Renungan hari ini: “KASIH KARUNIA YANG TIDAK PERNAH HABIS” (Yohanes 1:16)

 Renungan hari ini:

 

“KASIH KARUNIA YANG TIDAK PERNAH HABIS”


 

Yohanes 1:16 (TB) "Karena dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia"

 

John 1:16 (NET) "For we have all received from his fullness one gracious gift after another"

 

Nas hari ini menggambarkan satu kebenaran yang luar biasa: Yesus Kristus adalah sumber segala kasih karunia Allah, dan dari kepenuhan-Nya kita semua menerima berkat tanpa henti. Kata “kepenuhan-Nya” menunjuk pada kelimpahan pribadi Kristus — kasih, kuasa, pengampunan, dan kebenaran yang tidak terbatas.Sebagai manusia, kita sering kehabisan tenaga, kasih, atau pengertian, tetapi kasih karunia Tuhan tidak pernah habis. Setiap hari, bahkan setiap saat, Ia mencurahkan kasih karunia baru bagi kita (Rat. 3:22–23).

 

Ungkapan “kasih karunia demi kasih karunia” (bahasa Yunani: charin anti charitos) berarti kasih karunia yang datang berganti-ganti, seperti ombak yang tidak pernah berhenti. Ketika satu bentuk kasih karunia sudah kita alami, kasih karunia berikutnya datang untuk menopang kita lagi. Ketika kita jatuh, kasih karunia pengampunan menyambut kita. Ketika kita lemah, kasih karunia kekuatan menopang kita. Ketika kita melayani, kasih karunia hikmat menuntun kita.Kasih karunia Tuhan bukan sekadar satu kali diberikan saat kita percaya, tetapi mengalir terus dalam setiap musim kehidupan kita.

 

Menerima kasih karunia berarti juga hidup di bawah pengaruh kasih karunia itu. Seperti bejana yang dipenuhi air, kita dipanggil untuk menyalurkan kasih karunia itu kepada orang lain — dalam pelayanan, perkataan, dan perbuatan.Dalam kehidupan gereja, kasih karunia yang diterima setiap anggota harus menjadi sumber kebersamaan dan kekuatan dalam melayani. Gereja yang hidup dari kasih karunia akan menjadi gereja yang penuh kasih, saling menanggung, dan saling menguatkan.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas ini:

 

Pertama, kepenuhan Kristus sebagai sumber Kasih Karunia. Ayat ini mengajarkan kita tentang kepenuhan Kristus, yaitu kekayaan yang ada pada Yesus sebagai Sumber Kasih Karunia yang tidak terbatas. Dari kepenuhan-Nya, kita sebagai umat yang percaya menerima kasih karunia yang berlimpah. Kata "kepenuhan-Nya" mengingatkan kita bahwa Yesus, sebagai Allah yang menjadi manusia, adalah sumber segala berkat—baik itu kasih, pengampunan, penghiburan, dan kekuatan yang dibutuhkan umat-Nya.

 

Kedua, Kasih Karunia yang tidak pernah habis. Ungkapan "kasih karunia demi kasih karunia" menggambarkan sebuah aliran berkat yang terus menerus. Kasih karunia Allah tidak hanya diberikan sekali, tetapi berkelanjutan, datang berganti-ganti, seperti air yang mengalir dari sumber yang tak pernah kering. Setiap hari kita menerima kasih karunia baru, dan dalam setiap musim hidup, Allah memberikan apa yang kita butuhkan untuk bertahan dan berkembang. Kasih karunia Allah selalu tersedia dalam setiap langkah hidup kita, baik dalam suka maupun duka. Saat kita merasa lemah, Allah memberikan kasih karunia yang menguatkan. Ketika kita jatuh, kasih karunia-Nyamemberikan pengampunan dan kesempatan untuk bangkit lagi.

 

Ketiga, Kasih Karunia yang membawa transformasi. Kasih karunia yang diterima dari Kristus tidak hanya untuk dipertahankan, tetapi juga untuk membawa perubahan dalam hidup kitaKasih karunia demi kasih karunia berarti ada proses pertumbuhan rohani yang terus menerus. Setiap kali kita menerima kasih karunia Allah, kita dipanggil untuk lebih seperti Kristus—lebih penuh kasih, lebih sabar, lebih rendah hati, lebih penuh pengampunan. Kasih karunia-Nya tidak hanya untuk memberikan kita pengampunan, tetapi juga untuk mengubah hidup kita agar semakin mencerminkan karakter Kristus.

 

Keempat, menerima Kasih Karunia untuk melayani. Sebagai gereja dan umat percaya, kita bukan hanya dipanggil untuk menerima kasih karunia Allah, tetapi juga untuk menyampaikannya kepada orang lain. Setiap kasih karunia yang kita terima harus mengalir keluar dalam bentuk pelayanan kepada sesama. Kita tidak melayani karena kekuatan kita sendiri, tetapi karena kasih karunia Allah yang terus menerus mengalir dalam hidup kita. Melayani dalam kasih karunia berarti kita melakukan segala sesuatu bagi kemuliaan Allah, dengan kekuatan dan hikmat yang diberikan-Nya. Kasih karunia yang kita terima harus menjadi berkat bagi orang lain, dan kita menjadi saluran kasih Allah kepada dunia.

 

Yohanes 1:16 mengingatkan kita akan kelimpahan kasih karunia Allah yang datang dari kepenuhan Kristus. Kasih karunia itu datang terus-menerus, tidak pernah habis, dan membawa transformasi dalam hidup kita. Dengan menerima kasih karunia itu, kita dipanggil untuk hidup sesuai dengan kasih Kristus dan menjadi saluran berkat bagi sesama. Karena itu, marilah kita senantiasa hidup dalam syukur dan pelayanan, karena semua yang kita miliki berasal dari kasih karunia Allah(rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer