Renungan hari ini: “PENGHIMPUNAN PERSEMBAHAN” (1 Tawarikh 29:9)
Renungan hari ini:
“PENGHIMPUNAN PERSEMBAHAN”
1 Tawarikh 29:9 (TB2)""Bangsa itu bersukacita karena kerelaan mereka masing-masing, sebab dengan tulus hati mereka memberikan persembahan sukarela kepada TUHAN; juga raja Daud sangat bersukacita""
1 Chronicles 29:9 (NET)"'The people were delighted with their donations, for they contributed to the Lord with a willing attitude; King David was also very happy""
Nas hari ini merupakan bagian dari penghimpunan persembahan yang dilakukan oleh bangsa Israel untuk membangun Bait Suci yang akan digunakan untuk memuliakan Tuhan. Dalam konteks sejarahnya, raja Daud mempersiapkan segala sesuatu untuk pembangunan rumah Tuhan (Bait Suci), namun Tuhan berkenan agar Salomo, anak Daud, yang melaksanakan pembangunan tersebut. Sebagai persiapan untuk itu, Daud mengumpulkan persembahan dari rakyat Israel untuk mempersembahkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembangunan Bait Suci.
Ayat ini menunjukkan bahwa sukacita datang sebagai hasil dari kerelaan hati. Ketika bangsa Israel memberikan persembahan kepada Tuhan, mereka tidak melakukannya karena terpaksa atau karena beban, melainkan karena kerelaan hati mereka. Mereka memberikan persembahan bukan hanya karena permintaan atau perintah raja, tetapi karena mereka ingin memberikan yang terbaik untuk Tuhan.
Tidak hanya kerelaan, tetapi juga ketulusan hati yang mendasari persembahan mereka. Tuhan tidak hanya melihat jumlah atau nilai persembahan, tetapi yang paling penting adalah motivasi hati di balik pemberian tersebut. Persembahan yang diberikan dengan tulus hati menunjukkan hubungan yang erat dengan Tuhan, di mana seseorang memberikan yang terbaik kepada Tuhan dengan penuh penghormatan, bukan untuk memperoleh pujian atau imbalan.
Persembahan sukarela ini juga adalah ekspresi dari iman dan pengharapan mereka kepada Tuhan. Mereka memberi sebagai bentuk syukur atas segala berkat yang telah Tuhan berikan kepada mereka. Pemberian sukarela ini menunjukkan bahwa mereka mengakui Tuhan sebagai sumber segala berkat dan sebagai penguasa atas segala sesuatu yang mereka miliki.
Daud sangat bersukacita melihat bagaimana rakyatnya memberi dengan sukacita dan ketulusan. Sukacita Daud mencerminkan kebahagiaan seorang pemimpin yang melihat umat-Nya melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Ini juga menunjukkan bahwa sukacita dalam pelayanan dan pemberian kepada Tuhan menular, dan pemimpin yang tulus akan membawa sukacita kepada orang-orang di bawah kepemimpinannya.
Pemberian ini juga mengajarkan kita tentang menjadi pengelola yang setia. Tuhan memberikan berkat kepada kita, dan kita dipanggil untuk mengelola berkat tersebut dengan bijak untuk tujuan-Nya. Memberikan persembahan kepada Tuhan adalah pengakuan bahwa segala yang kita miliki berasal dari-Nya dan bahwa kita bertanggung jawab untuk menggunakannya untuk memuliakan Tuhan.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita renungkan dari ayat ini:
Pertama, kerelaan dalam memberi kepada Tuhan. Renungan pertama yang muncul dari ayat ini adalah pentingnya kerelaan dalam memberi. Kita seringkali memberi sesuatu kepada Tuhan, baik berupa waktu, tenaga, maupun harta, tetapi kadang kita memberi dengan perasaan terpaksa atau hanya karena kewajiban. Dalam ayat ini, kita diajarkan bahwa Tuhan menghargai kerelaan hati kita dalam memberi. Tidak hanya tindakan yang penting, tetapi juga sikap hati kita.
Kedua, ketulusan hati dalam persembahan. Ketulusan hati adalah kunci dalam persembahan yang diterima Tuhan. Memberi kepada Tuhan bukan hanya tentang jumlah atau jenis persembahan, tetapi lebih tentang motivasi di balik pemberian itu. Persembahan yang tulus tidak mengharapkan imbalan atau pengakuan, tetapi murni untuk memuliakan Tuhan. Dalam konteks ini, bangsa Israel memberikan persembahan mereka karena mereka menghargai Tuhan dan ingin menunjukkan rasa terima kasih atas segala berkat-Nya.
Ketiga, sukacita yang muncul dari pemberian yang tulus. Pemberian yang dilakukan dengan kerelaan dan ketulusan hati menghasilkan sukacita yang luar biasa. Baik bangsa Israel maupun Raja Daud merasa bersukacita karena mereka tahu bahwa mereka telah memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Ketika kita memberi dengan hati yang murni, kita mengalami sukacita yang datang dari dalam, karena kita tahu bahwa tindakan kita menyenangkan hati Tuhan.
Keempat, sikap hati dalam pelayanan dan persembahan. Pemberian mereka adalah contoh dari pelayanan yang berkenan kepada Tuhan. Pelayanan kepada Tuhan tidak hanya dilakukan dalam gereja atau saat kita melakukan aktivitas keagamaan, tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan kita. Sikap hati yang benar dalam pelayanan dan pemberian kita sangat penting, karena Tuhan lebih mengutamakan motif hati daripada sekadar tindakan luar.
Kelima, berbagi sukacita dengan orang lain. Sukacita dalam memberi tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh orang lain yang terlibat dalam proses tersebut. Dalam hal ini, raja Daud dan bangsa Israel berbagi sukacita bersama karena mereka semua terlibat dalam pemberian yang tulus kepada Tuhan. Sukacita karena memberi kepada Tuhan dapat menjadi berkat bagi orang lain juga, ketika kita berbagi kebaikan dan kemurahan hati kita dengan sesama.
1 Tawarikh 29:9 mengajarkan kita bahwa memberikan dengan kerelaan dan ketulusan hati adalah bagian penting dari pelayanan yang berkenan kepada Tuhan. Tuhan tidak hanya menginginkan persembahan material kita, tetapi lebih penting adalah sikap hati kita dalam memberi. Ketika kita memberi dengan hati yang tulus dan dengan sukacita, kita bukan hanya menyenangkan hati Tuhan, tetapi juga mengalami sukacita yang datang dari Tuhan. Karena itu, sukacita yang sejati lahir dari keinginan untuk memuliakan Tuhan, dan itulah yang seharusnya menjadi motivasi utama kita dalam hidup dan pelayanan. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Komentar
Posting Komentar