Renungan hari ini: “SERUAN YANG PENUH SEMANGAT UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA, TANPA MEMANDANG BATAS BANGSA” (Mazmur 117:1)

 Renungan hari ini:

 

“SERUAN YANG PENUH SEMANGAT UNTUK SELURUH UMAT MANUSIA, TANPA MEMANDANG BATAS BANGSA”


 

Mazmur 117:1 (TB2) "Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!"

 

Psalms 117:1 (NET) "Praise the Lord, all you nations! Applaud him, all you foreigners!"

 

Nas hari ini merupakan seruan yang penuh semangat untuk seluruh umat manusia, tanpa memandang batas bangsa, suku, atau kebudayaan, untuk memuji dan memuliakan Tuhan. Ayat ini mengingatkan kita bahwa kasih dan kemuliaan Tuhan tidak terbatas hanya pada satu kelompok atau bangsa tertentu, melainkan terbuka bagi semua orang di seluruh dunia.

 

Ayat ini menunjukkan bahwa pujian kepada Tuhan adalah suatu panggilan universal. Tidak ada satu pun bangsa atau suku yang tidak dipanggil untuk memuji Tuhan. Tuhan adalah Pencipta seluruh dunia dan segala isinya, sehingga setiap bangsa dan suku, dari yang terbesar hingga yang terkecil, memiliki kewajiban untuk mengakui kebesaran-Nya. Dalam konteks ini, Mazmur 117 mengajak kita untuk mengingat bahwa Tuhan tidak memandang asal usul kita, tetapi Dia mengundang kita semua untuk hadir di hadapan-Nya dengan hati yang penuh pujian.

 

Pujian tidak hanya terbatas pada kata-kata yang diucapkan, tetapi juga harus tercermin dalam sikap hidup kita sehari-hari. Mengagungkan Tuhan berarti hidup sesuai dengan kehendak-Nya, menunjukkan kasih dan kebaikan kepada sesama, serta menyebarkan kedamaian. Ketika kita hidup dalam kebenaran dan keadilan, kita sedang memuliakan Tuhan dengan cara yang nyata.

 

Mazmur ini juga mengingatkan kita bahwa meskipun ada banyak perbedaan antara bangsa dan suku, semua itu tidak menjadi penghalang untuk bersatu dalam pujian kepada Tuhan. Perbedaan budaya, bahasa, dan latar belakang justru dapat memperkaya cara kita memuji Tuhan, karena tiap suku dan bangsa memiliki cara khas untuk menyatakan rasa syukur kepada Tuhan. Ini adalah kesempatan bagi kita untuk merayakan keragaman dan menghargai setiap ekspresi iman yang berbeda, namun semuanya menuju satu tujuan yang sama, yaitu memuliakan Tuhan.

 

Ayat ini juga mengingatkan kita tentang kelayakan Tuhan untuk menerima pujian. Tuhan bukan hanya layak dipuji karena apa yang telah Dia lakukan bagi umat manusia, tetapi juga karena siapa Dia adanya. Sebagai Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Pencipta alam semesta, Dia berhak mendapatkan pujian dari setiap makhluk yang ada. Puji-pujian kita adalah bentuk pengakuan akan keagungan-Nya yang tiada tara.

 

Ketika kita memuji Tuhan bersama-sama, kita juga sedang mempererat hubungan kita dengan Tuhan. Pujian adalah salah satu bentuk komunikasi yang mendalam dengan Tuhan, di mana kita membuka hati dan hidup kita untuk Dia. Dalam pujian, kita tidak hanya mengungkapkan rasa syukur dan hormat kita, tetapi juga merasakan kehadiran-Nya dalam hidup kita.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang bisa kita renungkan dari ayat ini:

 

Pertama, panggilan untuk semua bangsa. Ayat ini menunjukkan bahwa pujian kepada Tuhan tidak terbatas pada satu bangsa atau kelompok tertentu. Tuhan mengundang semua bangsa dan semua suku bangsa untuk memuji-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa kasih dan kemuliaan Tuhan tidak dibatasi oleh perbedaan budaya, ras, atau kebangsaan. Pujian kepada Tuhan adalah hak dan kewajiban semua umat manusia, tanpa terkecuali.

 

Kedua, pujian sebagai ungkapan Syukur. Pujian adalah bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan atas segala karya-Nya yang besar. Ini mengingatkan kita untuk selalu menghargai setiap berkat yang telah Tuhan berikan, baik itu dalam bentuk kehidupan, kesehatan, berkat materi, atau kasih-Nya yang tak terbatas. Pujian kepada Tuhan juga merupakan cara kita mengingatkan diri kita tentang siapa Tuhan yang kita sembah.

 

Ketiga, pujian yang menyatukan. Ketika seluruh bangsa dan suku bangsa memuji Tuhan, meskipun berasal dari latar belakang yang berbeda, kita menjadi satu dalam pengakuan dan penghormatan kepada Tuhan. Pujian ini menjadi penghubung yang menyatukan umat manusia, menghilangkan perbedaan-perbedaan dan mempererat hubungan kita dengan Tuhan dan dengan sesama. Ini adalah panggilan untuk bersatu dalam iman kepada Tuhan.

 

Keempat, mengagungkan Tuhan dalam hidup sehari-hari. Pujian bukan hanya terbatas pada kata-kata, tetapi juga pada tindakan dan sikap hidup kita sehari-hari. Bagaimana kita menjalani hidup kita, apakah kita mencerminkan kasih dan kehendak Tuhan dalam tindakan kita? Pujian yang sejati juga tercermin dalam kehidupan kita yang berlandaskan kebenaran dan kasih, di mana setiap langkah hidup kita dapat menjadi wujud pengagungan kepada Tuhan. Tuhan layak dipuji karena keagungan-Nya, kebesaran-Nya, dan kasih-Nya yang tidak terbatas. Ayat ini mengingatkan kita untuk selalu mengingat bahwa Tuhan adalah Pencipta yang Maha Kuasa, dan bahwa setiap pujian yang kita berikan kepada-Nya adalah ungkapan pengakuan atas kedaulatan dan keagungan-Nya.

 

Kelima, pujian sebagai wujud penyebaran Kasih Tuhan. Ketika bangsa-bangsa memuji Tuhan, itu juga berarti bahwa kasih Tuhan disebarkan dan diperkenalkan ke seluruh penjuru dunia. Pujian ini bukan hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk memberitakan kasih Tuhan kepada orang lain. Pujian kita menjadi saksi bagi dunia akan kehadiran Tuhan dalam hidup kita. Karena itu, nas ini mengajak kita untuk melihat bahwa pujian adalah tanggung jawab kita sebagai umat manusia, tanpa memandang suku, bangsa, atau latar belakang. Pujian kepada Tuhan mengingatkan kita untuk selalu mensyukuri hidup yang diberikan-Nya, dan itu juga menjadi bentuk persatuan dalam Tuhan yang menyatukan umat manusia di seluruh dunia. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer