Renungan hari ini: “UNGKAPAN SYUKUR YANG TULUS” (Kolose 1:3)
Renungan hari ini:
“UNGKAPAN SYUKUR YANG TULUS”
Kolose 1:3 (TB2) "Kami senantiasa mengucap syukur kepada Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, setiap kali kami berdoa untuk kamu"
Colossians 1:3 (NET) "We always give thanks to God, the Father of our Lord Jesus Christ, when we pray for you"
Dalam surat Paulus kepada jemaat di Kolose, kita menemukan ungkapan syukur yang tulus. Paulus menyatakan bahwa setiap kali ia berdoa bagi jemaat Kolose, ia tidak lupa mengucap syukur kepada Allah. Ayat ini mengajarkan kita pentingnya sikap syukur dalam doa dan pelayanan.
Paulus menunjukkan bahwa syukur harus mendahului doa. Sebelum meminta sesuatu, ia terlebih dahulu mengingat dan bersyukur atas apa yang sudah Tuhan lakukan dalam hidup orang-orang percaya. Paulus menyebut Allah sebagai Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, menegaskan kedekatan dan kasih Allah kepada umat-Nya. Semua berkat dan jawaban doa berasal dari Dia yang Maha Kuasa dan penuh kasih.
Paulus berdoa bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi dengan penuh kasih untuk jemaat lain. Ini mengajarkan kita pentingnya berdoa untuk sesama sebagai bagian dari pelayanan dan kasih kita. Kolose 1:3 mengajarkan kita untuk menjadikan syukur bagian tak terpisahkan dari doa, mengenal Allah sebagai sumber segala berkat, dan menghidupi kasih melalui doa untuk sesama. Mari kita belajar berdoa dengan hati yang penuh syukur dan kasih.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Berikut beberapa hal yang perlu direnungkan dari nas ini:
Pertama, pentingnya sikap syukur dalam doa. Paulus menekankan bahwa setiap kali ia berdoa, ia selalu mengucap syukur kepada Allah. Ini mengingatkan kita bahwa dalam doa, syukur adalah sikap dasar yang harus kita miliki. Syukur membuat doa kita bukan hanya permintaan, tapi juga pengakuan atas kebaikan dan kasih Tuhan yang sudah dinikmati.
Kedua, Allah sebagai Bapa dan sumber segala berkat. Allah disebut sebagai Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, menegaskan kedekatan dan kasih Allah bagi umat-Nya. Semua berkat dan jawaban doa berasal dari-Nya.
Ketiga, doa untuk sesama sebagai bentuk kasih. Paulus berdoa secara khusus untuk jemaat lain, bukan hanya untuk dirinya sendiri. Ini mengajarkan kita untuk melibatkan orang lain dalam doa kita, sebagai wujud kepedulian dan kasih dalam komunitas iman.
Keempat, kesinambungan dan konsistensi dalam doa. Kata senantiasa menunjukkan bahwa Paulus memiliki kebiasaan dan konsistensi dalam berdoa dan bersyukur. Renungkan apakah kita juga memupuk kebiasaan doa yang konsisten dan bersyukur dalam hidup kita sehari-hari.
Kolose 1:3 mengajak kita untuk memulai dan mengisi setiap doa dengan sikap syukur yang tulus, mengingat Allah sebagai sumber segala berkat, dan mengembangkan doa sebagai wujud kasih untuk sesama. Karena itu, renungan ini menegaskan bahwa doa bukan hanya komunikasi pribadi, tetapi juga hubungan dan pelayanan kepada komunitas. (rsnh)
Selamat berakhir pekan dan besok kita beribadah kepada TUHAN
Komentar
Posting Komentar