Renungan hari ini: “BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN” (Habakuk 2:20)

 Renungan hari ini:

 

“BERDIAM DIRI DI HADAPAN TUHAN”


 

Habakuk 2:20 (TB2) "Tetapi, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus. Berdiam dirilah di hadapan-Nya, ya segenap bumi!"

 

Habakkuk 2:20 (NET) "But the Lord is in his majestic palace. The whole earth is speechless in his presence!”

 

Dalam kehidupan yang serba cepat ini, kita sering terjebak dalam rutinitas dan kepenatan dunia. Aktivitas harian, kecemasan, dan berbagai masalah dapat membuat kita lupa untuk berhenti sejenak dan menyadari kehadiran Tuhan. Namun, dalam Habakuk 2:20, kita diingatkan untuk berdiam diri di hadapan Tuhan, karena Dia ada di dalam bait-Nya yang kudus.

 

Bait Tuhan yang kudus adalah tempat yang mencerminkan kesucian, kedamaian, dan kemuliaan-Nya. Tuhan tidak terbatas oleh ruang dan waktu, tetapi kita dipanggil untuk menghadap-Nya dalam keterbatasan kita. Tuhan yang Maha Kudus hadir di tengah kehidupan kita, meskipun dunia ini penuh dengan ketidakpastian dan kebingungannya. Kita diingatkan bahwa meskipun keadaan di sekitar kita tidak selalu tenang, Tuhan tetap berdaulat dan hadir.

 

“Berdiam dirilah di hadapan-Nya” bukan hanya berarti berdiam secara fisik, tetapi juga secara batin. Ketika kita berdiam di hadapan Tuhan, kita memusatkan perhatian kita hanya pada-Nya. Kita mengosongkan diri dari gangguan dunia dan membuka hati untuk mendengarkan suara-Nya. Ini adalah panggilan untuk menjauh sejenak dari segala kesibukan dan memberikan ruang bagi Tuhan untuk bekerja dalam hidup kita.

 

Ayat ini juga menyerukan kepada "segenap bumi" untuk berdiam di hadapan Tuhan. Ini bukan hanya perintah untuk individu, tetapi bagi seluruh umat manusia. Sebagai umat Tuhan, kita diundang untuk menghormati dan menyembah Tuhan secara bersama-sama, dengan menyadari bahwa Dia adalah pusat dari segala sesuatu. Dalam kebersamaan kita, baik dalam persekutuan atau dalam doa pribadi, kita diundang untuk menghormati Tuhan yang kudus dengan hati yang penuh kerendahan hati.

 

Saat kita merenungkan ayat ini, kita diingatkan untuk mencari Tuhan dalam keheningan dan ketenangan hati. Di dunia yang penuh dengan hiruk-pikuk, kita mungkin sering lupa untuk menghadap Tuhan. Tetapi, ayat ini mengajarkan kita untuk berhenti sejenak dan berdiam diri, menantikan Tuhan yang ada di bait-Nya yang kudus. Ini adalah panggilan untuk memperbarui hubungan kita dengan Tuhan melalui kesunyian, doa, dan penyembahan yang tulus.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari nas ini, ada beberapa hal yang dapat kita renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari:

 

Pertama, pengakuan atas keberadaan Tuhan yang Kudus. Habakuk 2:20 mengingatkan kita bahwa Tuhan berada di dalam bait-Nya yang kudus. Ini adalah pengakuan akan kebesaran dan kesucian Tuhan yang tidak terhingga. Tuhan tidak terikat oleh waktu atau ruang, tetapi hadir dalam segala hal yang kudus. Ayat ini mengajak kita untuk menyadari bahwa Tuhan yang Maha Kudus, Yang Maha Tinggi, senantiasa hadir di tengah kehidupan kita, terutama dalam tempat yang kudus seperti gereja, tetapi juga dalam setiap aspek hidup kita.

 

Kedua, Tuhan mengundang kita untuk berdiam di hadapan-Nya. "Berdiam dirilah di hadapan-Nya" mengajak kita untuk berhenti sejenak dari segala kesibukan hidup dan berfokus hanya pada Tuhan. Berdiam di hadapan Tuhan bukan hanya berarti berhenti bergerak secara fisik, tetapi lebih kepada sebuah sikap hati yang hening, penuh perhatian, dan siap mendengarkan Tuhan. Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini, kita seringkali lupa untuk berdiam dan mencari Tuhan. Ayat ini mengingatkan kita untuk memberikan waktu bagi Tuhan, untuk mendekatkan diri kepada-Nya melalui doa, meditasi, atau refleksi.

 

Ketiga, seruan untuk seluruh umat manusia. Ayat ini juga menyerukan "ya segenap bumi" untuk berdiam di hadapan Tuhan. Artinya, ini bukan hanya panggilan bagi individu, tetapi juga bagi seluruh umat manusia. Tuhan menginginkan agar seluruh dunia, semua bangsa dan umat-Nya, menghormati-Nya dan berdiam di hadapan-Nya. Ini adalah panggilan global, mengajak semua orang untuk menghormati dan menyembah Tuhan, menyadari bahwa Dia adalah pusat dari segala hidup kita.

 

Keempat, mengingat kedaulatan Tuhan di tengah kehidupan. Habakuk 2:20 mengingatkan kita akan kedaulatan Tuhan, meskipun banyak hal dalam hidup kita mungkin tampak tidak teratur atau membingungkan. Saat kita berdiam di hadapan Tuhan, kita juga menyatakan keyakinan kita bahwa Tuhan adalah penguasa atas segala sesuatu. Ini mengajarkan kita untuk mempercayakan segala sesuatu kepada-Nya, karena Dia yang lebih besar dari segala masalah dan tantangan yang kita hadapi.

 

Ayat ini mengajak kita untuk tidak hanya berdiam secara fisik, tetapi lebih mendalam lagi—berdiam dalam arti hati yang terbuka dan siap untuk menerima petunjuk dan kehendak Tuhan. Karena itu, dengan berdiam di hadapan-Nya, kita membiarkan diri kita dipenuhi dengan kedamaian yang datang dari Tuhan, yang membantu kita melihat kehidupan dengan perspektif yang lebih baik. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer