KOTBAH MINGGU XII SETELAH TRINITATIS Minggu, 07 September 2025 “MEMPERBAIKI TINGKAH, LANGKAH, DAN PERBUATAN” (Yeremia 18:1-11)
KOTBAH MINGGU XII SETELAH TRINITATIS
Minggu, 07 September 2025
“MEMPERBAIKI TINGKAH, LANGKAH, DAN PERBUATAN”
Kotbah: Yeremia 18:1-11 Bacaan: Markus 8:34-38
Hari ini kita merenungkan Firman Tuhan yang datang kepada nabi Yeremia, yang membawa pesan penting bagi kita, yaitu tentang perbaikan tingkah, langkah, dan perbuatan. Dalam Yeremia 18:1-11, Tuhan mengguna-kan gambaran tukang periuk yang sedang membentuk periuk untuk menggambarkan bagaimana Dia bekerja dalam kehidupan kita. Seperti tanah di tangan tukang periuk, kita pun berada di tangan Tuhan. Pesan Tuhan melalui Yeremia ini adalah seruan untuk peruba-han dan perbaikan dalam hidup kita. Hari ini, kita diajak untuk memeriksa diri dan bertanya, apakah kita sudah memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita di hadapan Tuhan.
Perikop ini memberikan beberapa pelajaran bagi kita, yakni:
Pertama, gambaran tentang tukang periuk. Yeremia 18 dimulai dengan gambar yang sangat kuat, yaitu seorang tukang periuk yang sedang membentuk periuk di atas roda. Ketika periuk itu rusak, ia membentuknya kembali menjadi periuk yang baru sesuai dengan kehendaknya. Tuhan menggambarkan diri-Nya seperti tukang periuk yang berhak untuk membentuk kita sesuai dengan kehendak-Nya. Sama seperti tukang periuk yang tidak puas jika hasil kerjanya rusak, demikianlah Tuhan juga menginginkan agar kita menjadi alat yang dipakai-Nya untuk tujuan-Nya yang mulia.
Gambaran tukang periuk ini bahwa kita adalah tanah di tangan Tuhan. Kadang-kadang kita merasa bahwa hidup kita rusak atau tidak sesuai dengan harapan kita atau harapan Tuhan. Namun, Tuhan mengingatkan kita bahwa Dia memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan mengubah hidup kita. Tidak ada yang terlalu rusak untuk Tuhan perbaiki. Sebagai bangsa dan individu, kita diajak untuk bersedia dibentuk dan diperbaiki oleh Tuhan. Seperti tukang periuk yang membentuk periuk yang rusak menjadi bentuk baru, demikian juga Tuhan ingin mengubah dan membentuk kita agar sesuai dengan gambaran-Nya. Tetapi perubahan itu harus dimulai dari kita. Kita perlu menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan bersedia untuk berubah.
Kedua, respons terhadap Firman Tuhan. Setelah menggambarkan tukang periuk, Tuhan berkata kepada bangsa Israel, "Beginilah firman Tuhan: lihat, Aku mendatangkan malapetaka terhadap kamu dan membentuk rancangan terhadap kamu. Berubahlah, dan perbaikilah tingkah, langkah, dan perbuatanmu" (ay. 11). Tuhan tidak hanya menunjukkan gambaran perubahan, tetapi juga memberikan perintah yang jelas: "Berubahlah dan perbaikilah tingkah, langkah, dan perbuatan-mu." Tuhan memberi kesempatan bagi kita untuk bertobat dan kembali kepada-Nya. Ini adalah panggilan untuk memperbaiki diri, untuk mengubah cara hidup kita yang mungkin tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Tingkah laku kita mencerminkan hati kita. Jika hati kita tidak benar, maka tingkah laku kita pun akan salah. Tuhan ingin kita hidup dengan hati yang penuh kasih dan ketaatan kepada-Nya. Apakah tingkah laku kita mencerminkan karakter Kristus?
Langkah hidup kita adalah keputusan-keputusan yang kita ambil setiap hari. Apakah langkah kita menuju kepada Tuhan atau menjauh dari-Nya? Tuhan mengundang kita untuk mengambil langkah-langkah yang sesuai dengan Firman Tuhan, mengikuti jalan-Nya dan hidup dalam kebenaran-Nya.
Perbuatan kita adalah buah dari keputusan-keputusan yang kita buat. Tuhan ingin perbuatan kita mencerminkan kasih dan kemuliaan-Nya. Kita dipanggil untuk mengerjakan kebaikan, keadilan, dan kebena-randalam hidup kita sehari-hari. Apakah perbuatan kita sudah menunjukkan Kristus dalam hidup kita?
Pertanyaan kita sekarang, bagaimanakah cara kita untuk “memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan” berdasarkan kitab Yeremia 18:1-11? Berikut beberapa cara yang diajarkan dalam teks ini untuk memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita:
Pertama, kita harus menyadari kebutuhan untuk dibentuk oleh Tuhan. "Tanah di tangan tukang periuk" (ay. 6) menunjukkan bahwa kita harus menyadari bahwa hidup kita perlu dibentuk dan diperbaiki oleh Tuhan. Sama seperti tanah liat yang mungkin rusak dan perlu dibentuk kembali, kita sebagai manusia juga sering kali mengalami kekurangan dan kegagalan dalam hidup. Menyadari bahwa kita adalah ciptaan Tuhan yang bisa diperbaiki dan dibentuk oleh-Nya adalah langkah pertama untuk memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita. Akui dan terima bahwa kita tidak sempurna. Tuhan yang menciptakan kita adalah satu-satunya yang dapat membentuk kita menjadi lebih baik. Sebagai umat Tuhan, kita harus bersedia untuk dibentuk, meskipun proses itu tidak selalu mudah atau menyakitkan.
Kedua, bertobat dan mengubah pikiran (ay. 8). Dalam ayat 8, Tuhan mengatakan bahwa jika bangsa Israel bertobat dari dosa mereka, Dia akan menyesal dan membatalkan malapetaka yang telah direncanakan. Pertobatan adalah langkah penting dalam memperbaiki hidup kita. Itu berarti berbalik dari jalan yang salah dan memilih untuk hidup menurut kehendak Tuhan. Jika tingkah laku, langkah hidup, atau perbuatan kita salah atau tidak sesuai dengan Firman Tuhan, kita harus bertobat. Pertobatan tidak hanya berbicara tentang penyesalan, tetapi juga tentang perubahan hati dan pikiran untuk tidak mengulanginya lagi. Ini adalah langkah pertama dalam memperbaiki diri di hadapan Tuhan.
Ketiga, berusaha hidup sesuai dengan Firman Tuhan (ay. 10). Dalam ayat 10, Tuhan berjanji bahwa jika bangsa Israel berbuat jahat dan tidak mendengarkan perintah-Nya, maka kebaikan yang Dia rencanakan akan diubah menjadi malapetaka. Sebaliknya, jika mereka taat dan melakukan kehendak-Nya, mereka akan menerima berkat. Ini menunjukkan bahwa perbuatan kita sangat mempengaruhi kehidupan kita. Untuk memperbaiki perbuatan kita, kita harus berusaha hidup sesuai dengan Firman Tuhan setiap hari. Hal ini mencakup menjalani hidup yang berlandaskan pada kasih, keadilan, dan kebenaran. Kita harus memeriksa apakah perbuatan kita mencerminkan prinsip-prinsip Kerajaan Allah dan apakah kita telah melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan.
Keempat, menyadari pengaruh keputusan kita terhadap masa depan (ay. 11). Tuhan mengingatkan kita dalam Yeremia 18:11 bahwa apa yang kita lakukan hari ini, baik atau buruk, akan mempengaruhi masa depan kita. Jika kita hidup dalam dosa dan ketidaktaatan, kita akan menuai malapetaka, tetapi jika kita memilih hidup dalam kebenaran dan ketaatan kepada Tuhan, kita akan menuai berkat. Kita harus membuat keputusan yang bijaksana dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Setiap langkah kita mempengaruhi masa depan kita dan orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, kita perlu hidup dengan penuh pertimbangan, meminta petunjuk Tuhan dalam setiap keputusan, dan memilih jalan yang benar.
Kelima, kita harus bersedia diperbaiki oleh Tuhan. Sebagaimana tukang periuk yang tidak ragu-ragu untuk membentuk kembali periuk yang rusak, Tuhan juga tidak ragu untuk memperbaiki kita jika kita membuka hati dan hidup kita untuk-Nya. Tetapi, ini hanya bisa terjadi jika kita bersedia menyerahkan hidup kita kepada Tuhan dan membiarkan Dia melakukan pekerjaan pembentukan dalam diri kita. Bersedia untuk diperbaiki dan dibentuk oleh Tuhan. Ini bisa berarti memperbaiki kebiasaan buruk, mengganti pikiran negatif dengan pikiran yang selaras dengan Firman Tuhan, atau mengubah pola hidup yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus memiliki hati yang terbuka untuk perubahan dan pembaharuan dalam hidup kita.
Yeremia 18:1-11 mengajarkan kita tentang pentingnya perubahan dalam hidup kita. Tuhan adalah tukang periuk yang siap membentuk kita, tetapi kita harus bersedia untuk berubah. Memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita memerlukan pertobatan, ketaatan kepada Firman Tuhan, dan keberanian untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Mari kita membuka hati dan hidup kita untuk Tuhan agar Dia dapat memperbaiki dan membentuk kita menjadi pribadi yang semakin serupa dengan Kristus.
RENUNGAN DAN REFLEKSI
Apa yang perlu direfleksikan dari tema “Memperbaiki Tingkah, Langkah, Dan Perbuatan” berdasarkan kitab Yeremia 18:1-11? Berikut adalah beberapa poin refleksi yang perlu kita renungkan berdasarkan tema ini:
Pertama, kita ada di tangan Tuhan yang membentuk kita. Seperti tanah di tangan tukang periuk, kita juga ada di tangan Tuhan. Kita tidak selalu tahu apa yang Tuhan sedang kerjakan dalam hidup kita, tetapi kita harus percaya bahwa Dia sedang membentuk kita dengan penuh kasih. Bagaimana kita melihat hidup kita saat ini? Apakah kita bersedia untuk diproses dan dibentuk oleh Tuhan, meskipun proses itu mungkin tidak nyaman?
Kedua, pentingnya pertobatan dan perubahan. Yeremia 18:8 dan 10 menunjukkan bahwa ketika suatu bangsa atau individu berbalik dari kesalahan mereka, Tuhan bersedia untuk menyusun ulang rencana-Nya dan memberikan berkat. Tuhan memberi kesempatan untuk bertobat dan memperbaiki hidup kita. Ini mengajarkan kita bahwa pertobatan adalah langkah pertama untuk memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita.
Ketiga, ketaatan terhadap perintah Tuhan. Untuk bisa memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita, kita harus taat kepada Tuhan. Seperti yang dikatakan dalam Yeremia 18:10, jika kita berbuat jahat, maka perbuatan kita akan merusak masa depan kita. Sebaliknya, jika kita taat, Tuhan akan memberi berkat. Ketaatan kita kepada Tuhan adalah bentuk kesediaan kita untuk dibentuk dan diperbaiki.
Keempat, keberanian untuk mengubah arah hidup. Kadang-kadang kita merasa sulit untuk berubah karena sudah terlanjur nyaman dengan cara hidup kita. Namun, perubahan adalah kunci untuk memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita. Kita harus berani untuk keluar dari zona nyaman dan mengikuti jalan yang Tuhan tetapkan, meskipun itu mungkin menuntut pengorbanan atau perubahan besar dalam hidup kita.
Kelima, fokus pada kehendak Tuhan, bukan kehendak diri sendiri. Seperti tanah yang patuh pada tangan tukang periuk, kita diajak untuk mengutamakan kehendak Tuhandalam hidup kita, bukan hanya mengikuti keinginan pribadi. Ini mengajarkan kita bahwa perubahan yang sejati hanya dapat terjadi ketika kita sepenuhnya menyerahkan hidup kita kepada Tuhan, mengikuti kehendak-Nya, dan tidak terbebani oleh keinginan duniawi yang sementara.
Yeremia 18:1-11 mengajarkan kita bahwa perubahan dalam hidup dimulai dengan kerendahan hati untuk diubah oleh Tuhan. Tuhan, sebagai Tukang Periuk, ingin membentuk kita sesuai dengan kehendak-Nya. Pertobatan, ketaatan, dan keberanian untuk berubah adalah kunci untuk memperbaiki tingkah, langkah, dan perbuatan kita. Tidak ada kehidupan yang terlalu rusak untuk diperbaiki oleh Tuhan, dan Dia selalu memberi kesempatan bagi kita untuk berbalik kepada-Nya. Karena itu, Tuhan memanggil kita untuk memperbaiki diri dan hidup sesuai dengan rancangan-Nya, sehingga kita dapat menjadi alat-Nya yang dipakai untuk tujuan-Nya yang mulia. (rsnh)
Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN
Komentar
Posting Komentar