Renungan hari ini: “ALLAH YANG BERBICARA, APAKAH KITA MENDENGAR?” (Ayub 33:13-14)
Renungan hari ini:
“ALLAH YANG BERBICARA, APAKAH KITA MENDENGAR?”
Ayub 33:13-14 (TB) "Mengapa engkau berbantah dengan Dia, bahwa Dia tidak menjawab segala perkataanmu? Karena Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya"
Job 33:13-14 (NET) "Why do you contend against him, that he does not answer all a person’s words? “For God speaks, the first time in one way, the second time in another, though a person does not perceive it"
Dalam nas hari ini Ayub, dalam penderitaannya, merasa Tuhan seolah-olah diam dan tidak menjawab doa-doanya. Ia mempertanyakan keadilan dan perhatian Allah. Melalui Elihu, sahabatnya, Tuhan menegur pandangan itu: “Mengapa engkau berbantah dengan Dia?”Kita pun sering merasa hal yang sama — seakan Tuhan tidak menjawab doa, tidak peduli pada penderitaan, atau tidak memberi arah di saat kita membutuhkan jawaban cepat. Namun, ayat ini mengingatkan bahwa Tuhan tidak pernah benar-benar diam. Ia selalu berbicara, hanya saja sering kita yang tidak memperhatikan atau tidak peka terhadap cara Tuhan berfirman. Tuhan berbicara bukan hanya melalui suara langsung atau mujizat besar. Ia berbicara melalui firman-Nya, hati nurani, nasihat orang lain, bahkan melalui peristiwa hidup — baik yang menyenangkan maupun yang menyakitkan. Masalahnya bukan pada “diamnya Tuhan,” tetapi pada ketulian hati kita yang tidak mau mendengar.
Ayat 14 menegaskan: “Allah berfirman dengan satu dua cara, tetapi orang tidak memperhatikannya.” Ini berarti Tuhan menggunakan berbagai cara untuk menuntun dan menegur umat-Nya. Dalam konteks Ayub, Elihu ingin menegaskan bahwa Tuhan berbicara melalui penderitaan juga — bukan untuk menghukum, tetapi untuk membentuk dan memperdalam iman. Kita perlu belajar melihat bahwa Tuhan tidak dibatasi oleh satu cara dalam berbicara. Kadang Dia berbicara melalui keberhasilan, tapi sering kali juga lewat kegagalan, penderitaan, dan waktu menunggu. Ketika kita tidak memahami jalan Tuhan, bukan berarti Dia tidak berbicara — mungkin kita perlu mengubah cara kita mendengarkan.
Masalah utama manusia bukanlah ketidakmampuan Tuhan untuk berbicara, tetapi ketidakmauan kita untuk mendengar. Dunia yang sibuk, hati yang penuh ambisi, dan pikiran yang dipenuhi kekhawatiran sering membuat kita kehilangan kepekaan terhadap suara Tuhan. Untuk mendengar suara-Nya, kita perlu berdiam diri dan merenung — memberi ruang bagi Roh Kudus untuk menuntun kita. Doa bukan hanya berbicara kepada Tuhan, tetapi juga mendengarkan-Nya. Banyak kali kita datang kepada Tuhan dengan daftar panjang permohonan, tetapi tidak memberi waktu untuk mendengar apa yang Tuhan ingin katakan. Mendengar Tuhan membutuhkan keheningan hati dan kesediaan untuk taat kepada firman-Nya.
Elihu ingin mengingatkan Ayub bahwa Tuhan berdaulat atas cara dan waktu-Nya sendiri dalam menjawab doa.Tuhan tidak harus menjawab sesuai dengan harapan kita, tetapi selalu menjawab dengan yang terbaik untuk kita. Saat Tuhan tidak menjawab sesuai keinginan kita, itu bukan berarti Ia tidak peduli — justru itu tanda Ia sedang bekerja dengan cara yang lebih besar dari yang kita pahami.
Renungan:Ketika Tuhan menunda jawaban doa, jangan menyerah. Ia sedang menyiapkan sesuatu yang lebih indah di waktu-Nya. Keterlambatan bukan berarti penolakan. Tuhan mungkin sedang membentuk karakter kita agar siap menerima berkat-Nya dengan hati yang benar.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas hari ini:
Pertama, Allah itu tidak diam. Ayat ini mengingatkan kita bahwa ketika kita merasa Tuhan tidak menjawab atau tidak mendengarkan doa kita, itu bukan karena Tuhan tidak peduli atau tidak berbicara. Sebaliknya, Tuhan selalu berbicara dalam berbagai cara dan melalui berbagai sarana, baik dalam kehidupan kita sehari-hari, melalui firman-Nya, maupun melalui pengalaman hidup kita. Namun, seringkali kita yang tidak peka atau tidak memperhatikan cara Tuhan berbicara. Kadang, kita merasa Tuhan diam atau tidak memberi jawaban saat kita berdoa. Namun, apakah kita sudah cukup peka untuk mendengarkan bagaimana Tuhan berfirman dalam hidup kita? Mungkin jawaban-Nya datang dalam bentuk yang berbeda dari yang kita harapkan—melalui pikiran kita, lewat nasihat dari orang lain, atau bahkan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup kita.
Kedua, Tuhan berbicara dengan banyak cara. Dalam ayat ini, kita juga diingatkan bahwa "Allah berfirman dengan satu dua cara". Tuhan tidak hanya terbatas pada satu cara dalam menjawab doa atau memberi petunjuk, tetapi Ia menggunakan berbagai cara. Bisa melalui firman-Nya yang tertulis, suara hati, perasaan terdalam, atau melalui keadaan sekitar kita yang membawa kita kepada pemahaman dan pencerahan. Tuhan berbicara kepada kita melalui firman-Nya, tetapi juga melalui pengalaman hidup kita. Dalam kesulitan, misalnya, kita bisa belajar mendengar Tuhan melalui pengajaran yang didapatkan dari pengalaman tersebut. Begitu juga dalam kebahagiaan, Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui rasa syukur dan pengakuan akan berkat-Nya.
Ketiga, krangnya perhatian menghalangi pemahaman kita. "Orang tidak memperhatikannya" adalah alasan utama mengapa banyak orang tidak mendengar suara Tuhan dengan jelas. Tuhan berbicara kepada kita, namun kita sering kali sibuk dengan kehidupan kita sendiri, atau memiliki hati yang keras dan tidak peka terhadap firman-Nya. Ketika kita tidak memberi perhatian pada cara Tuhan berbicara, kita melewatkan kesempatan untuk memahami kehendak-Nya. Sering kali kita terjebak dalam kesibukan, keinginan dunia, atau bahkan dalam rasa frustrasi yang membuat kita tidak peka terhadap suara Tuhan. Mungkin kita berharap Tuhan berbicara dengan cara yang jelas dan langsung, tetapi kita seringkali tidak menyadari bahwa Dia sudah berbicara melalui banyak cara—termasuk melalui keadaan hidup kita, melalui Firman-Nya, atau bahkan melalui kedamaian yang datang setelah doa.
Keempat, Tuhan tidak pernah menyembunyikan jawaban-Nya. Meskipun terkadang kita merasa Tuhan tidak menjawab doa kita, ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu berbicara dan memberi petunjuk. Allah tidak pernah menyembunyikan jawabannya dari kita. Kita perlu belajar untuk mendengarkan dan mengenali cara-Nya berbicara. Jika kita terus mencari Tuhan dengan hati yang terbuka, kita akan menemukan bahwa Dia selalu hadir dan siap memberi arahan kepada kita. Jawaban Tuhan bisa datang melalui penghiburan dalam doa, melalui firman-Nya yang kita baca, atau melalui inspirasi yang datang dalam hati kita. Ketika kita tidak mendengar atau merasa kebingungan, itu bisa jadi karena kita belum cukup peka atau sabar menunggu waktu Tuhan.
Ayub 33:13-14 mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu berbicara kepada kita, namun sering kali kita tidak memperhatikannya. Allah berfirman dengan berbagai cara, dan kita dipanggil untuk mendengarkan dengan hati yang terbuka. Terkadang kita ingin mendengar suara Tuhan dengan cara yang kita tentukan, tetapi Tuhan berbicara dalam cara-Nya yang sempurna. Karena itu, jawaban Tuhan mungkin tidak datang dengan cara yang kita inginkan, tetapi Dia selalu hadir untuk memberi kita petunjuk dan arahan dalam hidup. Oleh karena itu, kita harus lebih peka, sabar, dan terus mencari Tuhan dalam segala aspek hidup kita. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN



Komentar
Posting Komentar