Renungan hari ini: “HUKUM KASIH” (Ulangan 6:5)
Renungan hari ini:
“HUKUM KASIH”
Ulangan 6:5 (TB2) "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu"
Deuteronomy 6:5 (NET) "You must love the Lord your God with your whole mind, your whole being, and all your strength"
Nas hari ini adalah bagian dari Hukum Kasih yang sangat penting dalam kitab Ulangan dan juga dalam ajaran Yesus Kristus. Perintah ini adalah salah satu dari perintah yang pertama dan terbesar dalam agama Israel, yang diulang oleh Yesus dalam Matius 22:37-38 sebagai inti dari hukum Allah. Dalam ayat ini, Tuhan memanggil kita untuk mengasihi-Nya dengan seluruh keberadaan kita—hati, jiwa, dan kekuatan kita. Ini bukan hanya tentang kasih yang bersifat emosional atau intelektual, tetapi tentang sebuah komitmen total terhadap Tuhan. Mari kita merenungkan lebih dalam makna dari perintah ini dalam hidup kita.
Pertama, mengasihi Tuhan dengan segenap hati. Dalam bahasa Ibrani, kata "hati" (לֵב, lev) merujuk pada pusat perasaan, pikiran, dan kehendak kita. Jadi, mengasihi Tuhan dengan segenap hati berarti kita menyerahkan seluruh keinginan, perasaan, dan pikiran kita kepada-Nya. Ini mengajak kita untuk mengasihi Tuhan dengan ketulusan hati dan komitmen yang mendalam dalam segala aspek kehidupan kita.
Kedua, mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa. Kata "jiwa" (נֶפֶשׁ, nephesh) dalam bahasa Ibrani mencakup aspek kehidupan yang lebih mendalam dan spiritual—yaitu kehidupan, keberadaan, dan identitas kita. Mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa berarti menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada-Nya dan menjadikan-Nya sebagai pusat dari seluruh eksistensi kita.
Ketiga, mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan. Kekuatan (מְאֹד, me'od) dalam bahasa Ibrani berarti "dengan segala daya dan kemampuan". Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan berarti kita menggunakan segala kemampuan fisik, mental, dan material kita untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Ini melibatkan segala usaha dan sumber daya yang kita miliki untuk mencapai tujuan Tuhan dalam hidup kita.
Keempat, kasih kepada Tuhan sebagai panggilan hidup. Perintah dalam Ulangan 6:5 tidak hanya mengajak kita untuk mengasihi Tuhan, tetapi juga untuk mencintai-Nya dalam seluruh aspek hidup kita, dengan seluruh hati, jiwa, dan kekuatan. Ini adalah panggilan untuk hidup sepenuhnya bagi Tuhan. Kasih kepada Tuhan bukanlah sesuatu yang terpisah dari kehidupan kita, tetapi meresap ke dalam setiap bagian dari hidup kita.
Paskah mengingatkan kita bahwa kasih Tuhan kepada kita melalui kebangkitan Kristus adalah dasar dari segala kasih kita. Sebagai respons terhadap kasih-Nya yang besar, mari kita mengasihi Tuhan dengan seluruh keberadaan kita, menjadikan-Nya pusat hidup kita, dan menceritakan perbuatan-perbuatan-Nya yang besar kepada dunia.
Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Mari kita merenungkan tiga aspek penting dari perintah ini:
Pertama, kasihilah Tuhan dengan segenap hatimu. Hati kita seharusnya penuh dengan kasih kepada Tuhan yang mengarah pada ketaatan dan kesetiaan. Ini juga mengajak kita untuk mencintai Tuhan dengan ketulusan, bukan dengan setengah hati atau demi kepentingan pribadi. Apakah kita benar-benar mengasihi Tuhan dengan hati kita yang paling dalam? Terkadang kita bisa terjebak dalam rutinitas atau menjalani hubungan kita dengan Tuhan secara hanya di permukaan. Mengasihi Tuhan dengan hati berarti memberikan yang terbaik dari diri kita kepada-Nya, baik dalam motivasi, tujuan, dan tindakan kita.
Kedua, kasihilah Tuhan dengan segenap jiwamu. Mengasihi Tuhan dengan segenap jiwa berarti menyerahkan seluruh hidup kita untuk tujuan Tuhan. Ini menunjukkan komitmen yang lebih dalam, di mana kita tidak hanya mengasihi Tuhan dengan perasaan atau pikiran kita, tetapi juga dengan seluruh kehidupan kita, baik fisik maupun spiritual.
Ketiga, kasihilah Tuhan dengan segenap kekuatanmu. Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan berarti memanfaatkan segala yang kita miliki, baik itu kemampuan fisik, mental, material, maupun waktu, untuk melayani dan memuliakan Tuhan. Tuhan ingin agar kita menggunakan segala sumber daya yang kita miliki untuk tujuan-Nya, bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau duniawi. Karena itu, sebagai orang percaya, kita diajak untuk menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan, untuk mengasihi-Nya lebih dari apapun dan siap hidup untuk-Nya. Mari kita merenungkan bagaimana kita bisa lebih mengasihi Tuhan dalam setiap aspek hidup kita, mengingat betapa besar kasih Tuhan yang telah ditunjukkan kepada kita melalui Yesus Kristus. (rsnh)
Selamat berkarya untuk TUHAN
Komentar
Posting Komentar