Renungan hari ini: “SEORANG LAKI-LAKI YANG SEJAK LAHIRNYA TIDAK BISA BERJALAN” (Kisah Para Rasul 3:2, 8)
Renungan hari ini:
“SEORANG LAKI-LAKI YANG SEJAK LAHIRNYA TIDAK BISA BERJALAN”
Kisah Para Rasul 3:2, 8 (TB) "Di situ ada seorang laki-laki, yang lumpuh sejak lahirnya sehingga ia harus diusung. Tiap-tiap hari orang itu diletakkan dekat pintu gerbang Bait Allah, yang bernama Gerbang Indah, untuk meminta sedekah kepada orang yang masuk ke dalam Bait Allah. Ia melonjak berdiri lalu berjalan kian ke mari dan mengikuti mereka ke dalam Bait Allah, berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah"
Acts 3:2, 8 (NET) "And a man lame from birth was being carried up, who was placed at the temple gate called “the Beautiful Gate” every day so he could beg for money from those going into the temple courts. He jumped up, stood and began walking around, and he entered the temple courts with them, walking and leaping and praising God"
Nas hari ini mengisahkan tentang seorang laki-laki yang sejak lahirnya tidak bisa berjalan. Setiap hari, ia ditempatkan di dekat pintu Gerbang Indah Bait Allah untuk meminta sedekah dari orang-orang yang datang untuk beribadah. Namun, suatu hari, ia bertemu dengan Petrus dan Yohanes yang, melalui kuasa nama Yesus, menyembuhkan ia dari kecacatannya. Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan makna pemulihan sejati yang diberikan Tuhan dalam hidup kita.
Lumpuh sejak lahir menunjukkan keterbatasan yang mendalam dalam hidup orang tersebut. Ia tidak dapat melakukan banyak hal yang dianggap biasa oleh orang lain. Setiap hari ia hanya bisa bergantung pada belas kasih orang lain, yaitu dengan meminta sedekah. Ini menggambarkan keadaan manusia yang terikat oleh dosa dan keterbatasan duniawi—kita sering kali terjebak dalam keadaan yang membuat kita merasa tidak berdaya dan terbatas.
Gerbang Indah adalah tempat yang tepat di mana orang-orang datang untuk beribadah. Namun, di tempat yang penuh dengan harapan dan kesucian itu, orang yang lumpuh justru ditempatkan untuk meminta belas kasih, bukan untuk menerima pemulihan. Ini menggambarkan bagaimana dalam hidup, kita sering kali berada di tempat yang seharusnya penuh harapan dan berkat, tetapi kita merasa terhambat dan tidak mampu mengalaminya.
Petrus dan Yohanes tidak memberikan uang, tetapi memberi yang lebih berharga—kuasa dalam nama Yesus Kristus. Dengan iman, Petrus berkata kepada orang lumpuh itu, “Bangkit dan berjalanlah!” Keajaiban terjadi, dan orang itu berdiri, berjalan, dan memuji Tuhan. Pemulihan yang diberikan bukan hanya fisik, tetapi juga membawa transformasi dalam hidupnya—ia menjadi saksi hidup akan kuasa Yesus.
Reaksi orang yang disembuhkan adalah sukacita yang meluap-luap, yang menunjukkan bahwa pemulihan sejati membawa perubahan yang radikal dalam hidup seseorang. Ia tidak hanya sembuh, tetapi juga berjalan dan memuji Allah. Sukacita dan pujian adalah wujud respon terhadap kuasa Tuhan yang menyembuhkan dan memulihkan.
Orang yang lumpuh ini tidak hanya mengalami pemulihan fisik, tetapi juga pemulihan spiritual. Dengan bangkit dan berjalan menuju Bait Allah, ia sekarang menjadi bagian dari komunitas yang memuji Tuhan dan mengalami kebebasan sejati yang datang dari Tuhan.
Kisah penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah mengajarkan kita bahwa pemulihan sejati datang melalui kuasa nama Yesus. Tuhan tidak hanya memberi kita apa yang kita pikir kita butuhkan, tetapi memberikan lebih banyak daripada yang kita bayangkan—sebuah hidup yang dipulihkan secara total. Marilah kita datang kepada Tuhan dengan hati yang terbuka, mengakui keterbatasan kita, dan menerima pemulihan yang datang dari-Nya, serta meresponsnya dengan pujian dan sukacita.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Berikut beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas hari ini:
Pertama, kondisi kehidupan yang terbatas. Laki-laki yang lumpuh sejak lahir menggambarkan kehidupan yang sangat terbatas. Ia tidak dapat berbuat banyak untuk dirinya sendiri dan harus bergantung pada orang lain untuk bertahan hidup. Setiap hari ia hanya bisa meminta sedekah di Gerbang Indah, berharap ada orang yang memberinya uang.
Kedua, keberanian untuk menerima perubahan. Ketika ia disembuhkan, orang tersebut melonjak berdiri, berjalan, dan memuji Allah. Pemulihan yang ia alami bukan hanya fisik, tetapi juga membawa perubahan yang radikal dalam hidupnya. Ia bukan hanya sembuh, tetapi mengalami kebebasan baru untuk bergerak dan menikmati hidup secara penuh.
Ketiga, pemulihan yang memberikan sukacita dan pujian kepada Tuhan. Setelah penyembuhan, orang itu berjalan dan melompat-lompat serta memuji Allah. Pemulihan yang dia alami memancar dalam bentuk pujian dan sukacita yang meluap. Ia tidak hanya kembali berjalan secara fisik, tetapi juga menghormati Tuhan atas apa yang telah dilakukan-Nya dalam hidupnya.
Keempat, Tuhan menyediakan solusi lebih dari yang kita minta. Laki-laki itu datang ke Gerbang Indah untuk meminta sedekah. Namun, Tuhan memberikan lebih dari yang ia harapkan, yaitu penyembuhan total dan pemulihan hidup. Ini mengajarkan kita bahwa terkadang kita hanya meminta yang kecil, sementara Tuhan ingin memberikan yang lebih besar—penyembuhan total dan hidup yang diperbarui.
Kelima, mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah disembuhkan, orang itu mengikuti mereka ke dalam Bait Allah. Penyembuhan dan pemulihan yang ia terima mengarah pada hubungan yang lebih dekat dengan Tuhan. Tuhan menyembuhkan kita bukan hanya untuk membawa kita keluar dari masalah, tetapi untuk mendekatkan kita lebih lagi pada-Nya.
Kisah penyembuhan orang lumpuh di Gerbang Indah mengajarkan kita bahwa Tuhan ingin membawa kita keluar dari keterbatasan kita, memberikan pemulihan yang tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga rohani. Karena itu, ketika Tuhan memulihkan hidup kita, kita dipanggil untuk hidup dengan sukacita, memuji Allah, dan mengikuti-Nya lebih dekat. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN dan merayakan Idul Adha bagi yang merayakannya
Komentar
Posting Komentar