Renungan hari ini: “TETAP SETIA PADA YESUS, SUMBER HIDUP YANG KEKAL” (Yohanes 6:66-68)

 Renungan hari ini:

 

“TETAP SETIA PADA YESUS, SUMBER HIDUP YANG KEKAL”


 

Yohanes 6:66-68 (TB2) Mulai saat itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia. Lalu kata Yesus kepada kedua belas murid-Nya: "Apakah kamu mau pergi juga?" Jawab Simon Petrus kepada-Nya: "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal"

 

John 6:66-68 (NET) After this many of his disciples quit following him and did not accompany him any longer. So Jesus said to the twelve, “You don’t want to go away too, do you?” Simon Peter answered him, “Lord, to whom would we go? You have the words of eternal life

 

Pada bagian ini, kita melihat momen yang penuh dengan tantangan bagi murid-murid Yesus. Banyak dari mereka yang sebelumnya mengikuti-Nya dengan semangat, tetapi setelah mendengar perkataan-Nya yang keras dan sulit diterima, mereka mulai mengundurkan diri dan tidak lagi mengikuti-Nya. Ini menunjukkan bahwa tidak semua orang siap untuk menerima ajaran Yesus yang menuntut perubahan total dalam hidup.

 

Yesus kemudian menantang kedua belas murid-Nya dengan pertanyaan yang langsung, "Apakah kamu mau pergi juga?"Ini adalah momen yang menggugah hati dan menguji komitmen mereka. Namun, Simon Petrus, mewakili kesetiaan kelompok itu, menjawab dengan bijaksana dan penuh pengakuan, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal."

 

Petrus mengungkapkan sesuatu yang sangat mendalam—bahwa meskipun banyak orang meninggalkan Yesus, ia dan murid-murid yang lain memilih untuk tetap tinggal karena mereka mengenali bahwa hanya Yesus yang memiliki perkataan hidup yang kekal. Perkataan-Nya bukanlah perkataan yang hanya memberikan kenyamanan sementara, tetapi perkataan yang mengarah pada kehidupan yang kekal.

 

Apa yang dapat kita pelajari dari renungan ini? Ada beberapa hal yang hendak direnungkan dari nas ini:

 

Pertama, kesetiaan dalam mengikuti Yesus. Salah satu pesan utama dari bagian ini adalah panggilan untuk mengikut Yesus dalam segala keadaan. Yesus tidak menjanjikan jalan yang mudah, tetapi hidup yang mengikut-Nya sering kali penuh dengan tantangan. Ketika banyak murid mengundurkan diri karena ajaran-Nya yang keras, Yesus mengajukan pertanyaan yang langsung dan tajam, "Apakah kamu mau pergi juga?" Ini adalah momen ujian kesetiaan. Apakah kita siap mengikuti Yesus meskipun tidak selalu mudah atau sesuai dengan keinginan pribadi kita?

 

Kedua, pentingnya mengakui Yesus sebagai sumber hidup. Ketika Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya apakah mereka ingin pergi, Simon Petrus menjawab dengan bijaksana dan penuh pengakuan, "Tuhan, kepada siapakah kami akan pergi? Engkau memiliki perkataan hidup yang kekal." Petrus menyadari bahwa tidak ada tempat lain selain Yesus yang dapat memberikan hidup yang sejati. Perkataan hidup yang dimiliki oleh Yesus adalah hidup yang tidak hanya berdampak sementara, tetapi yang memberi pengharapan dan kehidupan yang kekal. Ini mengingatkan kita bahwa tidak ada yang lebih berharga dalam hidup ini selain hubungan dengan Yesus, yang memberi hidup sejati dan abadi.

 

Ketiga, mengenali kesulitan sebagai bagian dari proses iman. Banyak orang mengundurkan diri setelah mendengar ajaran yang sulit karena mereka tidak siap untuk menerima tantangan tersebut. Ketika kita mengikuti Yesus, kita mungkin akan dihadapkan dengan ajaran yang sulit atau situasi yang menuntut pengorbanan. Namun, seperti Petrus, kita diingatkan untuk tetap teguh dalam iman karena Yesus adalah satu-satunya yang memberi kita hidup yang sejati. Mengikuti Yesus bukan hanya soal kenyamanan atau keuntungan pribadi, tetapi tentang kesetiaan yang berdampak kekal.

 

Keempat, pentingnya menghargai komunitas iman. Petrus mewakili kesetiaan murid-murid yang tersisa. Meskipun banyak yang pergi, murid-murid yang tinggal tetap memilih untuk bersama Yesus karena mereka menyadari nilai yang lebih besar dalam mengikuti-Nya. Ini menunjukkan pentingnya komunitas iman yang saling mendukung. Ketika satu sama lain lemah, kita bisa saling menguatkan dalam iman dan terus mengingatkan bahwa Yesus adalah satu-satunya yang memberikan hidup yang sejati.

 

Yohanes 6:66-68 mengingatkan kita tentang pentingnya kesetiaan dalam mengikuti Yesus dan pengakuan akan Dia sebagai satu-satunya sumber hidup yang kekal. Karena itu, meski banyak yang mundur karena ajaran-Nya yang sulit, kita dipanggil untuk tetap setia dan mengandalkan Yesus dalam segala hal. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer