KOTBAH MINGGU VIII SETELAH TRINITATIS Minggu, 10 Agustus 2025 “MATA TUHAN TERTUJU KEPADA MEREKA YANG TAKUT AKAN DIA” (Mazmur 33:12-22)

 KOTBAH MINGGU VIII SETELAH TRINITATIS

Minggu, 10 Agustus 2025

 

MATA TUHAN TERTUJU KEPADA MEREKA YANG TAKUT AKAN DIA

Kotbah: Mazmur 33:12-22  Bacaan: Ibrani 11:8-16 


 

Kita sering kali mencari perhatian dan pengakuan dari orang-orang di sekitar kita, bahkan dari pemimpin atau otoritas. Namun, dalam Mazmur 33:12-22, kita diajak untuk menyadari satu hal yang lebih penting: Tuhan, Pencipta langit dan bumi, memiliki mata yang tertuju kepada mereka yang takut akan Dia. Mazmur ini menggambarkan perhatian Tuhan yang penuh kasih dan kuasa terhadap umat-Nya, khususnya mereka yang hidup dengan takut dan hormat kepada Tuhan.

 

Dari perikop ini kita mempelajari beberapa hal:

 

Pertama, kehidupan yang diberkati (ay. 12). "Berbahagialah bangsa yang Allahnya adalah TUHAN, suku bangsa yang dipilih-Nya menjadi milik-Nya sendiri"(ay. 12). Mazmur dimulai dengan ucapan syukur dan berkat bagi bangsa yang Tuhan pilih. Tuhan menyebut bangsa Israel sebagai milik-Nya, dan mereka berbahagia karena Tuhan adalah Allah mereka. Kebahagiaan sejati berasal dari memiliki hubungan yang benar dengan Tuhan. Bagi orang yang takut akan Tuhan, hidup mereka diberkati, bukan berdasarkan kekuatan mereka sendiri, tetapi karena Tuhan yang menjadi pelindung dan sumber berkat mereka. Dalam konteks kita, sebagai umat Tuhan yang telah ditebus melalui Yesus Kristus, kita juga termasuk dalam kelompok yang berbahagia ini. Kita sebagai orang percaya harus merayakan kenyataan bahwa kita adalah milik Tuhan, dan kebahagiaan kita terletak pada hubungan kita dengan-Nya, bukan pada hal-hal duniawi yang sementara.

 

Kedua, Tuhan yang Pencipta dan Penguasa alam semesta (ay. 13-15). "TUHAN memandang dari surga. Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala perbuatan mereka." (ay. 13-15). Tuhan bukan hanya Tuhan yang dekat dengan umat-Nya, tetapi Dia juga Tuhan yang mengawasi seluruh ciptaan-Nya. Mata Tuhan tertuju kepada seluruh umat manusia, dan Dia memer-hatikan setiap hati dan perbuatan mereka. Sebagai Pencipta, Tuhan mengetahui hati manusia lebih dalam daripada siapa pun, dan Dia menilai setiap tindakan kita. Tuhan tidak hanya mengetahui apa yang kita lakukan, tetapi juga alasan dan motivasi di balik setiap tindakan kita. Ini adalah pengingat bagi kita untuk hidup dengan integritas, karena Tuhan melihat segala sesuatu.

 

Ketiga, tidak ada yang dapat menyelamatkan selain Tuhan (ay. 16-17). "Seorang raja tidak diselamatkan karena banyaknya pasukan, seorang pejuang tidak akan diluputkan oleh besarnya kekuatan. Kuda adalah harapan sia-sia untuk mencapai kemenangan, bagaimanapun tangkasnya dia tidak membuat orang luput" (ay. 16-17). Kekuatan dan kekuasaan duniawi tidak akan pernah cukup untuk menyelamatkan kita. Tidak peduli seberapa besar pasukan, atau seberapa kuat kemampuan kita, hanya Tuhan yang dapat menyelamatkan kita. Tuhan adalah satu-satunya sumber keselamatan sejati, dan kita harus mengandalkan-Nya sepenuhnya, bukan pada kekuatan kita sendiri. Kita sering kali menggantungkan harapan kita pada hal-hal duniawi: kekayaan, kekuasaan, atau bahkan kemampuan pribadi. Namun, Mazmur ini mengingatkan kita bahwa hanya Tuhan yang dapat memberikan keselamatan dan perlindungan yang sejati.

 

Keempat, Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia (ay. 18-19). "Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya, untuk melepaskan jiwa mereka dari maut dan memelihara hidup mereka dalam masa kelaparan" (ay. 18-19). Di sinilah inti dari renungan kita: Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan Dia. Takut akan Tuhan berarti hidup dengan rasa hormat, penghormatan, dan ketundukan kepada Tuhan. Mereka yang memiliki hati yang takut akan Tuhan adalah orang-orang yang mengandalkan kasih setia Tuhan, berharap sepenuhnya pada-Nya, dan percaya bahwa Tuhan akan melindungi mereka dari bahaya dan kebutuhan hidup. Tuhan menjanjikan perlindungan dan pemeliharaan kepada mereka yang hidup dengan hati yang takut akan Dia. Apakah hidup kita mencerminkan takut akan Tuhan? Apakah kita mengandalkan Tuhan untuk perlindungan dan pemeliharaan hidup kita? Kita diajak untuk hidup dengan penuh rasa hormat kepada Tuhan, dan ketika kita hidup seperti itu, Tuhan berjanji untuk menjaga kita.

 

Kelima, pengharapan kita hanya kepada Tuhan (ay. 20-22). "Jiwa kita menanti-nanti TUHAN, Dialah penolong kita dan perisai kita. Ya, hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya. Kasih setia-Mu, ya TUHAN, kiranya menyertai kami, sebagaimana kami berharap kepada-Mu!" (ay. 20-22)Akhir dari Mazmur ini menegaskan bahwa pengharapan kita harus sepenuhnya kepada Tuhan. Dia adalah penolong dan perisai kita. Kita dapat bersukacita dan berharap kepada Tuhan, karena Dia adalah sumber kasih setia dan keselamatan kita. Dalam hidup kita, kita harus terus berharap dan mempercayakan segala hal kepada Tuhan, karena hanya Dia yang dapat memberi kita kedamaian dan sukacita sejati.

 

Mazmur 33:12-22 mengingatkan kita bahwa hidup yang diberkati adalah hidup yang takut akan Tuhan, mengandalkan kasih setia-Nya, dan mempercayakan segala aspek kehidupan kita kepada-Nya. Tuhan, sebagai Pencipta dan Penguasa alam semesta, memiliki perhatian penuh kepada umat-Nya yang hidup dengan rasa hormat dan tunduk kepada-Nya. Dalam setiap tantangan dan kebutuhan hidup, kita dapat bersukacita karena Tuhan adalah penolong dan perisai kita yang setia.

 

Pertanyaan kita sekarang, bagaimanakah cara kita agar mata TUHAN tertuju kepada kita? Dari perikop ini, ada beberapa cara yang dapat kita pelajari agar "mata Tuhan tertuju kepada kita":

 

Pertama, hiduplah dalam takut akan Tuhan (ay. 18-19). Takut akan Tuhan bukan berarti takut dalam arti negatif, tetapi lebih kepada rasa hormat, penghormatan, dan pengagungan terhadap Tuhan sebagai Pencipta dan Penguasa atas segala sesuatu. Ketika kita hidup dengan hati yang penuh rasa takut akan Tuhan, kita menghormati-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita—baik dalam tindakan, perkataan, maupun pikiran kita. Orang yang takut akan Tuhan adalah mereka yang berusaha hidup sesuai dengan kehendak-Nya, menjauhi dosa, dan mengejar kekudusan. Untuk memastikan "mata Tuhan tertuju kepada kita", kita harus hidup dengan rasa takut akan Tuhan. Ini berarti kita perlu terus-menerus memperbaharui hati dan pikiran kita, hidup dalam ketulusan dan kesalehan, dan berusaha menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan dalam doa, penyembahan, dan ketaatan.

 

Kedua, kita mengandalkan Kasih Setia Tuhan (ay. 18). Orang yang berharap kepada kasih setia Tuhan adalah orang yang sepenuhnya bergantung pada Tuhan, bukan pada kekuatan atau kemampuan mereka sendiri. Kasih setia Tuhan adalah dasar dari segala harapan kita. Ketika kita mengandalkan kasih setia Tuhan, kita hidup dengan keyakinan bahwa Tuhan akan memenuhi janji-janji-Nya dan akan memelihara kita. Agar mata Tuhan tertuju kepada kita, kita harus terus berharap pada kasih setia-Nya. Ini berarti kita harus hidup dengan pengharapan yang teguh kepada Tuhan, baik dalam masa-masa baik maupun ketika menghadapi kesulitan. Mengandalkan kasih setia Tuhan akan membuat kita merasakan kehadiran-Nya yang nyata dalam hidup kita.

 

Ketiga, mari menyembah dan menghormati Nama Tuhan (ay. 20). Orang yang berharap kepada Tuhan adalah orang yang terus-menerus menantikan pertolongan Tuhan dan hidup dalam penyembahan yang tulus kepada-Nya. Mereka mengakui Tuhan sebagai Penolong dan Perisai mereka, dan hidup dengan rasa percaya yang penuh kepada-Nya. Penyembahan kita yang sejati adalah bentuk pengakuan kita atas kuasa dan kasih Tuhan dalam hidup kita. Agar mata Tuhan tertuju kepada kita, kita harus hidup dengan hati yang penuh penyembahan dan pengakuan terhadap Tuhan. Ini berarti kita harus memberikan waktu dan perhatian khusus untuk menyembah Tuhan, tidak hanya melalui doa pribadi, tetapi juga dalam hidup sehari-hari dengan segala tindakan dan sikap kita.

 

Keempat, mari engandalkan Tuhan dalam setiap aspek hidup kita (ay. 20-22). Mengandalkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan—baik dalam hal pekerjaan, hubungan, maupun keputusan—adalah cara agar kita hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Kita harus mempercayakan segala hal kepada Tuhan, dengan penuh keyakinan bahwa Dia akan memimpin kita. Ketika kita berserah sepenuhnya kepada-Nya, kita akan merasakan sukacita yang datang dari iman kita yang teguh kepada Tuhan. Agar mata Tuhan tertuju kepada kita, kita harus mengandalkan Tuhan dalam segala hal. Setiap hari, kita dipanggil untuk mempercayakan hidup kita kepada Tuhan, baik dalam saat suka maupun duka, yakin bahwa Dia akan selalu memelihara kita dengan kasih setia-Nya.

 

Kelima, terus berharap kepada Tuhan sepenuhnya (ay. 22). Ayat ini menekankan pentingnya berharap sepenuhnya kepada Tuhan. Ketika kita berharap kepada Tuhan, kita menyerahkan segala kekhawatiran dan ketidakpastian kita kepada-Nya, dan menantikan penyertaan-Nya dalam hidup kita. Tuhan berjanji untuk memberikan kasih setia-Nya kepada mereka yang berharap kepada-Nya. Agar mata Tuhan tertuju kepada kita, kita harus berharap sepenuhnya kepada-Nya. Ini berarti kita harus hidup dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan akan mengarahkan langkah kita dan memberi kita yang terbaik sesuai dengan kehendak-Nya.

 

Mazmur 33:12-22 mengajarkan kita bahwa mata Tuhan tertuju kepada mereka yang hidup dengan takut akan Tuhan, mengandalkan kasih setia-Nya, dan mempercayakan segala hal kepada-Nya. Dalam kehidupan kita, kita dipanggil untuk hidup dengan integritas dan ketulusan hati, berharap sepenuhnya pada Tuhan, dan menyembah-Nya dengan penuh rasa hormat. Ketika kita hidup dengan cara ini, kita dapat yakin bahwa Tuhan akan terus memperhatikan kita, menjaga kita, dan memberkati kita.

 

RENUNGAN

 

Apa yang perlu direfleksikan dari tema “Mata TUHAN tertuju kepada kita” berdasarkan kitab Masmur 33:12-22. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita refleksikan berdasarkan tema “Mata Tuhan Tertuju Kepada Kita”:

 

Pertama, mari mengenali bahwa kita berbahagia karena menjadi milik Tuhan. Kita dipanggil untuk menyadari bahwa kebahagiaan sejati berasal dari menjadi milik Tuhan. Tuhan tidak hanya menciptakan kita, tetapi juga memilih kita untuk menjadi umat-Nya. Apakah kita menyadari bahwa kita yang percaya kepada Tuhan adalah berbahagia, karena kita hidup dalam hubungan yang intim dengan-Nya? Ketika kita mengerti betapa besar berkat ini, kita akan semakin mengandalkan Tuhan dan bersyukur atas kasih-Nya.

 

Kedua, mari hidup dalam takut akan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Takut akan Tuhan berarti hidup dengan rasa hormat dan menghargai Tuhan dalam setiap tindakan dan keputusan kita. Apakah kita hidup dengan hati yang penuh takut akan Tuhan, menghormati-Nya dalam segala aspek kehidupan kita, dari pekerjaan hingga hubungan dengan sesama? Refleksi ini mengajak kita untuk mengevaluasi apakah ketakutan akan Tuhan tercermin dalam cara kita hidup setiap hari. Kita juga diajak untuk selalu mengandalkan kasih setia Tuhan yang menjaga kita dari bahaya dan memberi kita kehidupan yang penuh.

 

Ketiga, mari andalkan Tuhan, bukan kekuatan kita sendiri. Kita sering kali bergantung pada kekuatan kita sendiri—keahlian, uang, atau hubungan—untuk mengatasi masalah dalam hidup. Namun, Mazmur ini mengingatkan kita bahwa keselamatan dan perlindungan sejati hanya datang dari Tuhan. Refleksi ini mengajak kita untuk merenungkan apakah kita terlalu mengandalkan usaha kita sendiri atau sudah mengandalkan Tuhan sepenuhnya dalam setiap situasi. Kita harus belajar untuk berserah kepada Tuhan dan mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya, karena Dia yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan kita.

 

Keempat, percayakan hidup kita pada Kasih Setia Tuhan. Mazmur ini mengajak kita untuk sepenuhnya mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Apakah kita sudah mengandalkan kasih setia Tuhan dalam segala aspek kehidupan kita, ataukah kita sering kali merasa ragu dan khawatir? Tuhan menjanjikan bahwa kasih setia-Nya akan menjadi perlindungan dan kekuatan kita. Refleksi ini mengajak kita untuk menilai sejauh mana kita berharap kepada Tuhan dalam segala hal dan hidup dengan penuh kepercayaan bahwa kasih setia-Nya akan memelihara kita.

 

Kelima, mari sadari pengawasan Tuhan terhadap hidup kita. Tuhan yang menciptakan langit dan bumi tidak hanya melihat dunia secara umum, tetapi Dia juga memperhatikan setiap individu, hati, dan pekerjaan kita. Apakah kita sadar bahwa setiap aspek hidup kita, baik besar maupun kecil, diperhatikan oleh Tuhan? Hal ini mengingatkan kita untuk hidup dengan integritas, karena Tuhan melihat hati dan motivasi kita. Refleksi ini mengajak kita untuk memeriksa apakah tindakan kita mencerminkan kehendak Tuhan, karena Dia selalu mengamati setiap bagian dari hidup kita.

 

Mazmur 33:12-22 mengajak kita untuk hidup dengan kesadaran bahwa mata Tuhan tertuju kepada mereka yang hidup dalam takut akan Dia, yang mengandalkan kasih setia-Nya, dan yang berharap kepada-Nya dalam segala hal. Kita diberkati sebagai umat Tuhan, dan hidup kita seharusnya mencerminkan ketergantungan penuh kepada-Nya. Karena itu, dengan mengandalkan kasih setia Tuhan, kita dapat menghadapi setiap tantangan hidup dengan keyakinan bahwa Tuhan selalu melindungi dan memelihara kita. (rsnh)

 

Selamat beribadah dan menikmati lawatan TUHAN

Komentar

Postingan Populer