Renungan hari ini: “SERUAN PUJIAN DAN PENGAGUNGAN” (Mazmur 145:1)
Renungan hari ini:
“SERUAN PUJIAN DAN PENGAGUNGAN”
Mazmur 145:1 (TB2) "Aku hendak mengagungkan Engkau, ya Allahku, ya Raja, dan aku hendak memuji nama-Mu untuk seterusnya dan selamanya"
Psalms 145:1 (NET) "I will extol you, my God, O king! I will praise your name continually!"
Nas hari ini merupakan seruan pujian dan pengagungan yang mendalam kepada Tuhan. Ayat ini tidak hanya sekadar ucapan, tetapi sebuah pernyataan hati yang berjanji untuk terus-menerus memuji nama-Nya, bukan hanya sesaat, tetapi "untuk seterusnya dan selamanya". Ini adalah pengakuan bahwa Tuhan adalah Raja yang berkuasa penuh atas hidup kita dan layak menerima segala penghormatan.
Mengakui Tuhan sebagai Raja berarti kita menyerahkan kendali hidup kita sepenuhnya kepada-Nya. Kita percaya bahwa Ia adalah penguasa yang adil, penuh kasih, dan berdaulat. Sama seperti seorang raja yang dihormati dan ditaati rakyatnya, kita juga dipanggil untuk menghormati dan menaati setiap firman-Nya. Ini bukan tentang kekuasaan yang menindas, melainkan kepemimpinan yang membawa kesejahteraan dan keselamatan bagi umat-Nya.
Ungkapan "untuk seterusnya dan selamanya" menunjukkan bahwa pujian kita kepada Tuhan tidak mengenal waktu atau keadaan. Baik saat kita di puncak sukacita maupun di lembah penderitaan, nama-Nya tetap layak untuk diagungkan. Pujian ini menjadi semacam kompas rohani yang mengarahkan hati kita kembali kepada-Nya di tengah gejolak hidup.
Mengagungkan Tuhan bukan sekadar ritual. Ketika kita memuji dan mengagungkan nama-Nya, kita sedang mengingat kembali segala kebaikan dan perbuatan-Nya yang ajaibdalam hidup kita. Ini membantu kita melihat kekuatan-Nya yang melampaui segala masalah dan cinta-Nya yang tidak pernah pudar.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Untuk merenungkan ayat ini secara lebih dalam, kita bisa membedahnya menjadi beberapa poin penting:
Pertama, mengagungkan Tuhan sebagai "Allahku, ya Raja". Kata "Allahku" menunjukkan hubungan yang sangat pribadi dan intim. Ini bukan sekadar pengakuan bahwa ada Tuhan, tetapi bahwa Tuhan itu adalah Tuhanku. Renungkanlah, seberapa pribadi hubungan Anda dengan Tuhan? Apakah Anda benar-benar mengenal-Nya sebagai Allah yang mengendalikan hidup Anda? Menyebut Tuhan sebagai "ya Raja" berarti kita mengakui kedaulatan-Nya yang mutlak atas segala sesuatu, termasuk hidup kita. Ini bukan sekadar pujian, tetapi penyerahan diri.
Kedua, memuji Nama-Nya. Pujian yang dimaksud di sini bukanlah sekadar nyanyian, melainkan sikap hidup yang memuliakan Tuhan. Nama Tuhan melambangkan karakter, kuasa, dan sifat-sifat-Nya. Dengan memuji nama-Nya, kita memuliakan-Nya karena kebaikan, keadilan, kasih setia, dan kekuasaan-Nya. Pemazmur Daud menulis mazmur ini di tengah pasang surut kehidupannya. Ia pernah di puncak kejayaan sebagai raja, tetapi juga pernah di titik terendah ketika dikejar musuh. Ayat ini mengajarkan kita bahwa pujian kepada Tuhan tidak boleh bergantung pada keadaan. Baik saat kita bahagia maupun berduka, nama-Nya tetap layak dipuji.
Ketiga, komitmen "Untuk Seterusnya dan Selamanya". Ungkapan ini menunjukkan sebuah komitmen yang abadi dan tidak terbatas. Ini bukan pujian yang hanya dilakukan saat ibadah hari Minggu, tetapi pujian yang menjadi gaya hidup sehari-hari. Jika kita membaca mazmur ini lebih lanjut, kita akan melihat bahwa Daud juga mengajak generasi berikutnya untuk ikut memuji Tuhan (ay. 4).
Renungan dari Mazmur 145:1 ini dapat menjadi pengingat harian bagi kita. Dalam setiap hembusan napas, dalam setiap langkah yang kita ambil, biarlah hati kita terus-menerus memuji nama-Nya. Karena itu, jadikanlah hidup kita sebagai persembahan pujian yang hidup bagi-Nya, sebab Dialah Allah dan Raja kita, kemarin, hari ini, dan sampai selama-lamanya. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Komentar
Posting Komentar