Renungan hari ini: "DIPILIH ALLAH UNTUK MENJADI SAKSI KEMULIAAN-NYA" (1 Korintus 1:28-29)
Renungan hari ini:
"DIPILIH ALLAH UNTUK MENJADI SAKSI KEMULIAAN-NYA"
1 Korintus 1:28-29 (TB2) "Apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah"
1 Corinthians 1:28-29 (NET) "God chose what is low and despised in the world, what is regarded as nothing, to set aside what is regarded as something, so that no one can boast in his presence"
Dalam nas hari ini, Paulus menyampaikan sebuah prinsip yang seringkali bertentangan dengan cara pandang dunia. Dunia cenderung mengutamakan yang tampak, yang kuat, yang terkenal, dan yang dianggap memiliki nilai atau kemampuan luar biasa. Namun, Allah justru memilih apa yang tidak terpandang, yang hina, dan yang tidak berarti di mata dunia, untuk menyatakan kemuliaan-Nya dan meniadakan kebanggaan manusia. Ini adalah gambaran bagaimana Allah bekerja secara paradoks — memilih yang lemah dan yang terabaikan untuk menjadi alat-Nya dalam membalikkan keadaan dunia yang penuh dengan kebanggaan dan kesombongan.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa cara Allah memilih dan menggunakan orang sering kali bertentangan dengan logika manusia. Dunia mungkin mengabaikan orang-orang yang dianggap lemah, miskin, atau tidak penting, tetapi Tuhan melihat potensi yang lebih besar. Allah memilih mereka yang rendah hati, yang tidak diutamakan oleh dunia, untuk melakukan pekerjaan besar bagi kerajaan-Nya.
Allah memilih orang-orang yang dianggap tak berarti untuk meniadakan segala kebanggaan manusia. Allah ingin menunjukkan bahwa segala sesuatu berasal dari-Nya, dan tidak ada yang bisa dibanggakan oleh manusia di hadapan-Nya. Ini adalah pengingat bahwa kita semua bergantung sepenuhnya pada kasih karunia Tuhan, dan bukan pada usaha atau kekuatan kita sendiri.
Allah memilih orang-orang yang dianggap hina dan tak berarti oleh dunia untuk menunjukkan bahwa semuanya adalah karena anugerah-Nya. Setiap pemberian dan kemampuan yang kita miliki adalah dari Tuhan. Dengan kata lain, apapun yang kita capai dalam hidup ini, kita seharusnya tidak menganggapnya sebagai prestasi kita semata, melainkan sebagai berkat dan anugerah dari Tuhan.
Dunia sering kali menilai orang berdasarkan status, kekuatan, dan kekayaan. Namun, Tuhan memilih kita bukan berdasarkan ukuran dunia ini, tetapi berdasarkan kesediaan hati kita untuk dipakai oleh-Nya. Sebagai orang yang dipilih oleh Tuhan, kita dipanggil untuk menghidupi hidup yang rendah hati, tanpa kesombongan, dan menjadi alat bagi Tuhan dalam dunia yang penuh kebanggaan dan kesombongan ini.
"Supaya jangan ada seorang manusia pun yang memegahkan diri di hadapan Allah." Tuhan ingin kita selalu mengandalkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita, bukan hanya dalam hal besar, tetapi juga dalam hal-hal kecil. Ketika kita bergantung pada kekuatan Tuhan, kita tidak akan merasa perlu untuk membanggakan diri kita, melainkan hanya untuk memuliakan nama-Nya.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Berikut adalah beberapa hal yang perlu kita renungkan dari ayat ini:
Pertama, keputusan Allah yang tidak terduga. Allah memilih untuk menggunakan orang-orang dan hal-hal yang mungkin dianggap tidak penting atau bahkan diremehkan oleh dunia. Pilihannya tidak didasarkan pada standar dunia, tetapi lebih pada tujuan dan rencana-Nya yang lebih besar. Ini mengajarkan kita bahwa dalam pandangan Allah, setiap orang memiliki nilai yang besar, tidak tergantung pada status, kekayaan, atau kemampuan fisik dan intelektual.
Kedua, Allah menentang kesombongan manusia. Salah satu tujuan Allah memilih yang hina dan tak berarti adalah untuk meniadakan kebanggaan manusia. Kita cenderung merasa lebih baik dari orang lain jika kita memiliki status sosial tinggi, kemampuan, atau pencapaian tertentu. Namun, melalui pilihan Allah yang sering kali melibatkan orang-orang yang lemah atau terpinggirkan, Dia mengingatkan kita bahwa semua yang kita miliki adalah karena kasih karunia-Nya, bukan karena usaha atau kemampuan kita sendiri.
Ketiga, Allah memilih untuk menunjukkan Kuasa-Nya. Dengan memilih apa yang dianggap lemah dan hina, Allah menunjukkan kuasa-Nya yang tidak terbatas. Ketika Dia memilih orang yang lemah atau tidak berarti, Dia membuktikan bahwa kekuatan-Nya tidak bergantung pada kekuatan manusia, dan kemenangan-Nya tidak ditentukan oleh kemampuan manusia. Ini adalah pengingat bahwa meskipun kita merasa tidak cukup atau tidak mampu, Tuhan dapat menggunakan kita untuk tujuan-Nya yang besar.
Keempat, kepercayaan dan penyerahan kepada Tuhan. Peringatan ini mengajak kita untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, mengakui bahwa semua yang kita miliki adalah dari-Nya. Ketika kita percaya kepada Tuhan dan mengandalkan-Nya, kita tidak akan merasa perlu membanggakan diri kita atau prestasi kita. Kerendahan hati menjadi kunci untuk hidup sesuai dengan panggilan Tuhan.
Kelima, menjadi alat Tuhan untuk kemuliaan-Nya. Ketika kita menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah dari Tuhan, kita dapat lebih mudah menyerahkan hidup kita untuk menjadi alat yang digunakan-Nya. Kita tidak perlu menjadi orang yang kuat, terkenal, atau berkuasa untuk dipakai Tuhan. Bahkan melalui kelemahan kita, Tuhan dapat bekerja dengan luar biasa untuk menyatakan kemuliaan-Nya.
1 Korintus 1:28-29 mengajarkan kita bahwa Allah memilih yang lemah, hina, dan tidak berarti menurut pandangan dunia untuk meniadakan kebanggaan manusia dan menunjukkan kuasa-Nya. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada yang dapat kita banggakan di hadapan Tuhan, karena segala sesuatu yang kita miliki berasal dari-Nya. Karena itu, sebagai umat yang telah dipilih oleh Tuhan, kita dipanggil untuk hidup dengan rendah hati, mengandalkan Tuhan sepenuhnya, dan menjadi alat-Nya untuk tujuan-Nya yang mulia. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Komentar
Posting Komentar