Renungan hari ini: “PERBEDAAN DALAM KEKUATAN IMAN DAN KEADAAN HIDUP ANTAR SESAMA” (Roma 15:1)

 Renungan hari ini:

 

“PERBEDAAN DALAM KEKUATAN IMAN DAN KEADAAN HIDUP ANTAR SESAMA”


 

Roma 15:1 (TB2) "Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri"

 

Romans 15:1 (NET) "But we who are strong ought to bear with the failings of the weak, and not just please ourselves"

 

Nas hari ini berbicara tentang perbedaan dalam kekuatan iman dan keadaan hidup antar sesama. Ada saat-saat di mana kita merasa kuat dalam iman, semangat, atau bahkan dalam hal fisik dan mental, tetapi ada juga saat di mana orang lain, teman, keluarga, atau jemaat di sekitar kita merasa lemah dan membutuhkan pertolongan. Roma 15:1 mengingatkan kita bahwa kita yang kuat harus menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan tidak hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri. Ayat ini mengajarkan kita tentang pentingnya pelayanan kasih dalam komunitas gereja, keluarga, dan masyarakat.

 

“Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat…” Kita sebagai orang percaya yang sudah memahami dan merasakan kasih dan kekuatan dari Tuhan, dipanggil untuk mendukung mereka yang sedang lemah. Kekuatiran kita untuk diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk selalu merasa baik-baik saja, dapat menjadikan kita lupa bahwa ada orang lain yang sedang berjuang dan membutuhkan bantuan kita. Kekuatan iman kita bukanlah untuk dipamerkan atau hanya dinikmati sendiri, tetapi harus diberikan kepada orang lain yang mungkin sedang mengalami kesulitan atau kelemahan dalam hidupnya.

 

Dalam kehidupan gereja dan persekutuan, kita sering menemui anggota yang sedang lemah. Apakah mereka lemah dalam iman, mengalami masalah keluarga, atau sedang berjuang dengan masalah kesehatan, kita sebagai orang yang kuat harus siap menanggung beban mereka, bukan dengan menghakimi atau menganggap remeh masalah mereka, tetapi dengan memberikan dukungan, doa, dan kasih yang mereka butuhkan.

 

“…dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.”Ayat ini juga mengingatkan kita bahwa hidup Kristen bukanlah tentang kepuasan diri sendiri, tetapi tentang pelayanan kasih kepada orang lain. Kita dipanggil untuk mengorbankan kenyamanan diri demi kebaikan dan kesejahteraan orang lain. Kita harus menghindari sikap egois yang hanya mencari kesenangan dan kenyamanan diri sendiri, tanpa peduli dengan orang lain di sekitar kita. Sebagai anggota gereja, kita mungkin memiliki banyak hak dan kebebasan. Namun, kita harus mengingat bahwa kebebasan kita bukan untuk mencari kesenangan sendiri, tetapi untuk menggunakan kebebasan itu demi kebaikan orang lain, terutama mereka yang sedang membutuhkan pertolongan dan dukungan rohani. Dalam hal ini, kasih dan pengorbanan menjadi prinsip hidup kita.

 

Yesus Kristus adalah teladan terbaik bagi kita dalam hal ini. Ia yang adalah Tuhan yang kuat tidak datang ke dunia untuk mencari kesenangan-Nya sendiri, tetapi untuk melayani dan mengorbankan diri-Nya demi kita yang lemah. Yesus menanggung kelemahan dan dosa kita dengan mengorbankan diri-Nya di kayu salib, yang merupakan bentuk pelayanan kasih yang sejati. Dalam Roma 15:3, Paulus mengatakan bahwa Kristus sendiri adalah teladan kita dalam menanggung kelemahan orang lain, “Sebab Kristus pun tidak mencari kesenangan diri-Nya sendiri…”. Kita diajak untuk mengikuti teladan Kristus, dengan menolong orang lain, mengutamakan kepentingan mereka, dan siap berkorban bagi mereka yang lemah.

 

Salah satu cara kita dapat menanggung kelemahan orang lain adalah dengan menjadi pendengar yang baik, memberi perhatian lebih kepada mereka yang sedang lemah, dan membantu mereka menemukan harapan dalam Tuhan. Ini bukan hanya soal memberi bantuan materi, tetapi juga memberi dukungan rohani yang dibutuhkan. Dengan memberikan doa, penghiburan, dan dorongan, kita membantu mereka yang lemah untuk bangkit kembali dalam iman.

 

Roma 15:1 mengingatkan kita bahwa sebagai orang percaya yang kuat, kita dipanggil untuk menanggung kelemahan orang lain dan menghindari hidup hanya untuk kepentingan pribadi. Sebagai perempuan, ibu, dan anggota gereja, kita harus menjadi contoh kasih yang melayani dalam keluarga, gereja, dan masyarakat. Tuhan telah memberikan kita kekuatan, kasih, dan pengorbanan yang harus kita bagikan kepada orang lain, terlebih mereka yang membutuhkan pertolongan dan dukungan.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang menjadi perenungan dari nas ini:

 

Pertama, tanggung jawab orang yang kuat untuk menolong yang lemah. Pada ayat ini, Paulus mengajarkan bahwa kita yang kuat, baik dalam iman, dalam kehidupan, atau dalam kemampuan, memiliki tanggung jawab untuk menolong orang yang lemah. Orang yang kuat di sini bukan hanya mereka yang fisiknya kuat, tetapi juga mereka yang kuat dalam iman dan prinsip hidup Kristiani. Ketika kita menerima kasih dan kekuatan dari Tuhan, kita dipanggil untuk membantu mereka yang lemah, baik dalam hal iman, dalam menghadapi masalah hidup, atau dalam kondisi emosional dan mental yang rapuh.

 

Kedua, mengutamakan orang lain daripada kepentingan diri sendiri. Paulus mengingatkan kita untuk tidak mencari kesenangan atau kepentingan pribadi kita sendiri. Dalam kehidupan ini, kita sering kali terjebak dalam keinginan untuk mencari kenyamanan atau keuntungan pribadi, namun Tuhan memanggil kita untuk mengutamakan orang lain. Ini berarti memilih untuk berkorban demi orang lain, untuk melayani dan menolong mereka yang membutuhkan, meskipun itu mungkin tidak menguntungkan atau menyenangkan bagi kita.

 

Ketiga menjadi teladan dalam kasih dan pengurbanan. Iman Kristen mengajarkan kita bahwa hidup Kristen bukanlah hidup yang egois, melainkan hidup yang dipenuhi dengan kasih dan pengorbanan. Yesus Kristus adalah teladan sempurna dalam hal ini. Dia yang adalah Tuhan yang Maha Kuasa, menjadi hamba bagi kita, mengorbankan diri-Nya demi keselamatan kita. Dia tidak mencari kesenangan-Nya sendiri, melainkan mencari kepentingan kita, yaitu keselamatan kita. Kita, sebagai pengikut Kristus, dipanggil untuk meneladani pengorbanan dan kasih-Nya dalam kehidupan kita sehari-hari.

 

Keempat, menguatkan satu sama lain dalam persekutuan iman. Sebagai umat Kristiani, kita adalah tubuh Kristus, dan kita dipanggil untuk saling mendukung dan menguatkan dalam persekutuan. Ini berarti bahwa kita tidak hanya membantu secara fisik atau materi, tetapi juga menguatkan satu sama lain dalam iman. Kita yang kuat dalam iman harus siap untuk menopang mereka yang lemah, baik dengan doa, nasihat, atau sekadar mendengarkan. Ini adalah bagian dari persekutuan yang sehat, di mana setiap orang merasa didukung dan diperhatikan.

 

Kelima, menjadi alat Tuhan untuk menyebarkan kasih-Nya. Ketika kita menanggung kelemahan orang lain, kita bukan hanya membantu mereka secara fisik, tetapi juga menyampaikan kasih Tuhan yang nyata kepada mereka. Tindakan kita untuk mengorbankan diri demi kebaikan orang lain adalah salah satu cara kita menyebarkan kasih Kristus. Kita dipanggil untuk menjadi saluran kasih Tuhan, membawa mereka yang lemah kepada pemulihan dalam Tuhan, dan memberitakan kasih-Nya yang menyembuhkan dan menyelamatkan.

 

Roma 15:1 mengajarkan kita bahwa kita yang kuat memiliki tanggung jawab untuk menanggung kelemahan orang yang tidak kuat. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mengutamakan kepentingan orang lain dan membantu mereka dalam kelemahan mereka, baik dalam hal iman, fisik, maupun emosional. Karena itu, kita harus belajar untuk meneladani Kristus, yang mengorbankan diri-Nya untuk kepentingan kita, dan menjadi saluran kasih dan pemulihan bagi orang lain. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer