Renungan hari ini: “YESUS MENGALAMI BANYAK PENDERITAAN” (Ibrani 5:7)

 Renungan hari ini:

 

“YESUS MENGALAMI BANYAK PENDERITAAN”


 

Ibrani 5:7 (TB2) "Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan"

 

Hebrews 5:7 (NET) "During his earthly life Christ offered both requests and supplications, with loud cries and tears, to the one who was able to save him from death and he was heard because of his devotion"

 

Nas hari ini menggambarkan bahwa dalam hidup-Nya sebagai manusia, Yesus mengalami banyak penderitaan. Ayat ini menggambarkan momen-momen penuh emosi yang Dia hadapi, di mana Dia mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan air mata kepada Bapa, yang sanggup menyelamatkan-Nya. Tentu saja, kita tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah yang sempurna, namun Dia memilih untuk merendahkan diri-Nya dan mengidentifikasi diri dengan kita, manusia yang lemah dan terbatas.

 

Yesus tahu betul bahwa hanya melalui penyerahan diri kepada Bapa, Dia dapat menghadapi segala penderitaan dan tantangan hidup ini. Momen tersebut mengingatkan kita bahwa berdoa dengan tulus, penuh emosi, dan dengan kesungguhan hati adalah bagian dari perjalanan iman yang sejati. Dalam kesedihan dan kesulitan hidup kita, sering kali kita merasa tertekan atau bahkan putus asa. Namun, seperti yang dicontohkan Yesus, kita diajarkan untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus, menyerahkan segala kekhawatiran dan penderitaan kita kepada-Nya.

 

Yang menarik dari ayat ini adalah bahwa "karena kesalehan-Nya, Ia telah didengarkan." Ini menunjukkan bahwa meskipun Yesus adalah Tuhan, Dia menunjukkan kesalehan-Nya dalam ketaatan dan ketergantungan kepada Bapa. Kesalehan yang dimaksud bukan sekadar hidup tanpa dosa, melainkan sebuah hati yang sepenuhnya tertuju kepada kehendak Tuhan, yang percaya bahwa Allah mendengar dan akan menjawab dengan cara yang terbaik.

 

Kita pun diajarkan bahwa doa yang penuh kesalehan—doa yang datang dari hati yang rendah hati dan penuh pengharapan kepada Tuhan—tidak akan pernah sia-sia. Tuhan mendengar doa kita, dan meskipun jawabannya mungkin tidak selalu sesuai dengan harapan kita, kita bisa yakin bahwa Tuhan tahu yang terbaik bagi kita.

 

Marilah kita meneladani Yesus, yang di tengah penderitaan-Nya tetap memohon dengan penuh iman, dan mempercayakan segalanya kepada Tuhan. Dalam setiap ratapan dan air mata kita, Tuhan dekat dan siap memberikan penghiburan serta pertolongan yang kita butuhkan.

 

Apa yang perlu direnungkan dari nas hari ini? Dari nas ini, ada beberapa hal yang perlu kita renungkan:

 

Pertama, kemanusiaan Yesus. Ayat ini menegaskan bahwa Yesus, meskipun adalah Anak Allah, menjalani hidup-Nya sebagai manusia dengan segala keterbatasan dan penderitaan yang kita alami. Ia merasakan kesedihan, kekhawatiran, dan ketakutan yang sama seperti kita. Ini mengingatkan kita bahwa Yesus dapat mengerti dan merasakan apa yang kita alami, sehingga kita dapat mendekatkan diri kepada-Nya dalam doa dan permohonan kita.

 

Kedua, kesungguhan dalam doa. Yesus tidak hanya berdoa dengan kata-kata biasa, tetapi dengan "ratap tangis dan air mata". Ini menunjukkan betapa dalam dan seriusnya doa-Nya. Kita diajarkan untuk datang kepada Tuhan dengan hati yang tulus, penuh perasaan, dan tidak sekadar doa yang formal atau terburu-buru. Doa kita seharusnya berasal dari kedalaman hati kita, khususnya di saat-saat penuh kesulitan.

 

Ketiga, penyerahan diri kepada Tuhan. Yesus mempersembahkan doa dan permohonan-Nya kepada Tuhan yang "sanggup menyelamatkan-Nya dari maut". Ini mengingatkan kita akan pentingnya penyerahan total kepada Tuhan. Meskipun Yesus tahu bahwa Tuhan dapat menyelamatkan-Nya, Dia tetap menunjukkan ketergantungan sepenuhnya kepada Bapa dalam doa-Nya. Ini mengajarkan kita untuk menyerahkan setiap kekhawatiran dan masalah kepada Tuhan dengan penuh percaya diri bahwa Dia mampu memberikan jawaban yang terbaik.

 

Keempat, kesalehan yang mendatangkan keberhasilan doa. "Karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan". Yesus bukan hanya berdoa dengan hati yang penuh, tetapi dengan hidup yang saleh dan taat kepada kehendak Tuhan. Doa yang didasari oleh kesalehan, yaitu hidup yang sejati di dalam Tuhan, membawa kita lebih dekat kepada Tuhan dan mendatangkan jawaban dari-Nya. Kesalehan bukan hanya soal kebaikan moral, tetapi juga tentang hidup yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan dalam segala hal.

 

Kelima, Tuhan mendengar doa kita. Meskipun Yesus harus menjalani penderitaan, Dia meyakini bahwa Tuhan mendengar doa-Nya. Ini mengingatkan kita bahwa Tuhan selalu mendengarkan doa kita. Terkadang jawabannya tidak selalu sesuai dengan yang kita harapkan, namun Tuhan mendengarkan dan akan memberikan apa yang terbaik bagi kita, sesuai dengan kehendak-Nya. Karena itu, renungan ini mengajak kita untuk mendekat kepada Tuhan dalam doa yang penuh dengan pengharapan, dengan kesungguhan hati, dan dengan penyerahan diri yang total. Sebagaimana Yesus mengajarkan kita, doa yang tulus dan hidup yang saleh adalah jalan yang membawa kita untuk mendengar suara Tuhan dan menerima pertolongan-Nya. (rsnh)

 

Selamat berkarya untuk TUHAN

Komentar

Postingan Populer