Renungan hari ini: “BAHAYA KESOMBONGAN” (Ulangan 8:12-14)

 Renungan hari ini:

 

“BAHAYA KESOMBONGAN”


 

Ulangan 8:12-14 (TB2) "Jangan sampai, apabila engkau sudah makan dan kenyang, mendirikan rumah-rumah yang baik serta mendiaminya, dan apabila lembumu dan kambing dombamu bertambah banyak dan emas serta perakmu bertambah banyak, dan segala yang ada padamu bertambah banyak, engkau menjadi tinggi hati, sehingga engkau melupakan TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan"

 

Deuteronomy 8:12-14 (NET) "When you eat your fill, when you build and occupy good houses, when your cattle and flocks increase, when you have plenty of silver and gold, and when you have abundance of everything, be sure you do not feel self-important and forget the Lord your God who brought you from the land of Egypt, the place of slavery"

 

Kitab Ulangan 8:12-14 mengingatkan kita tentang bahaya kesombongan yang datang ketika kita mengalami kemakmuran dan kebahagiaan dalam hidup. Setelah perjalanan panjang di padang gurun dan kesulitan hidup di tanah Mesir, umat Israel akhirnya akan memasuki tanah yang dijanjikan, tempat yang berlimpah dengan berkat. Namun, Tuhan memperingatkan mereka agar tidak menjadi sombong dan melupakan Tuhan, yang selama ini telah menyertai mereka dan memberikan mereka pembebasan dari perbudakan.

 

Renungan ini mengajak kita untuk merenungkan diri kita sendiri: Apakah kita seringkali lupa kepada Tuhan ketika kita merasa puas dengan segala berkat yang telah diberikan-Nya? Marilah kita merenungkan makna dari ayat ini dan bagaimana kita dapat menghindari kesombongan serta terus mengingat dan bersyukur kepada Tuhan dalam segala situasi.

 

Pertama, kemakmuran bisa membuat kita lupa kepada Tuhan. Tuhan memperingatkan umat Israel bahwa kemakmuran yang mereka alami bisa menjerumuskan mereka ke dalam kesombongan dan lupa kepada Tuhan. Ketika mereka makan dan kenyang, memiliki rumah yang baik, dan kekayaan yang bertambah, ada bahaya besar bahwa mereka akan merasa mandiri, lupa bahwa semuanya adalah pemberian Tuhan.

 

Kedua, berkat Tuhan yang tidak boleh dilupakan. Tuhan dengan jelas mengingatkan umat Israel dalam ayat ini bahwa Dia adalah yang membawa mereka keluar dari tanah Mesir, dari rumah perbudakan. Kebebasan dan kemakmuran mereka tidak terlepas dari penyertaan Tuhan, yang sudah membebaskan mereka dari perbudakan dan menuntun mereka melalui perjalanan yang panjang dan sulit di padang gurun.

 

Ketiga, menjaga hati agar tidak menjadi tinggi hati. Tuhan memperingatkan agar kita tidak menjadi tinggi hati ketika kita mengalami kemakmuran. Kesombongan bisa datang begitu mudah ketika kita merasa bahwa semua yang kita capai adalah hasil dari usaha kita sendiri. Namun, kita harus mengingat bahwa segala kemampuan dan kesempatan untuk berhasil adalah pemberian Tuhan.

 

Keempat, mengingat Tuhan dalam setiap keadaan. Perjalanan hidup kita tidak selalu mulus; ada badai dan tantangan yang datang untuk menguji iman kita. Namun, berkat Tuhan tetap setia dalam setiap situasi. Bahkan dalam kesulitan, Tuhan selalu mengingatkan kita untuk tetap bergantung pada-Nya dan tidak terlena dengan keberhasilan yang sementara.

 

Ulangan 8:12-14 mengingatkan kita untuk tidak melupakan Tuhan ketika kita berada dalam kemakmuran. Tuhan adalah sumber dari semua yang kita miliki, dan kita harus menjaga hati kita tetap rendah hati dan berterima kasih kepada Tuhan atas setiap berkat yang diberikan-Nya. Jangan biarkan kesuksesan atau kemakmuran mengalihkan kita dari bergantung pada Tuhan. Sebaliknya, ingatlah Tuhan dalam setiap keadaan, baik ketika kita berada dalam kesulitan maupun kemakmuran, dan selalu berterima kasih atas kasih-Nya yang setia.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Mari kita merenungkan beberapa makna mendalam dari nas hari ini:

 

Pertama, jangan biarkan kemakmuran membuat kita lupa Tuhan. Tuhan mengingatkan umat Israel bahwa kemakmuran dan kesenangan yang mereka alami adalah pemberian Tuhan, bukan hasil dari usaha mereka sendiri. Kemakmuran bisa membuat kita terlena, sehingga kita bisa lupa untuk bersyukur kepada Tuhan, yang menjadi sumber dari semua berkat yang kita nikmati. Dalam ayat ini, Tuhan memperingatkan bahwa saat kita mulai mendapatkan banyak hal yang kita inginkan, kita cenderung menganggap bahwa semua itu adalah hasil usaha pribadi dan melupakan Tuhan sebagai pemberi segala sesuatu.

 

Kedua, kemakmuran yang berlebihan bisa menjadi batu sandungan. Tuhan menggambarkan kemakmuran yang akan dialami oleh bangsa Israel dengan berkat yang melimpah, termasuk kekayaan materi, kesejahteraan dalam hidup mereka, serta kemakmuran ternak dan hasil bumi. Tetapi di sini, Tuhan juga memberi peringatan bahwa kemakmuran yang berlebihan bisa membuat kita terlena. Banyak orang yang menjadi terikat pada harta dan benda, menganggapnya sebagai penentu kebahagiaan dan keberhasilan hidup.

 

Ketiga, tinggi hati dan melupakan Tuhan. Kesombongan atau tinggi hati adalah salah satu bahaya terbesar yang muncul dalam hidup kita ketika kita merasakan bahwa kita telah mencapai sesuatu. Ketika kita merasa berhasil dan memiliki kekuasaan atau kemakmuran, kita bisa menjadi terlena dan lupa untuk menyadari bahwa semua itu adalah pemberian Tuhan. Ini adalah kesalahan yang besar—menganggap bahwa semua yang kita miliki adalah hasil dari usaha kita sendiri, tanpa mengakui peran Tuhan dalam hidup kita.

 

Keempat, mengingat Tuhan yang nembebaskan kita. Tuhan mengingatkan umat Israel bahwa kemerdekaan dan keselamatan yang mereka nikmati tidak datang dari kekuatan mereka sendiri, tetapi melalui tangan Tuhan yang menyelamatkan mereka dari perbudakan di Mesir. Kebebasan mereka adalah hasil dari penyertaan Tuhan, bukan usaha manusia. Ini mengajak kita untuk mengingat Tuhan dalam segala kemakmuran yang kita nikmati dan tidak melupakan bahwa Tuhan yang telah membebaskan kita dan memberikan kita kemakmuran ini.

 

Ulangan 8:12-14 adalah peringatan bagi kita untuk tidak melupakan Tuhan dalam kemakmuran dan kesuksesan hidup. Kemakmuran yang kita nikmati adalah berkat dari Tuhan, dan kita harus selalu menghargai-Nya dengan bersyukurdan mengutamakan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan kita. Jangan sampai kesuksesan dan kekayaan duniawimembuat kita tinggi hati dan lupa akan Tuhan. Karena itu, marilah kita menghargai dan mengingat Tuhan dalam segala hal, serta berjalan dengan rendah hati, selalu menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah pemberian Tuhan, dan kita dipanggil untuk menggunakan berkat itu untuk memuliakan Tuhan. (rsnh)

 

Selamat memulai karya dalam Minggu ini untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer