KOTBAH MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS Minggu, 05 Oktober 2025 “TUHAN ALLAH MAHAKUDUS DAN MAHATAHU” (Habakuk 1:12-17)

 KOTBAH MINGGU XVI SETELAH TRINITATIS

Minggu, 05 Oktober 2025

 

“TUHAN ALLAH MAHAKUDUS DAN MAHATAHU”

Kotbah: Habakuk 1:12-17 Bacaan: 1 Timotius 6:11-16


 

Hari ini kita akan merenungkan tema yang sangat dalam dan menguatkan iman kita: "Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu." Kita akan memfokuskan perhatian pada Kitab Habakuk 1:12-17, di mana nabi Habakuk mengungkapkan pergumulannya tentang keadilan Tuhan di tengah penderitaan dan ketidakadilan yang ada di dunia.

 

Kitab Habakuk ditulis pada masa yang penuh dengan kesulitan bagi bangsa Israel. Mereka berada di bawah ancaman penaklukan oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat, dan negara mereka terperosok dalam kemerosotan moral dan spiritual. Pada saat itu, Babylon (Kasdim) menjadi kekuatan besar yang siap menghukum Israel dengan kekerasan dan penghancuran. Habakuk, sebagai seorang nabi, mempertanyakan mengapa Tuhan membiarkan ketidakadilan ini terjadi, dan mengapa Tuhan akan menggunakan bangsa yang lebih jahat (Babylon) untuk menghukum umat-Nya. Dalam kitab ini, kita menemukan pergumulan Habakuk dengan Tuhan mengenai keadilan dan kedaulatan Tuhan, terutama dalam konteks ketidak-adilan dan penderitaan yang dialami umat Israel.

 

Habakuk adalah seorang nabi yang hidup pada masa yang penuh dengan ketidakadilan, kekerasan, dan ketidak-beresan sosial di kerajaan Yehuda. Tuhan tampaknya membiarkan kejahatan merajalela, dan Habakuk berdoa dengan penuh keresahan, mempertanyakan kepada Tuhan mengapa Dia membiarkan semua ini terjadi. Dalam pergumulan itu, kita menemukan gambaran tentang Tuhan yang Mahakudus dan Mahatahu, yang menge-tahui semua hal dan bekerja dengan cara yang sering kali tidak kita mengerti.

 

Dari perikop ini kita dapat pelajari beberapa hal:

 

Pertama, pergumulan Habakuk tentang ketidakadilan (ay. 12-13). Habakuk mengawali doa dan pergumulannya dengan mengakui sifat Allah yang Maha Kudus. Dia menyebut Tuhan sebagai "Allah yang Maha Kudus", yang tidak bisa mentolerir dosa dan ketidakadilan. Meskipun demikian, Habakuk sangat bingung karena Tuhan menggunakan bangsa Kasdim, yang lebih jahat dan lebih fasik, untuk menghukum umat-Nya. Ini adalah pertanyaan besar yang Habakuk ajukan: Mengapa Tuhan, yang Maha Kudus, membiarkan kejahatan merajalela dan bahkan menggunakan orang yang lebih jahat untuk menghukum yang lebih baik?

 

Ketika kita menghadapi penderitaan atau ketidakadilan di dunia ini, mungkin kita juga bertanya pada Tuhan, "Mengapa Engkau membiarkan ini terjadi?" Habakuk mengajarkan kita bahwa meskipun kita tidak mengerti cara Tuhan bekerja, kita harus percaya bahwa Tuhan adalah Maha Kudus dan tidak bisa mentolerir dosa. Apakah kita cukup mengenal Tuhan sebagai Maha Kudus, sehingga kita dapat tetap mempercayai-Nya meskipun situasi di sekitar kita terasa sangat tidak adil?

 

Kedua, Tuhan yang Mahakudus dan Mahatahu (ay. 14-17). Habakuk melanjutkan dengan menggambarkan orang-orang Kasdim yang seperti pemancing yang memikat umat Tuhan, menangkap mereka dan memperla-kukan mereka seolah-olah mereka adalah makhluk yang tidak berdaya. Habakuk sangat kesal melihat bagaimana orang jahat menggunakan kekuasaan mereka untuk mengeksploitasi dan merusak yang lemah. Namun, meski-pun Tuhan tampaknya tidak segera bertindak, Habakuk dipanggil untuk percaya bahwa Tuhan adalah Maha Tahu dan Dia memegang kendali atas segala situasi, bahkan di tengah kekejaman dan ketidakadilan. Tuhan Mahatahu, dan meskipun kelihatannya dunia ini penuh dengan ketidakadilan dan kebrutalan, Tuhan tetap mengawasi dan memegang kendali. Ada banyak hal yang tidak kita mengerti, tetapi kita diingatkan bahwa Tuhan tahu apa yang terbaik dan Dia memiliki rencana-Nya sendiri, yang sering kali jauh melampaui pemahaman kita.

 

Ketiga, kepercayaan pada Kedaulatan Tuhan yang tak tergoyahkan. Habakuk mengajarkan kita bahwa meskipun ada banyak hal yang sulit dimengerti dalam hidup ini, Tuhan tetap Maha Kudus dan Mahatahu. Bahkan di tengah kesulitan, kita diundang untuk percaya kepada kedaulatan-Nya. Tuhan tidak pernah kehilangan kendali atas dunia ini. Meskipun kita mungkin tidak dapat memahami sepenuhnya mengapa hal-hal tertentu terjadi, kita harus percaya bahwa Tuhan yang Maha Kudus selalu memiliki tujuan yang lebih tinggi yang kita mungkin belum lihat. Kita dipanggil untuk hidup dengan iman bahwa Tuhan adalah Maha Kudus, dan meskipun kita tidak selalu mengerti rencana-Nya, kita dapat memper-cayakan hidup kita kepada-Nya.

 

Dalam perenungan kita tentang Habakuk 1:12-17, kita diingatkan bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Kudus dan Mahatahu. Meskipun sering kali kita tidak mengerti bagaimana Tuhan bekerja dalam dunia ini, kita dipanggil untuk percaya bahwa Dia adalah penguasa yang tak tergoyahkan dan memiliki rencana yang sempurna. Dalam segala situasi, kita harus tetap mempercayai Tuhan yang Maha Kudus, yang tidak pernah membiarkan ketidak-adilan dan selalu bekerja untuk kebaikan umat-Nya. Mari kita belajar untuk percaya kepada kedaulatan Tuhan, bahkan ketika kita tidak memahami cara-Nya bekerja, karena kita tahu bahwa Tuhan selalu tahu yang terbaik dan Dia memegang kendali atas segala sesuatu.

 

Pertanyaan kita, apa dampak “TUHAN ALLAH Mahakudus dan Mahatahu” berdasarkan kitab Habakuk 1:12-17 bagi umat Israel kala itu dan umat percaya masa kini? Dampak "Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu" bagi Umat Israel kala itu dan umat percaya masa kini:

 

Dampak bagi umat Israel kala itu:

Pertama, mengenal kedaulatan Tuhan yang tak tergoyahkan. Dalam Habakuk 1:12, Habakuk mengingatkan dirinya dan bangsa Israel bahwa Tuhan adalah "Allah yang Maha Kudus" dan "Allah yang Mahatahu". Hal ini mengajarkan umat Israel bahwa meskipun mereka sedang berada dalam situasi yang penuh ketidakadilan dan penderitaan, Tuhan tetap me-nguasai segala sesuatu. Dampak bagi umat Israel pada saat itu adalah membangkitkan harapan bahwa meskipun mereka dihukum oleh bangsa yang lebih jahat, Tuhan memiliki rencana yang lebih besar. Mereka harus belajar untuk percaya pada kedaulatan Tuhan yang tidak hanya memahami keadaan mereka, tetapi juga memiliki rencana yang lebih tinggi untuk memperbaiki dan memulihkan mereka.

 

Kedua, menerima penderitaan sebagai bagian dari rencana Tuhan. Dalam Habakuk 1:13, nabi Habakuk bertanya mengapa Tuhan membiarkan bangsa yang lebih jahat digunakan untuk menghukum umat-Nya. Jawaban yang diberikan Tuhan adalah bahwa Dia memiliki tujuan yang lebih besar dan menggunakan bangsa yang jahat untuk membawa keadilan. Dampak bagi umat Israel kala itu adalah bahwa mereka harus menerima penderitaan dan ujian sebagai bagian dari proses pengudusan dan pemurnian yang Tuhan lakukan. Tuhan yang Mahatahu tidak pernah membiarkan penderitaan tanpa tujuan, bahkan dalam kesulitan terbesar sekalipun.

 

Ketiga, mengenal Tuhan yang Mahatahu dan Adil. Di tengah ketidakadilan yang mereka rasakan, Tuhan mengingatkan Israel bahwa Dia mengetahui dan mengerti segala sesuatu—bahkan apa yang dilakukan bangsa-bangsa jahat terhadap mereka. Tuhan akan membawa mereka kepada keadilan-Nya pada waktu-Nya. Dampak bagi umat Israel adalah bahwa mereka dapat memper-tahankan keyakinan bahwa Tuhan yang Mahatahu akan memberikan keadilan pada waktu yang tepat. Meskipun mereka merasa dihina atau tertindas, mereka harus percaya bahwa Tuhan tidak pernah gagal menegakkan keadilan.

 

Dampak bagi umat percaya masa kini:

Pertama, menghadapi ketidakadilan dengan kepercayaan kepada kedaulatan Tuhan. Sama seperti umat Israel yang mengalami ketidakadilan, umat percaya masa kini juga sering kali menghadapi situasi yang tampaknya tidak adil—baik dalam kehidupan pribadi, sosial, atau politik. Kita diingatkan bahwa Tuhan tetap memegang kendali atas segalanya dan tidak ada yang terjadi tanpa sepengetahuan-Nya. Dampak bagi umat percaya masa kini adalah membangun keyakinan yang teguh bahwa Tuhan, yang Mahakudus dan Mahatahu, akan menegakkan keadilan-Nya, bahkan jika kita tidak segera melihatnya. Kita dipanggil untuk percaya bahwa Tuhan mengerti dan memiliki rencana yang lebih baik untuk kita.

 

Kedua, belajar menerima penderitaan dengan iman. Umat percaya masa kini juga menghadapi penderitaan, baik dalam bentuk ujian, kehilangan, atau cobaan hidup. Sama seperti umat Israel yang dipanggil untuk menerima hukuman dan proses pemurnian, kita juga dipanggil untuk menerima penderitaan sebagai bagian dari rencana Tuhan yang lebih besar. Penderitaan tidak berarti Tuhan mengabaikan kita, tetapi sering kali adalah cara Tuhan mengajarkan kita untuk lebih bergantung pada-Nya. Dampak bagi umat percaya masa kini adalah bahwa kita dapat melihat penderitaan melalui perspektif iman, percaya bahwa Tuhan Mahatahu dan Mahaadil dalam segala hal yang terjadi dalam hidup kita.

 

Ketiga, mengandalkan Tuhan yang Mahatahu dalam setiap Keputusan. Sebagai umat Tuhan, kita sering kali dihadapkan pada keputusan besar dan sulit. Dalam situasi seperti ini, kita diingatkan bahwa Tuhan, yang Mahatahu, mengetahui setiap detil hidup kita. Kita dipanggil untuk percaya bahwa Tuhan memimpin langkah kita, bahkan ketika kita tidak mengerti seluruh jalan yang harus kita tempuh. Dampak bagi umat percaya masa kini adalah bahwa kita dapat mengandalkan hikmat Tuhan dalam mengambil keputusan, meskipun kadang-kadang kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita harus percaya bahwa Tuhan yang Mahatahu akan memberi kita petunjuk sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu adalah tema yang sangat kuat dalam Habakuk 1:12-17, baik bagi umat Israel pada masa itu maupun bagi umat percaya masa kini. Kedaulatan dan pengetahuan Tuhan yang sempurna mengingatkan kita bahwa meskipun kita menghadapi ketidakadilan atau penderitaan, Tuhan tetap memegang kendali dan memiliki rencana yang lebih besar. Kita dipanggil untuk percaya bahwa Tuhan Mahatahu dan Mahaadil, dan melalui iman dan kesabaran, kita akan melihat keadilan-Nya terwujud pada waktu-Nya. Marilah kita belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita, yakin bahwa Dia selalu menyertai dan memimpin kita ke arah yang benar.

 

RENUNGAN DAN RELEVANSI

 

Apa renungan dan relevansi dari tema “TUHAN ALLAH Mahakudus dan Mahatahu” berdasarkan kitab Habakuk 1:12-17 bagi umat percaya masa kini? Relevansi bagi umat percaya masa kini:

 

Pertama, menghadapi ketidakadilan dan penderitaan dengan pengharapan kepada Tuhan yang Mahakudus dan Mahatahu. Habakuk 1:12 mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah Allah yang Maha Kudus yang tidak bisa mentolerir ketidakadilan, dan bahwa Tuhan Mahatahu dalam segala hal yang terjadi di dunia ini, termasuk penderitaan umat-Nya. Tuhan yang Mahakudus tidak akan membiarkan kejahatan tanpa penghakiman, dan Dia tahu apa yang terbaik bagi umat-Nya meskipun kita mungkin tidak memahaminya. Bagi umat percaya masa kini, seringkali kita dihadapkan pada ketidakadilan, baik di dunia sosial, ekonomi, maupun politik. Terkadang, kita merasa Tuhan diam atau tidak melakukan apa-apa terhadap segala bentuk kejahatan dan ketidakadilan. Namun, melalui Habakuk, kita diingatkan bahwa Tuhan Mahakudusdan Mahatahu, yang selalu mengawasi dunia ini, dan Dia memegang kendali atas segala sesuatu. Ketika kita melihat ketidakadilan atau kesulitan di dunia, kita dipanggil untuk percaya pada kedaulatan Tuhan dan yakin bahwa Tuhan akan membawa keadilan-Nya pada waktunya.

 

Kedua, mengandalkan Tuhan yang Mahatahu dalam setiap keputusan dan langkah hidup. Habakuk bertanya mengapa Tuhan menggunakan bangsa yang lebih jahat untuk menghukum Israel, tetapi Tuhan mengingatkan nabi tersebut bahwa Dia Mahatahu dan bahwa apa yang Dia lakukan adalah bagian dari rencana-Nya yang lebih besar. Umat percaya masa kini sering kali menghadapi keputusan sulit, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, atau pekerjaan. Mungkin kita merasa kebingungan atau bahkan tidak mengerti mengapa Tuhan membiarkan sesuatu terjadi dalam hidup kita. Namun, kita diajak untuk mengingat bahwa Tuhan yang Mahatahu tidak hanya tahu apa yang terbaik, tetapi Dia juga sedang bekerja dalam cara yang mungkin tidak langsung kita pahami. Kita dipanggil untuk percaya bahwa setiap langkah hidup kita berada dalam kendali Tuhan yang Mahatahu, bahkan ketika kita tidak melihat keseluruhan gambaran-Nya. Ketika kita dihadapkan pada situasi yang sulit atau tidak pasti, kita bisa percaya bahwa Tuhan yang Mahatahu memiliki tujuan yang lebih besar dan kita dipanggil untuk mengandalkan-Nya sepenuhnya.

 

Ketiga, sabar menunggu penggenapan Janji Tuhan. Habakuk 1:17 menggambarkan bagaimana bangsa Kasdim yang jahat seolah-olah terus menerus menyerang dan menghancurkan tanpa ada penghentian. Namun, Tuhan mengingatkan bahwa keadilan-Nya akan ditegak-kan pada waktu-Nya. Banyak umat percaya masa kini yang merasa frustrasi dengan keadaan dunia yang tampaknya tidak pernah berubah—perang, ketidakadilan, kemiskinan, dan penderitaan tampaknya terus-menerus menghantui umat manusia. Namun, seperti dalam masa nabi Habakuk, kita diingatkan bahwa Tuhan Mahatahu dan Mahaadil. Pada akhirnya, Dia akan menggenapi keadilan-Nya, dan segala sesuatu akan dipertanggung-jawabkan di hadapan-Nya. Kita dipanggil untuk sabar dan percaya bahwa Tuhan akan datang dengan penghakiman-Nya pada waktu yang tepat. Ketika kita menunggu janji Tuhan, kita harus tetap hidup dengan iman dan pengharapan, mengingat bahwa Tuhan tidak pernah terlambat, dan Dia mengatur segala sesuatu dengan sempurna.

 

Ketiga, menghargai Kedaulatan Tuhan di tengah keputusasaan. Tuhan mengingatkan Habakuk bahwa meskipun bangsa Israel sedang dalam keadaan yang sangat sulit dan penderitaan semakin meningkat, Tuhan tetap berdaulat atas segala sesuatu. Tuhan memiliki ren-cana yang sempurna untuk umat-Nya, meskipun itu tidak selalu dapat mereka pahami pada saat itu. Bagi umat percaya masa kini, kita mungkin dihadapkan dengan masalah pribadi atau sosial yang menguji iman kita. Ketika kita merasa kehilangan harapan atau merasa dunia ini semakin kacau, kita diingatkan untuk percaya bahwa Tuhan yang Mahatahu dan Mahaadil memegang kendali atas segala hal. Bahkan dalam keputusasaan, kita dapat memiliki pengharapan karena kita tahu bahwa Tuhan tidak pernah membiarkan umat-Nya tanpa pengawasan. Menghargai kedaulatan Tuhan berarti kita belajar untuk berserah pada rencana-Nya dan menunggu dengan sabar.

 

Tuhan Allah Mahakudus dan Mahatahu adalah tema yang sangat relevan, baik bagi umat Israel pada zaman nabi Habakuk, maupun bagi umat percaya masa kini. Dalam dunia yang penuh dengan ketidakadilan, penderitaan, dan kebingungannya, kita dipanggil untuk percaya kepada Tuhan yang Mahakudus dan Mahatahu, yang selalu mengawasi kita, memiliki rencana yang lebih besar, dan akan membawa keadilan-Nya pada waktunya. Karena itu, marilah kita terus hidup dengan pengharapan dan percaya pada kedaulatan Tuhan, karena kita tahu bahwa Tuhan yang Mahakudus dan Mahatahu tidak pernah meninggal-kan kita dan selalu bekerja untuk kebaikan umat-Nya. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Komentar

Postingan Populer