Renungan hari ini: TUHAN ADALAH SUMBER HIDUP DAN KASIH SETIA (Ayub 10:12)

 Renungan hari ini:

 

TUHAN ADALAH SUMBER HIDUP DAN KASIH SETIA


 

Ayub 10:12 (TB2) "Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku"

 

Job 10:12 (NET) "You gave me life and favor, and your intervention watched over my spirit"

 

Di tengah penderitaan dan pergumulannya yang begitu berat, Ayub mengakui satu hal yang tidak berubah: Tuhan adalah sumber hidup dan kasih setia. Kalimat ini keluar bukan dari suasana penuh sukacita, melainkan dari hati yang sedang berduka dan bertanya-tanya. Namun, Ayub tidak kehilangan kesadaran bahwa setiap napas yang ia hirup adalah anugerah.

 

Ayat ini mengajarkan bahwa bahkan di saat tergelap sekalipun, kasih setia Tuhan tetap nyata. Tuhan bukan hanya memberikan hidup, tetapi juga menjaganya. Dalam kelemahan, Ayub merasakan tangan pemeliharaan Tuhan yang tidak pernah lepas.

 

Renungan ini menantang kita untuk melihat bahwa kehidupan dan perlindungan yang kita alami bukan karena kekuatan kita, tetapi karena kasih setia Allah. Saat segala sesuatu tampak tidak pasti, ingatlah bahwa nyawa kita tetap dalam penjagaan-Nya yang setia.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Ada beberapa hal yang perlu direnungkan:

 

Pertama, hidup merupakan Karunia, bukan hak. Ayub menyadari bahwa hidup yang ia jalani adalah karunia dari Allah, bukan sesuatu yang ia hasilkan sendiri. Dalam konteks penderitaannya, Ayub tidak menyalahkan Tuhan atas hidup yang berat, tapi tetap mengakui bahwa hidup itu sendiri adalah anugerah yang tak ternilai.

 

Kedua, kasih setia Tuhan tidak berubah walau keadaan berubah. Meskipun Ayub mengalami kehilangan, sakit, dan kesendirian, dia tetap menyebut bahwa Tuhan mengaruniakan kasih setia. Artinya, kasih Tuhan tidak tergantung pada situasi. Bahkan saat tidak mengerti jalan hidupnya, Ayub tetap mengakui kasih Tuhan.

 

Ketiga, pemeliharaan Tuhan itu nyata. Ayub berkata bahwa Tuhan menjaga nyawanya. Di balik penderitaan, nyawanya masih terjaga karena Tuhan masih memegang kendali. Ini menunjukkan Allah tidak pernah melepaskan umat-Nya, meski dalam pencobaan berat sekalipun.

 

Keempat, iman bukan hanya tentang rasa, tapi pilihan. Ayub sedang dalam krisis, tetapi dia memilih untuk tetap mengakui kebaikan Tuhan. Ini menunjukkan bahwa iman sejati tidak selalu dilandasi perasaan nyaman, tetapi komitmen untuk percaya walau tidak mengerti. Karena itu, nas ini mengajak kita untuk bersyukur atas kehidupan, percaya pada kasih setia Tuhan yang konstan, dan yakin bahwa pemeliharaan-Nya tidak pernah gagal — bahkan ketika kita merasa ditinggalkan. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer