak dalam hidup kita. (rsnh)

 

Selamat berakhir pekan dan besok beribadah kepada TUHAN

Komentar

Postingan Populer